Kementan Ajak Petani Kuningan Hadapi Kekeringan dengan Asuransi

Kementerian Pertanian mengajak para petani untuk menghadapi kondisi ini dengan menggunakan asuransi agar petani terhindar dari kerugian.

oleh Gilar Ramdhani pada 17 Agu 2020, 21:40 WIB
Diperbarui 17 Agu 2020, 21:39 WIB
Kementan
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy meresmikan Warehouse UPJA Tani Karya Mandiri.

Liputan6.com, Kuningan Musim kemarau yang melanda sebagian wilayah Tanah Air, turut dirasakan para petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Petani terpaksa memanen lebih awal karena lahan persawahan mereka mengalami kekeringan. Kementerian Pertanian mengajak para petani untuk menghadapi kondisi ini dengan menggunakan asuransi agar petani terhindar dari kerugian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan ancaman kekeringan yang telah disampaikan organisasi pangan dan pertanian dunia, FAO, tidak bisa diabaikan begitu saja.

“FAO sudah mengeluarkan warning atau peringatan kepada sejumlah negara agar mewaspadai potensi kekeringan akibat kemarau, termasuk di Indonesia. Kondisi ini bisa dihadapi dengan membangun embung atau memperbaiki saluran irigasi. Tapi, jalan terbaik untuk menghindari kerugian adalah ikut asuransi. Karena kondisi ala tidak ada yang bisa prediksi,” tutur Mentan SYL, Senin (17/08/2020).

Hal senada disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.

“Kondisi cuaca di Tanah Air memang sedang sudah ditebak. Karena, tidak semua daerah mengalami kekeringan. Di sebagian wilayah lain, justru curah hujan masih tinggi dan menyebabkan banjir. Intinya, kita di pertanian, khususnya petani, harus menjaga lahan dari kondisi yang tidak menentu seperti ini,” katanya. 

 

Asuransi, Penjaga Terbaik Lahan

Area pesawahan di wilayah Wanaraja Garut, nampak mulai mengalami kekeringan akibat kemarau panjang tahun ini
Ilustrasi area pesawahan yang nampak mulai mengalami kekeringan akibat kemarau. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sarwo Edhy menambahkan, penjaga terbaik untuk lahan pertanian adalah asuransi. Sebab, jika terjadi gagal panen, asuransi akan menggantinya melalui klaim sehingga petani tidak dirugikan.

“Asuransi bisa membuat petani beraktivitas dengan tenang. Karena, asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usahatani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen.Dengan adanya asuransi, perbankan lebih percaya dalam menyalurkan kreditnya,” terangnya.

Dijelaskan Sarwo Edhy, petani di Kuningan, Jawa Barat, bisa memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk menjaga lahannya.

 

Sarwo Edhy
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.

Di AUTP, premi yang harus dibayarkan sebesar Rp 180.000 /hektare (ha)/MT. Nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000/Ha/MT. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan.

Di Kuningan, kekeringan telah melanda selama dua bulan terakhir. Akibatnya, belasan hektar tanaman padi gagal panen. Para petani di Desa Simpay Jaya Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, terpaksa memanen tanaman padi sebelum masa panen tiba.

Petani terpaksa memanen tanaman padi yang masih hijau berusia dua bulanan. Sebab, sebagian tanaman padi sudah kering dan mati akibat tak ada aliran sungai hanya andalkan turunnya hujan.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya