Erick Thohir: BUMN Bakal Jadi Lokomotif Pembangunan Nasional

Menteri BUMN Erick Thohir meminta kepada pihak swasta untuk tidak mengakali BUMN sehingga membuat rugi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Mei 2020, 15:05 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2020, 15:05 WIB
Erick Thohir Rapat Perdana di DPR
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak seluruh BUMN untuk menjadikan pandemi Corona Covid-19 sebagai momentum kebangkitan BUMN sebagai lokomotif pembangunan nasional.

"Sekarang adalahnya saat yang tepat untuk kita mengevaluasi, memperbaiki, mereformasi serta bertransformasi," kata dia dikutip dari akun resmi instagram @erickthohir, Kamis (21/5/2020).

Ia pun menjelaskan, ke depannya BUMN akan tetap menjalankan proyek-proyek strategis. Namun dalam menjalankan proyek tersebut akan menggunakan paradigma baru yaitu dengan mengggandeng swasta baik yang berskala besar, medium atau kecil.

"Di situ nanti tidak ada lagi BUMN ikut tender. BUMN sama BUMN ikut tender di BUMN. Padahal barangnya dari swasta juga," kata Erick Thohir.

Namun, dia juga meminta kepada pihak swasta untuk tidak mengakali BUMN sehingga membuat rugi. Oleh karena itu, ia meminta kepada semua pihak agar transparan.

 


Erick Thohir Minta BUMN Berikan Proyek di Bawah Rp 14 Miliar ke UMKM

FOTO: Erick Thohir dan DPR Bahas Penyelamatan Perbankan Akibat COVID-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat tertutup tersebut membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melarang perusahaan BUMN mengikuti tender proyek di bawah Rp14 miliar. Proyek di bawah nilai tersebut lebih baik akan dikerjasamakan dengan Usaha Kecil Menengah Mikro (UMKM).

"Untuk yang kecil sudah kita mapping. Dari 30 BUMN mana saja yang capexnya itu harus diprioritaskan untuk umkm, yaitu tender Rp 2 sampai 14 miliar. Itu akan kita prioritaskan ke sana dengan proses transparan," ujar Erick melalui diskusi virtual, Jakarta, pada Rabu 20 Mei 2020.

"Itu tidak ada lagi BUMN ikut tender. BUMN sama BUMN ikut tender di BUMN, padahal barangnya dari swasta juga. Itu yang tak boleh mau lagi. Proyek dengan swasta banyak yang bisa kita sinergikan, apakah itu yang medium atau yang besarnya," sambungnya.

Untuk proyek yang besar, lanjut Erick, dilakukan dalam pembangunan Tanjung Benoa. Di mana, Tanjung Benoa dipersiapkan sebagai pelabuhan untuk menarik lebih banyak minat wisatawan.

"Kalau yang besarnya contoh, apa yang kita lakukan dalam pembangunan Benoa. Benoa itu akan jadi one stop pelabuhan untuk diprioritaskan ke tourism. Ada yang namanya cruise dan yacht. Bahkan kita akan sambungkan dengan airport. Kita lagi pikirin gimana nyambungnya," jelasnya.

Dia menambahkan, untuk pembangunan Tanjung Benoa pihaknya akan menggandeng swasta yang memiliki kapasitas mumpuni.

"Di situ kita undang swasta, siapa yang ahli cruise. BUMN bukan ahlinya cruise lah," tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya