Pengujian Jaringan Listrik Bawah Tanah di Makassar Capai 95 Persen

PLN selesaikan pengujian tegangan tinggi terhadap jaringan transmisi bawah tanah bertegangan 150 kilo Volt (kV) di Makassar

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Okt 2020, 16:10 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2020, 16:10 WIB
Progress Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW untuk Indonesia
Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PLN selesaikan pengujian tegangan tinggi terhadap jaringan listrik transmisi bawah tanah bertegangan 150 kilo Volt (kV) di Makassar yang menghubungkan antara Gardu Induk (GI) 150 kV di Tanjung Bunga dengan Gas Insulated Switchgear (GIS) 150 kV di Bontoala.

Pekerjaan jaringan transmisi kabel bawah tanah 150kV Tanjung Bunga - Bontoala ini merupakan bagian dari masuk program Proyek Strategis Nasional.

Jaringan transmisi bawah tanah ini, berfungai untuk melanjutkan aliran daya dari jaringan transmisi Punagaya - Tanjung Bunga yang rampung beberapa pekan lalu. Hal ini ditujukan untuk semakin meningkatkan keandalan listrik Kota Makassar.

"Progres fisik pekerjaan saat ini telah mencapai 95 persen dan dalam tahap persiapan pengoperasian,” jelas General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan (UIP Sulbagsel), I Putu Riasa dlam keterangannya, Kamis (8/10/2020).

Menjelang beroperasi, jaringan transmisi bawah tanah 150 kV Tanjung bunga – Bontoala harus melalui beberapa tahap pengujian terlebih dulu, hingga memperoleh Rekomendasi Layak Bertegangan (RLB).

"Alhamdulilah, tadi malam kami sudah menyelesaikan salah satu tahap pengujian akhir yaitu High Voltage (HV) Test. Dalam pengujiannya, kami mengoptimalkan mobile HV test. Untuk mempercepat mobilisasi peralatan, dan mempermudah proses pengujian. Kami memohon doa dan restunya guna kelancaran pekerjaan di lapangan karena masih ada beberapa tahap pengujian sedang dilaksanakan,” jelas Riasa.

Perlu diketahui, pengujian High Voltage (HV) merupakan salah satu pengujian yang dipersyaratkan sebelum mendapatkan sertifikat laik bertegangan. Pengujian ini mengoptimalkan mobile HV Test bertipe WRV 90/150 T yang diposisikan pada satu sisi Gardu Induk.

“Pengujian tidak mengunakan tegangan listrik dari sistem yang ada karena kami menghindari jika terjadi gangguan yang akan berdampak kepada pelanggan. Dengan menggunakan peralatan Mobile HV Test, pengujian kami tidak akan mengurangi kualitas pelayanan terhadap pelanggan," tutup Riasa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PLN Teken Kerja Sama Bangun Infrastruktur LNG di 52 Pembangkit Listrik

20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Petugas PLN memperbaiki Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

PT PLN (persero) melakukan penandatanganan Perjanjian Induk Kerjasama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Kerjasama ini dalam rangka membangun infrastruktur LNG di 52 pembangkit listrik sebagai upaya mengurangi konsumsi BBM. Sehingga bisa menekan Biaya Pokok Produksi (BPP) tenaga listrik yang efisien.

"Dengan kerja sama itu, PGN akan menyediakan pasokan dan pembangunan Infrastruktur Liquefied natural gas (LNG) di 52 lokasi pembangkit listrik PLN," kata Direktur Energi Primer PLN, Rudy Hendra dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Selasa (6/10/2020).

Dalam implementasinya, PGN dan PLN akan saling transparan dalam menentukan desain teknis dan struktur tarif gas di plant gate pembangkit PLN termasuk pemberlakuan tarif gas secara bertahap (staging). Desain infrastruktur dan pola pasokan gas harus andal, dapat dipercaya dan memenuhi aspek keamanan.

“Pada prinsipnya, pelaksanaan proyek ini harus efisiensi, efektifitas, serta keberlanjutan pemanfaatan gas dan ketersediaan tenaga listrik serta mengurangi konsumsi bahan bakar BBM, hal ini demi menekan BPP tenaga listrik yang lebih efisien," jelas Rudy.

Adapun proyek gasifikasi pembangkit PLN di 52 lokasi ini, sesuai penugasan dari pemerintah kepada PLN dan Pertamina dengan estimasi kapasitas pembangkit kurang lebih 1,8 GigaWatt.

Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) 13/ 2020 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG, serta Konversi Penggunaan Bahan Bakar Minyak dengan LNG dalam Penyediaan Tenaga Listrik.

Dalam pelaksanaan proyek ini, PGN bertanggung jawab untuk menyediakan pasokan gas atau LNG, membangun dan menyediakan infrastruktur gas atau LNG. Perjanjian Induk ini juga untuk mengatur penyelarasan pasokan LNG dan gas dengan kontrak-kontrak penyediaan LNG dan gas milik PLN yang sudah ada.

Untuk tahap awal, PLN dan PGN sepakat melaksanakan tahap Quick Win di Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sorong, PLTMG Tanjung Selor, dan PLTMG Nias.

Tahap Quick win ditargetkan dapat menyediakan harga yang lebih rendah dari High Speed Diesel (HSD) di plant gate pembangkit PLN.

Rudy berharap, dengan kerjasama ini bisa meningkatkan pencapaian bauran energi nasional. Serta dalam upaya untuk turut berkontribusi dalam pemulihan perekonomian pasca pandemi, peningkatan daya saing, dan upaya menjaga ketahanan energi nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya