BPS: Inflasi April 2020 Rendah karena Daya Beli Masyarakat Turun

BPS mencatat inflasi selama April 2020 sebesar 0,08 persen

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2020, 12:50 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 12:50 WIB
BPS Sebut Inflasi Januari-November 2019 Turun
Pedagang daging ayam melayani pembeli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/12/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang Januari-November 2019 sebesar 2,37 persen, lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama April 2020 sebesar 0,08 persen. Angka ini lebih rendah dari inflasi Maret sebesar 0,10 persen. Sementara, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,84 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,67 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto, menjelaskan ada beberapa faktor membuat inflasi pada Maret 2020 rendah. Pertama adalah terjaganya pasokan bahan pangan yang diatur oleh pemerintah.

"Pemerintah sudah siapkan sejak awal, sehingga kalau kita lihat harganya sangat stabil sehingga pasokan pangan terjadi," kata dia di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (4/5/2020).

Akan tetapi di sisi lain, juga terjadi penurunan permintaan barang dan jasa dari masyarakat. Hal itu terjadi akibat kebijakan pemerintah dalam Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang berpengaruh terhadap aktivitas sosial.

"Satu lagi perlu dicermati, karena turun inflasi inti, tunjukkan ada pelemahan dari daya beli rumah tangga," tandas dia.

 

Tak Seperti Biasanya

FOTO: Kenaikan Sejumlah Bahan Pokok Picu Laju Inflasi
Pembeli memilih telur saat berbelanja di sebuah pasar di Jakarta, Rabu (1/4/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Maret 2020 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, salah satunya karena adanya kenaikan harga sejumlah makanan, minuman, dan tembakau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Suhariyanto menyebut masih menyebarnya pandemi Corona menyebabkan permintaan barang dan jasa yang harusnya meningkat justru turun menjelang bulan puasa dan Idul Fitri.

"Biasanya kalau mau Ramadan itu selalu naik tapi kali ini turun karena memang situasi dan kondisi Covid-19 membuat pola konsumsi dan pergerakan berubah," katanya.

Sementara, kelompok yang memberikan andil inflasi antara lain makanan, minuman, tembakau yang terdiri dari bawang merah, rokok putih, rokok filter hingga gula pasir. Kemudian, harga emas juga menyumbang andil inflasi bulan ini.

Adapun dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya