APEC: Pandemi Corona Membuat 23 Juta Orang di Asia Pasifik Jadi Pengangguran

Corona Covid-19 akan membuat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik turun menjadi hanya 2,7 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Apr 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 13:00 WIB
FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Petugas memeriksa alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) memperkirakan pandemi Corona Covid-19 akan membuat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik turun menjadi hanya 2,7 persen. Angka ini jauh di bawah realisasi pertumbuhan ekonomi di 2019 yang berada di angka 3,6 persen.

Dalam catatan APEC, angka pertumbuhan ekonomi ini merupakan penurunan terdalam yang tercatat sejak krisis keuangan global yang terjadi pada 2009.

Penurunan pertumbuhan ekonomi ini membuat kerugian di sektor industri mencapai USD 1,1 triliun. Selain itu, diperkirakan juga akan ada kurang lebih 23 juta orang akan menjadi pengangguran pada 2020.

Direktur Eksekutif Sekretariat APEC Rebecca Sta Maria menjelaskan, kawasan Asia Pasifik mendapat tantangan paling berat karena menjadi harus awal dan terburuk penyebaran pandemi Corona ini. "Tingkat keparahan krisis ini belum pernah terjadi sebelumnya," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).

APEC memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan kembali naik atau mengalami rebound pada 2021, dengan wilayah APEC diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,3 persen, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 5,8 persen.

"Namun seperti apa rebound tersebut tergantung pada efektivitas mekanisme penahanan anggota untuk menghindari gelombang pandemi Corona lebih lanjut akhir tahun ini," kata Direktur Unit Dukungan Kebijakan APEC Denis Hew.

 

Butuh Respons Cepat

Mengintip Penanganan Pasien Kritis Virus Corona
Petugas medis memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254 kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP)

Guncangan ekonomi global yang belum pernah terjadi sebelumnya ini membutuhkan respons regional yang tepat sasaran dan terkoordinasi terhadap pemulihan sosial ekonomi, termasuk dukungan yang lebih besar untuk sistem perawatan kesehatan dan peningkatan perlindungan sosial.

Dalam catatan APEC, wilayan Asia Pasifik memiliki rata-rata 4,1 tempat tidur di rumah sakit; 1,9 dokter; dan 3,9 perawat atau bidan per 1.000 orang. Angka-angka ini membaik jika dibandingkan dengan wabah SARS pada 2003.

Kapasitas sistem kesehatan saat ini tidak mencukupi mengingat tingkat infeksi yang secara signifikan lebih tinggi dan ketidakpastian durasi pandemi Corona ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya