KKP Rayu Pemodal AS dan Australia Tanam Modal di Sektor Perikanan

Budidaya, dan pengolahan sektor kelautan dan perikanan adalah bidang usaha dengan kontribusi tertinggi dalam realisasi investasi

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Agu 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 10:00 WIB
Pasar Ikan Modern Muara Baru Mulai Ditempati Pedagang
Pedagang menyortir ikan di Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Jakarta, Kamis (21/2). PIM Muara Baru memiliki berbagai fasilitas. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menggandeng Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di bawah koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam rangka mempromosikan investasi sektor kelautan dan perikanan.

IIPC sebagai kantor unit promosi Indonesia akan membantu memfasilitasi kerja sama antara mitra investor dengan berbagai Provinsi dan Kabupaten dan Kota di Indonesia, dan menjadi ujung tombak dalam meningkatkan masuknya investasi ke Indonesia.

Dari kerja sama ini, KKP baru menggandeng 2 dari 8 IIPC yang ada, yakni New York dan Sydney. Sementara 6 IIPC lainnya adalah London, Abu Dhabi, Singapura, Taipei, Tokyo, dan Seoul.

"Apabila menilik kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan, sampai dengan kuartal I 2020, realisasi investasi sektor kelautan dan perikanan yang bersumber pada PMA dan PMDN mencapai Rp1,16 triliun atau tumbuh 473,3 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019," ujar Dirjen PDSPKP, Nilanto Perbowo dalam keterangannya, Kamis (13/8/2020).

Menurut Nilanto, budidaya, dan pengolahan sektor kelautan dan perikanan adalah bidang usaha dengan kontribusi tertinggi dalam realisasi investasi, dengan proporsi masing masing 43,33 persen dan 30,73 persen, diisusul perdagangan dan penangkapan dengan proporsi 23,13 persen dan 2,81 persen.

"Realisasi investasi sektor kelautan dan perikanan yang berasal dari Amerika dan Australia, sampai dengan triwulan I-2020 mencapai Rp 810,5 Juta (tumbuh 100 persen y-on-y) dan Rp 43,47 Miliar (tumbuh 28,18 perswn y-on-y)," terang Nilanto.

Saat ini, investor dari Amerika melakukan investasi di bidang usaha budidaya pembenihan ikan laut di Kota Batam, Kepulauan Riau. Sedangkan investor dari Australia melakukan realisasi investasi di bidang usaha budidaya, yakni untuk komoditas kerapu dan kakap putih (barramundi) di Kabupaten Buleleng, Bali dan komoditas mutiara di Kabupaten Manggarai Barat, Alor dan Lembata, Nusa Tenggara Timur.

 

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Investor Terbesar

Pasar Ikan Modern Muara Baru Mulai Ditempati Pedagang
Aktivitas pedagang di Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Jakarta, Kamis (21/2). PIM Muara Baru memiliki luas 9.856 meter persegi. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Direktur IIPC New York, Muchammad Iqbal menyampaikan bahwa Amerika Serikat merupakan investor terbesar di benua Amerika untuk bidang kelautan dan perikanan dengan besaran investasi 93 persen. Kemudian disusul Kanada, Chili, Brazil, Barbados, Peru dan Argentina.

Rincian tujuan investasi negara adidaya itu, diantaranya sebanyak 39 persen investasi ke Asia Pasifik, di mana terdapat 2 proyek investasi di Indonesia dengan total investasi senilai USD 48 juta (periode 2003-2020 Semester 1). Selama ini subsektor yang diminati adalah usaha budidaya, pengolahan dan gudang beku (cold storage).

"Investor Amerika membutuhkan proyek investasi yang jelas dan clear. Mereka sangat percaya dengan konsultan dan brokernya. Ini adalah ciri khas investor Amerika. Hal ini bisa menjadi peluang kerja sama yang menguntungkan," tandas Iqbal.

 

Risiko Pasar

Pasar Ikan Modern Muara Baru Mulai Ditempati Pedagang
Pedagang menimbang ikan di Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Jakarta, Kamis (21/2). PIM Muara Baru memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah, cold storage, lokasi bongkar muat hingga food court. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Berbeda dengan investor dari Australia. Menurut Direktur IIPC Sydney, Henry Rombe, karakter orang Australia cenderung menghindari risiko besar.

"Investor Australia membutuhkan feasibility study sebagai acuan mereka menilai kelayakan investasi. Mereka pastikan proyek yang diambil seperti apa. Pemda harus memberikan keseriusan sebagai back up atau jaminan, ini yang dibutuhkan investor Australia," ujar Henry Rombe.

Nilanto mengakui kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan triwulan II 2020 akan mengalami kontraksi, namun berharap tidak terlalu dalam sebagai dampak pandemi Covid-19.

"Sehingga secara nasional pemerintah telah berupaya untuk memberikan kemudahan bagi para calon investor, baik dalam maupun luar negeri. Penyederhanaan perizinan melalui OSS, pemberian kemudahan perpajakan yang diperluas (tax allowance), bebas bea masuk untuk peralatan pengolahan," pungkas Nilanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya