Liputan6.com, Cilacap - Sebagai pendakwah tanah air yang fenomenal, Ustadz Adi Hidayat atau lebih akrab dengan panggilan UAH ini kerap menjadi sorotan publik.
Tak hanya tausiyah-tausiyahnya yang begitu lugas dan jelas dalam menyampaikan materi-materi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadis, namun juga terkait harta yang dimilikinya.
Advertisement
Ada seseorang yang mengatakan bahwa UAH ini merupakan sosok mubaligh yang memiliki banyak harta benda alias kaya.
Advertisement
Menanggapi hal itu, UAH menjawab tegas tuduhan keliru itu. Beliau mengatakan bahwa dirinya tidak kaya, melainkan sangat kaya.
Baca Juga
“Orang bilang Ustadz Adi kaya, itu salah. Salah dia, saya itu sangat kaya!” tegas UAH sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @YouTubelirikislam, Minggu (19/01/2025).
Simak Video Pilihan Ini:
Kekayaan yang Patut Disyukuri
UAH mengatakan demikian sebab rasa syukur yang tinggi kepada Allah SWT. UAH tidak terima hanya dibilang kaya, namun justru sangat kaya.
UAH kemudian membeberkan beberapa hal yang membuat dirinya merasa sangat kaya, di antaranya ialah kecintaan para jemaahnya yang rela menunggu kehadirannya sejak siang hari sampai malam hari.
“Saya pulang dari Tasik itu sering merenung, kadang menangis. Anda bayangkan datang kita malam-malam ba’da Isya ternyata masyarakat kurang lebih 30.000 an sudah menunggu,” kenangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @YouTubelirikislam, Minggu (19/01/2025).
Tak hanya itu, beliau juga mengisahkan anugerah Allah SWT yang tak bisa disetarakan dengan kekayaan dunia yakni saat doa yang beliau panjatkan dikabulkan oleh Allah SWT.
Advertisement
Doanya Berulang Kali Dikabulkan
Ketika itu saat hujan turun, beliau iba melihat kondisi para jemaah, sehingga bersama-sama para jemaah beliau memohon agar hujan reda untuk sementara waktu. Selang beberapa saat akhirnya hujan pun berhenti.
Demikian halnya saat dirinya keceplosan berucap jika hujan turun lagi, maka beliau bersedia turun menikmati suasana hujan bersama para jemaah.
Tak disangka, permintaannya itu pula seketika dikabulkan Allah SWT, yakni hujan kembali turun. Ingat dengan kata-katanya itu, akhirnya UAH pun turun membaur dengan para jemaah di bawah guyuran hujan.
Setelah itu, beliau kemudian berdoa lagi supaya hujannya reda. Seketika itu pula doanya dikabulkan dan akhirnya hujan berhenti.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul