Khawatirkan Nasib Anak Cucu Kelak, Ini yang Mesti Dilakukan Menurut Gus Baha

Ceramah Gus Baha ini menjadi pengingat penting bahwa kekhawatiran terhadap masa depan anak cucu seharusnya tidak menjadi beban yang berlebihan

oleh Liputan6.com Diperbarui 28 Jan 2025, 01:30 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 01:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran mengenai masa depan anak cucu kerap menyelimuti hati manusia. Dalam sebuah ceramahnya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha, membahas bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi hal ini dengan bijak.

Menurut Gus Baha, kekhawatiran seperti itu wajar sebagai manusia. Namun, ia mengingatkan bahwa segala sesuatu, termasuk rezeki, sepenuhnya berada dalam kuasa Allah.

"Kadang kita khawatir, anakku nasibe piye, putuku nasibe piye, tapi aku angger eling, saya ada ya karena Allah dan saya punya rezeki karena Allah," ujar Gus Baha dalam sebuah video yang dikutip dari kanal YouTube @takmiralmukmin.

Ceramah ini menggugah kesadaran tentang pentingnya tawakal kepada Allah dalam segala hal, termasuk masa depan keluarga. Gus Baha menjelaskan bahwa manusia sering merasa menjadi pelaku utama dalam sejarah kehidupan. Padahal, yang menentukan segalanya adalah Allah.

"Orang lain di sana banyak yang kaya, padahal bukan anak kita. Berarti yang menciptakan kaya itu bukan kita," tambahnya.

Gus Baha mengajak umat untuk merenungkan fakta bahwa banyak orang sukses tanpa warisan dari orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa rezeki bukan sesuatu yang sepenuhnya bergantung pada manusia.

"Kita sering berpikir, anakku tak tinggali warisan piye? Padahal banyak orang yang gak punya warisan, tapi tetap bisa kaya," ujar Gus Baha dengan logika sederhana namun penuh makna.

Ia menegaskan bahwa manusia tidak memiliki kekuasaan apa-apa di hadapan aturan Allah. "Kita ini gak siapa-siapa di depan aturan Allah. Ketika rahmat Allah tidak terbatas, ya sudah, anak putuku tetap pengerane Allah," tegasnya.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Ada Rasa Takut Berlebihan

mimpi mendapat uang banyak
mimpi mendapat uang banyak ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Dalam penjelasannya, Gus Baha juga menyoroti sifat Allah sebagai Al-Kahfi, zat yang mencukupi, dan Ar-Raziq, zat yang memberi rezeki. Sifat ini menjadi jaminan bahwa setiap makhluk akan mendapatkan apa yang dibutuhkan.

Gus Baha mengingatkan bahwa rasa takut yang berlebihan terhadap masa depan keluarga sering kali berasal dari kurangnya keyakinan terhadap sifat Allah yang Maha Pemurah. "Kalau Allah itu Maha Pemberi, kenapa kita masih ragu?" tanyanya retoris.

Ia juga menambahkan bahwa tugas manusia adalah menjalankan peran sesuai dengan kemampuannya, sementara hasil akhirnya sepenuhnya menjadi hak Allah. "Anak cucu kita ya tetap dalam urusan Allah. Kita hanya berusaha mendidik dan membimbing mereka," jelasnya.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha mengajak para orang tua untuk lebih fokus pada pendidikan akhlak dan iman anak-anak daripada harta benda. Menurutnya, warisan terbaik yang bisa diberikan adalah ilmu dan keimanan.

Gus Baha mencontohkan bagaimana para nabi mendidik anak-anak mereka dengan menanamkan keyakinan kepada Allah. "Nabi-nabi tidak meninggalkan harta, tapi mereka meninggalkan keimanan yang luar biasa pada anak-anaknya," ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa sering kali manusia terlalu sibuk memikirkan urusan dunia hingga melupakan bahwa Allah sudah mengatur rezeki setiap makhluk-Nya. "Kenapa kita menjadi seperti pelaku utama? Padahal semua sudah diatur oleh Allah," katanya.

Dalam konteks ini, Gus Baha menekankan pentingnya menyerahkan segala kekhawatiran kepada Allah. Ia mengajak umat Islam untuk terus mengingat sifat Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

Sumber Ketenangan

Ilustrasi harta karun Nabi Sulaiman
Ilustrasi harta karun. (ancient-origins.net)... Selengkapnya

Menurutnya, keyakinan terhadap sifat Allah ini dapat menjadi sumber ketenangan bagi orang tua. Dengan begitu, mereka tidak akan merasa terbebani dengan pikiran tentang masa depan anak cucu mereka.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa setiap generasi memiliki rezekinya sendiri. "Cicit-cicitku pengerane Allah, selama pengerane Allah ada, gak perlu khawatir," tegasnya.

Ceramah ini memberikan sudut pandang baru tentang bagaimana umat Islam seharusnya memandang rezeki. Gus Baha mengingatkan bahwa rezeki bukan sekadar soal uang, tetapi juga kesehatan, ketenangan hati, dan keberkahan hidup.

Pesan ini sangat relevan dalam kehidupan modern, di mana banyak orang terjebak dalam kecemasan tentang masa depan. Gus Baha mengajak umat Islam untuk kembali kepada prinsip tawakal yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dengan ceramah ini, Gus Baha berhasil membuka perspektif baru yang lebih menenangkan hati. Ia mengingatkan bahwa tugas manusia adalah berusaha sebaik mungkin, sementara hasil akhirnya adalah hak prerogatif Allah.

Melalui penjelasan yang sederhana namun mendalam, Gus Baha memberikan pemahaman bahwa rahmat Allah tidak terbatas. Dengan keyakinan ini, umat Islam dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan penuh syukur.

Ceramah Gus Baha ini menjadi pengingat penting bahwa kekhawatiran terhadap masa depan anak cucu seharusnya tidak menjadi beban yang berlebihan. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi motivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Pesan ini mengajarkan bahwa keyakinan kepada Allah adalah fondasi utama dalam membangun masa depan yang lebih baik, baik untuk diri sendiri maupun generasi mendatang.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya