Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan akan mendorong koperasi dalam sektor pangan maritim, karena saat ini baru 96 persen di sektor maritim usahanya masih dilevel Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kalau kita lihat pengalaman negara-negara yang koperasinya besar itu karena potensi untuk dikembangkannya besar, oleh karena itu kita ingin dorong koperasi masuk ke sektor pangan maritim, dimana sumber daya kita luar biasa dan saat ini 96 persen di sektor maritim usahanya masih level UMKM,” kata Teten dalam webinar Koperasi Nasional, Senin (13/7/2020).
Baca Juga
Kata Teten, saat ini di sisi produksi khususnya di sektor pangan baru ada 13.821 unit yang bergerak di sektor pangan, atau setara 11,23 persen total koperasi dengan kontribusi omzet 7,27 persen terhadap total omzet koperasi di Indonesia.
Advertisement
“Hal tersebut mengindikasikan bahwa kontribusi positif koperasi Indonesia bisa kita dorong dengan optimal, dalam beberapa tahun ke depan dengan pengembangan yang lebih fokus dan terarah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM sedang menyusun konsep arsitektur pengembangan koperasi Indonesia, untuk mewujudkan koperasi yang sehat, mandiri, modern, berdaya saing dan mendukung UMKM.
Dengan melalui empat pilar kebijakan yakni yang berfokus pada infrastruktur, profesionalisme tata kelola koperasi, pembiayaan, dan kapasitas usaha serta pengawasan dalam konteks pembinaan terhadap koperasi.
“Dalam arsitektur tersebut pengembangan koperasi kami arahkan agar sejalan pengembangan UMKM sehingga akses UMKM terhadap pasar, teknologi menjadi lebih luas, dan dampak ekonomi yang diberikan koperasi dan UMKM bisa memberikan multi efek yang lebih besar, baik untuk anggota dan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Biar Tetap Eksis, Koperasi Harus Gaet Anak Muda di Industri Kreatif
Eksistensi koperasi bisa terancam di masa depan. Hal itu terlihat dari proses regenerasi yang berjalan lambat. Ini diungkapkan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki.
Teten bilang, saat berkunjung ke lebih dari 100 unit koperasi untuk memantau kondisi, pengurus koperasi kebanyakan diisi orang-orang yang sudah berumur.
Kondisi yang sama juga terjadi di kampus-kampus di mana kepengurusan koperasi minim bahkan tidak ada keterlibatan mahasiswa di dalamnya.
"Setelah bertemu dengan 100 koperasi yang terbesar ternyata tidak ada anak mudanya, hanya yang tua-tua saja, saya kaget, ini jangan-jangan koperasi mengalami stagnasi regenerasi. Tapi itu memang sebenarnya betul terjadi dan perlu dicarikan visi baru agar koperasi lebih diterima anak muda," jelas dia dalam seminar daring, Minggu (12/7/2020).
Untuk bisa menggaet minat generasi muda, lanjut Teten, koperasi harus bisa merambah ke industri kreatif yang memang sedang digandrungi milenial. Seperti industri musik, animasi, makanan dan minuman kekinian seperti kopi hingga pariwisata.
"Jangan hanya nanti bisnis koperasi jadi tukang fotokopi atau bikin kaos atau bikin jaket almamater, bisnis lainnya juga penting, karena milenial ini kan tertarik dengan ekonomi kreatif," ujarnya.
Selain itu, karena saat ini merupakan era digital, sudah semestinya koperasi menerapkan ekosistem digital untuk pengelolaan yang lebih akuntabel, transparan dan minim human-error.
"Penting juga tentang digitalisasi koperasi, bukan saja untuk memudahkan akses pasar digital tapi juga membangun business process yang efisien dan akuntabel. Digitalisasi kelembagaan koperasi juga akan memudahkan pelayanan ke anggota," tutup dia.
Advertisement