Jika Dikelola dengan Baik, Bisnis Homestay Bisa Berkembang Pesat di Pontianak

Di Kampung Tenun misalnya, wisatawan yang menginap di homestay akan disuguhkan dengan pengalaman baru, terutama kehidupan masyarakat yang menenun.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 28 Sep 2020, 17:15 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2020, 17:15 WIB
20150823-Karnaval Air Sungai Kapuas-Pontianak
Antusias warga Pontianak saat menyaksikan Karnaval Air di Sungai Kapuas , Kalimantan Barat, Sabtu (22/8/2015). Rencananya sungai Kapuas akan menjadi kawasan waterfront City di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut sesungguhnya para pelaku bisnis dihadapkan dengan tantangan untuk bisa kreatif dalam berinovasi. Inovasi itu adalah bagaimana sektor ekonomi termasuk pariwisata tetap tumbuh meski di tengah pandemi Covid-19. Artinya, sektor pariwisata tetap berjalan tetapi aman dari Covid-19.

Satu di antaranya adalah homestay atau pondok wisata yang merupakan sebuah potensi sektor wisata yang bisa dikembangkan di tengah pandemi Covid-19. Homestay atau pondok wisata biasanya berlokasi di sebuah kawasan wisata parsial.

"Potensi apa yang bisa digali di tempat tersebut sehingga homestay atau pondok wisata itu akan menarik orang untuk berkunjung dan menginap di kawasan itu," kata Edi Rusdi Kamtono seusai membuka Pelatihan Homestay atau Pondok Wisata di Hotel Orchardz Perdana, Senin (28/9/2020).

Sebagaimana diketahui, ada beberapa komunitas masyarakat yang sudah menggeluti penyediaan homestay atau pondok wisata dengan membangun kawasan wisata secara parsial. Biasanya pondok wisata berlokasi di pinggiran kota dan jauh dari hiruk pikuk.

Pondok wisata dikelilingi dengan suasana alam, baik yang sifatnya alami maupun buatan. "Homestay atau pondok wisata tersebut lebih menarik orang atau wisatawan berkunjung dan menginap di sana karena ingin menikmati suasana alamnya," ujar Edi Rusdi.

Satu di antara homestay yang ada di Pontianak, Kampung Tenun misalnya. Di sana, wisatawan yang menginap di homestay itu akan disuguhkan dengan pengalaman baru, terutama kehidupan masyarakat yang menenun.

"Setidaknya mereka bisa ikut belajar bagaimana menenun kain dari awalnya bahan benang hingga menjadi kain," kata Edi Rusdi Kamtono,

Dia menyebut, sekarang ini eranya serba virtual, akan tetapi untuk sektor pariwisata memang tidak mungkin dilakukan secara virtual. Masyarakat juga membutuhkan refreshing atau wisata yang bisa dinikmati langsung, tidak hanya secara virtual. Oleh sebab itu homestay atau pondok wisata yang ada di Indonesia penuh terisi oleh warga yang menghabiskan waktu refreshing.

"Mungkin selama ini merasa kejenuhan dalam pekerjaan, tentunya mereka juga butuh refreshing dengan berwisata," kata Edi Rusdi Kamtono.

 

Tata Kelola

Melihat Keunikan Pasar Terapung di Alun-Alun Sungai Kapuas
Pedagang menunggu pembeli saat menjajakan dagangannya di atas perahu di Alun-Alun Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (12/4). Akibat dilarang, para pedagang ini memilih berdagang di atas perahu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak, Syarif Saleh menambahkan, kegiatan pelatihan homestay atau pondok wisata dalam rangka peningkatan kualitas tata kelola destinasi pariwisata dan kapasitas masyarakat pelaku usaha. Peserta sebanyak 40 orang ini akan mendapatkan pelatihan dalam meningkatkan pemahaman keterampilan, pengetahuan maupun sikap yang benar dalam tata kelola homestay atau pondok wisata.

"Tujuannya memahami diversifikasi produk dan dasar kepariwisataan," ucapnya.

Pelatihan yang digelar selama tiga hari, mulai tanggal 28-30 September 2020 ini, diharapkan para peserta memahami kompetensi di bidangnya masing-masing. "Mampu mengimplementasikan kompetensinya untuk meningkatkan kinerja di bidang masing-masing," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya