Kejar Target, Pembangunan Dermaga 2 Pelabuhan Marunda Bakal Dikebut

Pengerjaan pembangunan dermaga atau pier 2 Pelabuhan Marunda bakal dikebut jika Kementerian BUMN telah memutuskan pola pendanaan proyek tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 17:20 WIB
Januari-Juli 2019, Neraca Dagang Indonesia Defisit USD 1,9 Miliar
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca dagang Indonesia sepanjang Januari hingga Juli 2019 mengalami defisit sebesar USD 1,9 miliar atau setara Rp 27 triliun. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Karya Citra Nusantara (KCN) bakal mengebut pengerjaan pembangunan dermaga atau pier 2 Pelabuhan Marunda. Hal ini jika Kementerian BUMN telah memutuskan pola pendanaan proyek tersebut.

Direktur Utama KCN, Widodo Setiadi mengatakan, pembangunan dermaga sampai saat ini masih tetap berjalan, tetapi memang tidak bisa sesuai target awal yaitu 2023 diselesaikan.

"Karena kami juga masih menunggu dari Kementerian BUMN, apa polanya nanti tetap swasta murni pendanaanya, atau memang mau ada penyertaan dari negara," kata Widodo di Jakarta, Selasa (29/9/2020).

Jika sudah diputuskan Kementerian BUMN, Widodo menyakini pengerjaan dermaga 2 akan lebih cepat selesai dan bisa sesuai target awal.

"Kami sampaikan ke Kementerian BUMN, bahwa kami siap ditarget berapa lama, kalau tidak selesai ada sanksinya apa. Jadi kalau semua pihak mendukung, itu pasti bisa capai target," papar Widodo.

Seperti diketahui, nilai investasi pembangunan Pier 2 dan Pier 3 menelan biaya sebesar Rp 9 triliun dan ditargetkan rampung pada 2023.

Total panjang Pier 2 dan Pier 3 yakni 5.350 meter dengan luas lahan pendukung yakni 100 hektare.

Pembangunan Pier 2 dan Pier 3 merupakan kelanjutan dari pembangunan Pier 1 di lahan pendukung seluas 20 hektare dari 42 hektare dan Pier 1 panjangnya 1.950 meter.

KCN menaksir, jika Pier 1, 2, dan 3 rampung dibangun, maka KCN bisa melakukan dwelling time sebesar 7.500 ton dalam satu waktu.

Secara tahunan, pelabuhan yang dikelola KCN, bisa menampung kapasitas kapal dan aktivitasnya sebesar 35 juta ton sampai 40 juta ton.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Langkah Pengelola Pelabuhan Marunda Atasi Sebaran Debu Batu Bara

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Suasana pelayaran di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Indonesia diprediksi akan kembali mendulang surplus neraca perdagangan di April 2017 di bawah US$ 1 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pengelola Pelabuhan Marunda bersikap cepat dalam menanggapi keluhan masyarakat mengenai debu batu bara yang berasal dari pelabuhan tersebut.

PT Karya Citra Nusantara (KCN) selaku pengelola Pelabuhan Marunda langsung membentuk tim khusus untuk menganalisis keluhan masyarakat, penyebabnya, dan menyiapkan rekomendasi solusi. Tim dari PT KCN saat ini juga tengah berdiskusi dengan pakar lingkungan dari universitas ternama yang dalam waktu dekat akan ada rencana aksinya.

Direktur Utama KCN Widodo Setiadi mengatakan manajemen tengah menyiapkan sejumlah langkah guna mengatasi penyebaran debu. Salah satunya membuat jaring basah yang mengelilingi area bongkar-muat. Jaring itu nanti dialiri air untuk memerangkap partikel debu yang terbang.

“Selain itu, kami juga menyiapkan sejumlah rencana untuk mengatasi masalah itu seperti bekerja sama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk membentuk mini forest di sekitar pelabuhan yang berfungsi menjaring debu-debu tersebut,” kata Widodo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Sebagai informasi, pada 2013 lalu KCN telah melakukan penanaman pohon bakau tahap1 sebanyak 10 ribu pohon. Kemudian pada 2014, penanaman pohon bakau tahap II dilakukan dengan jumlah pohon sama.

Selanjutnya pada 2015 KCN membuat mini forest di area kantor yang berada di dalam wilayah Pelabuhan Marunda. Selain melakukan penghijauan, KCN juga sangat memperhatikan kebersihan di pelabuhan terutama di area dermaga.

Secara rutin, KCN melakukan penyemprotan dan pembersihan dermaga setiap 2 minggu sekali agar debu yang dapat mengganggu lingkungan hilang. Tak hanya itu, kebersihan parit pembuangan juga terus diperhatikan sehingga tidak akan terjadi penyumbatan  yang dapat mengakibatkan banjir.

“Berbagai upaya menjaga lingkungan Marunda telah dan akan terus kami lakukan dalam rangka mewujudkan pelabuhan yang hijau dan ramah lingkungan. Setelah kami lepas dari permasalahan hukum yang sedang dihadapi, kami akan lebih fokus membangun Pelabuhan Marunda dan dampak ekonominya akan jauh lebih besar," tutup Widodo. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya