Waspada Macet, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Lokasi Proyek Tol Becakayu

Pekerjaan erection girder akan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 19 September 2020 mulai pukul 23.00-04.00 WIB.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Sep 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2020, 18:00 WIB
Proyek Jalan Tol Cilincing-Cibitung
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jalan Tol Cibitung-Cilincing, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Proyek jalan tol sepanjang 34,8 km tersebut merupakan jalan Tol Jakarta Outer Rong Road (JORR) 2. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Jasa Marga Metropolitan Tollroad Regional bersama PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) akan kembali melakukan rekayasa lalu lintas, pada lokasi pekerjaan erection girder PEB 234 - 235 Proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi 2A milik yang melintasi Ruas Tol JORR E, tepatnya di KM 46+500.

Pekerjaan erection girder akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 September 2020 mulai pukul 23.00-04.00 WIB.

Saat pelaksanaan erection girder berlangsung, atas diskresi Kepolisian, akan dilakukan penutupan sementara semua lajur selama 10 menit secara situasional sebanyak dua kali (pukul 23.00 - 04.00 WIB), guna memastikan keamanan dan keselamatan pengguna jalan.

Pukul 04.00 WIB, setelah pekerjaan selesai lalu lintas akan dibuka kembali secara bertahap.

Jasa Marga dan PT KKDM melakukan penyiapan dan pemasangan rambu-rambu untuk pengamanan, dan menyiagakan petugas pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi selama pekerjaan berlangsung.

“Jasa Marga memohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul akibat dampak pekerjaan erection girder tersebut. Dihimbau kepada pengguna jalan yang melintasi sekitar lokasi pekerjaan agar mengantisipasi perjalanannya, monitor waktu perjalanan melalui aplikasi peta perjalanan sebelum melakukan perjalanan atau gunakan jalur alternatif, tetap berhati-hati, serta memperhatikan rambu-rambu dan arahan petugas,” imbau Jasa Marga dalam keterangan resmi, Sabtu (19/9/2020).

Informasi tentang lalu lintas di jalan tol milik Jasa Marga, dapat diakses pada kanal informasi resmi milik Jasa Marga pada Call Center Jasa Marga 24 jam di nomor telepon 14080.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Waskita Karya Targetkan Transaksi Penjualan Tol Becakayu Rampung Oktober 2020

Integrasi Transaksi Tol JORR
Kendaraan melintas di Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), kawasan Jakarta, Senin (17/9). Setelah sempat ditunda beberapa kali, pemerintah akan melanjutkan integrasi transaksi tol pada ruas Tol Lingkar Luar Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) untuk pelepasan 30 persen kepemilikan pada ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu) dengan nilai transaksi sebesar Rp 550 miliar.

Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menjelaskan PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) menjadi investor yang membeli sebagian saham jalan tol tersebut.

"Kami targetkan finalisasi transaksi di September atau Oktober tahun ini," ujar Taufik kepada wartawan, Minggu (6/9/2020).

Taufik menjelaskan bahwa apabila seluruh program divestasi tol tahun ini berjalan lancar, Waskita diperkirakan akan dapat mengurangi utang sekitar Rp 20-21 triliun.

"Transaksi divestasi ruas tol itu membutuhkan waktu. Prosesnya bisa mencapai lebih dari 6 bulan karena investor harus melakukan due diligence dan ada persyaratan governance yang harus dipenuhi," jelas Taufik.

"Namun kami optimis program divestasi ini akan berhasil sehingga kinerja tahun depan akan lebih baik," tambahnya.

Kinerja Waskita Karya

Proyek Tol Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2) ditargetkan bakal selesai dan beroperasi 2019. (Dok Kementerian PUPR).
Proyek Tol Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2) ditargetkan bakal selesai dan beroperasi 2019. (Dok Kementerian PUPR).

Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan 30 Juni 2020 yang dipublikasikan, Waskita mencatatkan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp 8,04 triliun.

Meskipun mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pendapatan usaha Waskita merupakan yang tertinggi apabila dibandingkan dengan 3 emiten BUMN konstruksi lainnya.

Berdasarkan data yang diolah dari Laporan Keuangan Waskita Karya, per 30 Juni, emiten yang melantai di Bursa sejak Desember 2012 itu mencatatkan Laba Sebelum Beban Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 1,2 triliun.

“Dari sisi operasional, Waskita membuktikan tetap dapat mempertahankan profitabilitas di tengah pandemi," jelas Director of Finance PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Taufik Hendra Kusuma dalam keterangannya, Minggu (6/9/2020).

Meskipun meraih pendapatan usaha tertinggi dan juga EBITDA positif, Waskita juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,1 triliun. Taufik menjelaskan bahwa kerugian tersebut lebih disebabkan beban bunga investasi jalan tol yang besar.

"Siklus bisnis jalan tol itu memang di awal masa operasi akan mencatatkan loss (rugi), karena Lalu Lintas Harian Rata-Ratanya (LHR) masih rendah dan bunga pinjaman mulai dibebankan. Selain upaya peningkatan realisasi LHR, strategi divestasi ruas tol yang sudah beroperasi kepada investor merupakan upaya yang sedang dilakukan agar beban keuangan menurun," sambung Taufik.

Saat ini, Waskita memegang kepemilikan atas 16 ruas jalan tol dengan total investasi Rp150 Triliun dan saat ini dalam proses divestasi beberapa ruas tol kepada investor, antara lain ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu, Cibitung - Cilincing, serta ruas Trans Jawa yaitu Kanci - Pejagan dan Pejagan - Pemalang.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya