Miliarder Twitter Danai Program yang Digadang Selamatkan Jutaan Orang dari Kemiskinan

Selain Jack Dorsey, ada pula miliarder lain yang bereksperimen dalam program penjaminan pendapatan warga.

oleh Athika Rahma diperbarui 17 Jul 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2020, 21:00 WIB
Jack Dorsey, CEO Twitter (AP/Richard Drew)
Jack Dorsey, CEO Twitter (AP/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta Miliarder pemilik Twitter, Jack Dorsey bakal mendanai program Universal Basic Income (UBI). Program ini dibentuk untuk menjamin pendapatan standar warga Amerika Serikat.

Skema pendapatan standar itu diterapkan agar tidak ada warga Amerika yang dibayar dibawah upah yang seharusnya.

Program ini merupakan pilot project Dorsey, yang digadang bisa menyelamatkan jutaan orang dari kemiskinan dan meningkatkan pemulihan ekonomi akibat Corona.

Melansir laman Business Insider, Jumat (17/7/2020), pria berharta USD 7,5 miliar atau Rp 108,6 triliun (asumsi kurs Rp 14,481) ini bakal mendanai UBI senilai USD 3 juta atau Rp 43,4 miliar.

Sebelumnya, Dorsey juga menyalurkan bantuan untuk penanganan Corona sebanyak USD 1 juta atau Rp 14,48 miliar.

Adapun, keterlibatan miliarder ini merupakan bagian dari inisiasi "Mayors for a Guaranteed Income", yang merupakan jaringan seluruh walikota di Amerika Serikat untuk menjamin penduduknya mendapat penghasilan standar sesuai yang ditetapkan.

Karena program ini merupakan pilot project dan masih dikembangkan, maka tidak terdapat informasi detail mengenai siapa saja yang akan mendapatkan jaminan pendapatan ini dan berapa besaran nilainya.

Yang jelas, program ini dinilai akan menjadi suplemen tambahan untuk mendorong stimulus yang sudah diberikan pemerintah di masa pandemi.

Selain Dorsey, ada pula miliarder lain yang bereksperimen dalam program penjaminan pendapatan, yaitu Andrew Yang, pebisnis sekaligus mantan kandidat calon presiden Amerika Serikat.

Andrew menyatakan pada Mei lalu kalau dirinya akan menyalurkan USD 500 atau Rp 7,2 juta untuk 20 warga New York tiap bulan selama 5 tahun melalui proyek tersebut.

Hal ini dilakukan melalui program penjaminan pendapatannya yaitu Freedom Deviden yang akan memberi warga Amerika USD 1.000 atau Rp 14,48 juta tiap bulannya, yang mana waktu itu, program ini dijadikan program unggulan saat kampanye.

Saksikan video di bawah ini:

Miliarder Elon Musk Kini Lebih Kaya dari Warren Buffett, Berharta Rp 994 T

Elon Musk
Elon Musk (AFP)

Miliarder pendiri Tesla Inc, Elon Musk, kini memiliki nilai kekayaan yang lebih tinggi daripada rekan sejawatnya, miliarder Berkshire Hathaway Warren Buffett.

Harta Musk bertambah USD 6,1 miliar atau (Rp 86,01 triliun) per Jumat (10/7/2020), setelah sahamnya naik 11 persen, demikian menurut data Bloomberg Billionaire Index.

Sekarang, Musk menempati posisi miliarder terkaya ke-7, menyalip Larry Ellison, miliarder Oracle dan Sergey Brin, pendiri Google. Dengan total kekayaan USD 70,5 miliar (Rp 994 triliun).

Pria berusia 49 tahun ini menguasai 5 saham terbaik Tesla. Mayoritas, kepemilikannya ada di akun SpaceX yang mencapai USD 15 miliar.

Adapun secara keseluruhan, saham miliarder yang sempat kontroversial karena nama unik bayinya ini meningkat 269 persen tahun 2020. Dia pun bergaji USD 595 juta dan menjadi CEO dengan gaji tertinggi se-Amerika Serikat.

Musk bukan satu-satunya miliarder yang jadi lebih kaya dari Buffett beberapa waktu ke belakang. Ada Steve Ballmer, mantan CEO Microsoft, serta pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin. Miliarder India Mukesh Ambani juga melampaui kekayaan Buffett.

Kekayaan Buffett turun sebab dia mendonasikan hartanya sebesar USD 2,9 miliar kepada yang membutuhkan.

Miliarder berusia 89 tahun ini tercatat sudah menghabiskan USD 37 miliar untuk kepentingan filantropi sejak 2006 lalu. Saham Berskhire Hathaway juga sempat menurun beberapa waktu belakangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya