Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, mengatakan penerbitan Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) Rp 75.000 tidak ada hubungannya dengan rencana redenominasi mata uang rupiah. Penulisan angka 75 yang lebih besar hanya ingin menonjolkan peringatan HUT RI ke-75 saja.
"Angka nol yang lebih kecil itu bukan dalam rangka redenominasi, itu lain ceritanya," kata Rosmaya dalam Taklimat Media, Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8).
Baca Juga
Penerbitan UPK Rp 75.000 dibuat dalam rangka menyambut kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun. Sementara redenominasi memiliki tujuan yang berbeda, yakni untuk efisiensi tulisan dalam digit yang lebih sederhana.
Advertisement
Pelaksanaan redenominasi juga harus mempertimbangkan banyak hal. Kebijakan itu akan dilakukan saat situasi perekonomian dan kondisi yang dianggap pas.
"Redenominasi akan kita berlakukan pada saat perekonomian dan kondisi yang pas," kata dia.
Apalagi, tim yang membahas rencana redenominasi berbeda dengan tim yang baru saja mengeluarkan uang khusus ini. Dia menegaskan tim yang mengeluarkan UPK dalam metode tukar uang.
"Itu beda tim dan ada step-step-nya lagi dan ini beda soal karena ini kita dalam metode tukar uang," kata Rosmaya mengakhiri.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Viral Uang Baru Rp 75.000 ada Unsur Budaya China, Ini Penjelasan BI
Ramai di media sosial yang menyebut ada gambar pakaian adat suku China di Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) Rp 75.000. Menanggapi itu, Bank Indonesia menjelaskan, pakaian adat tersebut berasal dari Suku Tidung yang ada di Kalimantan Utara.
"Yang dari tengah seperti dari Tiongkok itu baju asal Kalimantan Utara, baju adat suku Tidung," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Bank Indonesia, Marlison Hakim, dalam Taklimat Media Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Marlison menjelaskan pemilihan jenis pakaian adat yang ada di uang tersebut tersebut merupakan hasil rekomendasi langsung dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara. Hasil rekomendasi tersebut pun sebelumnya telah didiskusikan oleh Bank Indonesia dengan sejumlah pihak.
Mulai dari budayawan, sejarawan, sampai dengan pemerintah daerah setempat. Proses desain UPK edisi 75 tahun Kemerdekaan Indonesia ini juga telah dirancang sejak tahun 2018.
"Khusus pemilihan itu (jenis baju adat) kita bicarakan dengan budayawan, sejarawan, dan Pemda setempat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan UPT Suku Tidung dan mereka yang memberikan baju adat Kalimantan Utara tersebut," kata Marlison menjelaskan.
Untuk itu dia menegaskan, pakaian adat suku tidung di uang tersebut asli dari salah satu suku yang ada di Indonesia. Dia menambahkan, masyarakat bisa mencari tahu sendiri kebenarannya dari berbagai informasi yang ada di mesin pencari.
"Jadi bukan dari Tiongkok, ini asli dari Indonesia," kata dia mengakhiri.
Merdeka.com
Advertisement