Milenial Bisa Bawa Pertanian Indonesia Bersaing di Pasar Global

Untuk memulai bisnis pertanian, sebaiknya generasi muda atau milenial memupuk mental dan kemauan yang kuat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2020, 15:30 WIB
FOTO: Sektor Pertanian Melesat di Masa Pandemi COVID-19
Petani menanam padi di sawah kawasan Tangerang, Banten, Jumat (7/8/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak generasi muda atau milenial untuk terjun bisnis pertanian. generasi milenial atau anak muda harus mulai bersaing dengan pasar global yang telah menggunakan teknologi sebagai sarana produksi.

Sebab, generani muda dinilai memiliki kemampuan daya jelajah yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Karena itu, mereka tidak perlu ragu menjadi seorang petani. Mengingat pemerintah telah menyediakan akses pasar dan layanan fasilitas sarana prasarana yang cukup lengkap.

"Hari ini, sektor pertanian mampu memberikan prospek ekonomi yang baik karena menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia," ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri dalam diskusi tik-talk Kementan yang digelar di Gedung PIA, Jakarta, Jumat, (4/9/2020)

Terlebih, sambung Kuntoro, sektor pertanian merupakan pilihan pasti karena bisa memberi sumber penghasilan tetap. Sektor ini juga menjadi dasar bagi kehidupan dan keberlangsungan masyarakat dunia. "Semua orang pasti butuh makan kok," jelasnya.

Mengenai hal ini, Main Farmer dari Sayuran Pagi, Safari, menyampaikan bahwa untuk memulai bisnis pertanian, sebaiknya generasi muda memupuk mental dan kemauan yang kuat untuk bisa bersaing dan berkembang.

"Terus terang saya tidak ada basic di pertanian dan hanya belajar otodidak. Tapi berkat kemauan dan mental yang tinggi alhamdulillah omzet saya naik 50 persen," ujarnya.

Safari menjelaskan, saat ini ia sudah memiliki 150 konsumen tetap yang tersebar di seluruh Jabodetabek. Ia bahkan menargetkan akan melebarkan daya jelajah usahanya ke semua daerah dan pasar ekspor global.

Sementara itu, pengusaha muda yang membidangi peternakan, Ardiansyah, mendorong seluruh milenialuntuk memberanikan diri bersaing dengan situasi dan pasar bisnis yang makin berkembang.

"Saya ingin membuktikan bahwa saya mampu menjalankan bisnis peternakan ini, bahkan membuka lapangan kerja yang cukup luas. Yang pasti anak muda harus semangat dan pantang menyerah karena setiap kerja keras selalu diikuti dengan hasil yang pantas," tutupnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Mentan Banggakan Petani Milenial, Raih Pendapatan hingga Rp 400 Juta per Bulan

Mentan Syahrul Dorong Malang Jadi Penghasil Alpukat Berkualitas
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat meninjau pohon induk dan pembibitan alpukat pameling di Desa Wonorejo, Lawang, Kabupaten Malang (Kementan)

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sektor pertanian Indonesia merupakan salah satu sektor yang sangat menjanjikan. Dia bercerita, petani milenial meraup untung yang cukup besar dari penjualan bunga yang dilakukan modifikasi sedemikian rupa.

"Yang hebat sekarang kembang kita, oleh petani milenial ada yang mendapat rata- rata Rp 80 hingga Rp 400 juta sebulan itu dibuat formulasi 1 pot bisa sampai Rp 30 juta," ujar Syahrul dalam konferensi pers online, Jakarta, Senin (10/8/2020).

 

Dia mengatakan, ekspor bunga khususnya bisa dilakukan sebanyak dua kontainer per bulan. Tujuan ekspor bunga tersebut pun beragam tergantung permintaan yang masuk ke dalam negeri.

"Mereka bisa ekspor 2 kontainer dalam 1 bulan. Oleh karena itu, pertanian kita menjanjikan dan koordinasi yang cukup kuat dengan Kemendag siapapun pengusaha kita akan layanain semaksimal mungkin," paparnya.

Dari sisi pertanian, kata Mentan Syahrul, Indonesia masih surplus terhadap beberapa negara di antaranya adalah China. Indonesia mengalami surplus terhadap negeri tirai bambu tersebut sebesar Rp49 triliun.

"Kami senang sekali untuk bisa bertemu dengan integrator saya berharap, saya akan undang lagi. Jangan ragu-ragu saya siap di lapangan. Pertanian itu ekspornya ke China Rp 94 triliun yang dia impor masuk Rp 45 triliun jadi masih plus. Ini sangat terbuka," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya