Ini Hal yang Bikin Pemerintah Yakin Ada Mafia Impor Alat Kesehatan di Indonesia

Mafia ini, mengalihkan perilaku negara untuk terus melakukan impor dan melupakan industri dalam negeri.

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Apr 2020, 11:42 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2020, 11:42 WIB
Investor China Bantu 40 Ton Alkes Atasi COVID-19 di Indonesia
Petugas memeriksa kerton berisi alat kesehatan bantuan investor China di Terminal Kargo 530 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (27/3/2020). Sebanyak 20 ton alat kesehatan telah tiba, sementara sisanya akan tiba besok. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan adanya mafia dalam arus perdagangan dan pengadaan alat kesehatan di tengah pandemi Corona.

Mafia ini, mengalihkan perilaku negara untuk terus melakukan impor dan melupakan industri dalam negeri. Namun, apakah Kementerian BUMN telah mengetahui siapa pelaku yang dimaksud?

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum memiliki data sejauh itu terkait pelaku dalam monopoli pasar alat kesehatan dan bahan bakunya.

"Nggak, belum sejauh itu. Tapi Pak Menteri sudah lihat dari perilaku saja, kenapa sampai lama betul, kok senangnya trading (berdagang, impor) saja, kenapa nggak mau produksi sendiri," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (19/4/2020).

Lebih lanjut, Arya juga menyoroti kapabilitas Indonesia yang harusnya bisa menyediakan bahan baku alat kesehatan dan obat-obatan. Meskipun ada beberapa komponen yang diimpor, namun presentasenya harusnya tidak sampai setinggi itu.

"Tapi, ini sampai 90 persen lebih lho, apa nggak menyedihkan? Kita sanggup produksi APD, obat sebesar itu artinya ada market di luar, tapi nggak ada usaha untuk bikin sendiri di dalam negeri," katanya.

Meski demikian, dirinya tidak menyebut Indonesia harus anti impor. Impor diperlukan namun tetap dalam porsi yang wajar. Di sisi lain, produksi dalam negeri juga tetap dilakukan, sehingga semua lini dikerjakan secara paralel untuk mempercepat penanggulangan Corona.

"Kita semua sudah koordinasi, Kemenperin, Kemendag, kan sudah lihat kalau ini masalahnya ada di bahan baku. Kita semua niatnya baik, supaya terjadi health security, kita ambil hikmah dari Corona, kita memang lemah di health security, mau nggak mau kita harus kerja keras," tutupnya.

Erick Thohir: Mafia Mendominasi Impor Alat Kesehatan, Kita Harus Lawan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti peluang pencaplokan importasi alat kesehatan yang saat ini sedang digencarkan demi memerangi virus Corona.

Dirinya menyatakan, mafia-mafia yang memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini harus ditindak tegas dan dilawan agar praktik kotor tidak menyulitkan negara apalagi di saat sulit seperti ini.

 
 

"Kalau kita nggak gotong royong, memangnya bangsa lain peduli? Jangan semuanya ujung-ujung duit terus, lalu kita kejebak short term policy, didominasi mafia (impor alkes), kita harus lawan itu. Pak Jokowi punya keberpihakan akan itu," kata Erick dalam siaran langsung di akun Instagramnya, @erickthohir, Kamis (16/4/2020).

Lebih lanjut, dirinya menyatakan 90 persen alat kesehatan dan bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri. Oleh karenanya, peluang mafia bergelayutan di importasi alat kesehatan ini besar.

"Mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, jangan kita ini selalu terjebak praktik kotor," ujarnya.

Tak lupa, Erick berharap, BUMN-BUMN yang sedang ditugaskan memproduksi ventilator agar berjuang sekuat tenaga. Nantinya, para penemu ventilator lokal juga akan diintegrasikan dengan industri pertahanan.

Adapun, BUMN yang ditugaskan memproduksi ventilator dalam negeri tersebut ialah PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad dan 15 tim lainnya.

Peran Aktif Kimia Farma untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi salah satu gerai Kimia Farma di Jakarta.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya