Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 ternyata membuat beberapa orang jadi tambah kaya, utamanya bagi mereka yang berbisnis di dunia farmasi. Seperti miliarder wanita pemilik perusahaan farmasi asal China yang kekayaannya meningkat.
Zhong Huijuan memantapkan posisi sebagai miliarder perusahaan farmasi peringkat pertama paling kaya di China. Mengutip laman Forbes, Minggu (9/8/2020), berdasarkan data Forbes China, kekayaan Zhong mencapai USD 19,8 miliar atau Rp 291,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.712) per Juli 2020.
Baca Juga
Perusahaan yang dipimpin Zhong, Hansoh Pharmaceutical Group, merupakan perusahaan suplier perawatan pasien diabetes dan kanker asal Hong Kong. Berkat perusahaannya, kekayaan Zhong naik dari yang sebelumnya USD 14,6 miliar per 18 Maret 2020.
Advertisement
Stok obat, peralatan medis, dan perangkat medis China juga dilaporkan mengalami penurunan tahun ini, karena pandemi Covid-19 meningkatkan penjualan dan meningkatkan permintaan global pada Hansoh.
Di bawah Zhong, terdapat 9 miliarder perusahaan farmasi lainnya dengan kekayaan di atas USD 9 miliar. Ini daftar lengkapnya:
1. Zhong Huijuan
2. Li Xiting, USD 17,5 miliar.
Dia merupakan ketua dan salah satu pendiri Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics yang saat ini menjadi warga negara Singapura
3. Sun Piaoyang, USD 16,8 miliar, ketua Jiangsu Hengrui Medicine yang juga suami Zhong Huijuan
4. Xu Hang, USD 16,3 miliar, salah satu pendiri dan direktur di Mindray
5. Jiang Rensheng, USD 16 miliar, ketua Chongqing Zhifei Biological Products
6. Zhong Shanshan, USD 12,1 miliar, pemegang saham pengendali Beijing Wantai Biological Pharmacy
7. Chen Bang, USD 11,5 miliar, ketua Aier Eye Hospital
8. Tse Ping, USD 10,9 miliar, CEO Sino Biopharmacies
9. Cen Junda, USD 10,7 miliar, yang memegang saham di Hansoh
10. Li Ge, USD 9 miliar, ketua WuXi Apptec
Saksikan video di bawah ini:
Bill Gates Siapkan 100 Juta Vaksin Covid-19 Murah untuk Negara Miskin
Seiring dengan kasus Covid-19 yang terus meningkat di negara berkembang, Bill & Melinda Gates Foundation telah mendonasikan USD 150 juta kepada produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India.
Bill Gates meminta agar produsen vaksin tersebut menyediakan hingga 100 juta dosis vaksin Covid-19 kepada negara-negara miskin dengan harga kurang dari USD 3 per dosis.
“Uang tersebut memungkinkan Serum Institute of India untuk mulai memproduksi vaksin dengan mitranya, yakni perusahaan biofarmasi AstraZeneca dan Novavax. Sehingga mereka akan tersedia jika disetujui,” kata lembaga itu dilansir dari laman Forbes, Sabtu (8/8/2020).
Selain itu, yayasan tersebut juga memberikan USD 150 juta kepada Gavi, Vaccine Alliance, sebuah organisasi yang menegosiasikan dan mendanai vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Gavi adalah co-lead COVAX, sebuah inisiatif dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi yang bertujuan untuk memberikan 2 miliar dosis vaksin Covid-19 yang disetujui pada akhir 2021.
Sebelumnya, Bill Gates dan yayasannya telah menjadi subjek beberapa teori konspirasi terkait virus corona. Termasuk tudingan bahwa mereka berniat menggunakan vaksin untuk menanamkan alat pelacak pada miliaran orang. Namun hal ini telah disangkal oleh Gates.
Sebagai informasi, Covid-19 telah menyebar dengan cepat di negara berkembang dan berpenghasilan menengah. Termasuk Brasil, India, Afrika Selatan, Meksiko, Peru, Chili, dan Kolombia.
Advertisement