Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta menyebutkan ketersediaan vaksin menjadi salah satu kunci dalam penanganan pandemi covid-19. Termasuk juga untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang saat ini sudah mulai menunjukkan perkembangan yang positif.
Untuk itu, vaksin ini agar bisa segera diadakan pada akhir tahun 2020, atau paling lambat awal tahun depan. "Apakah di akhir 2020 ataupun nanti di awal 2021 tapi lebih cepat akan menjadi lebih baik bagi perekonomian," kata Arif dalam diskusi virtual, Kamis (15/10/2020).
Di sisi lain, Arif mengatakan pemerintah terus menjalankan rencana yang sudah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi perlindungan sosial.
Advertisement
Menurutnya, sejumlah stimulus perekonomian juga sudah sejalan dengan ekspektasi pemerintah. Indikator-indikator perekonomian juga mulai membaik. Meski begitu, Arif menjelaskan proses pembalikan kurva ekonomi masih perlu waktu dan berjalan bertahap.
Dalam paparannya, Arif memproyeksi kinerja ekonomi kuartal III/2020 masih mengalami kontraksi, namun diperkirakan tak separah kuartal II/2020.
“Sebenarnya bisa menjadi sinyal untuk membangun optimisme pembalikan kurva perekonomian. Ini menjadi satu catatan penting ya, ekonomi kita menunjukkan arah positif arah yang baik," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Meski Alami Kontraksi, Ekonomi Indonesia Dinilai Lebih Baik Dibanding Negara G20
Kontraksi ekonomi yang dialami Indonesia dinilai relatif terkelola dibandingkan dengan negara-negara sekawasan (ASEAN) dan sekelompok (G-20).
“Secara keseluruhan, tren perekonomian Indonesia di tengah pandemi sampai dengan semester 1 relatif terkelola. Baik dengan negara-negara kawasan ataupun dengan negara-negara kelompok,” ujar Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta dalam diskusi virtual, Kamis (15/10/2020).
Dalam paparannya, Arif menerangkan ekonomi Indonesia kuartal 2 berada pada posisi ketiga dengan kontraksi 5,3 persen yoy. Dibawah Tiongkok yang sudah mencatatkan pertumbuhan positif 3,2 persen yoy, dan Korea Selatan yang terkontraksi lebih dangkal dari Indonesia yakni 2,7 persen yoy.
“Tetapi sejak April, Mei terus sampai dengan September, perekonomian global secara perlahan menunjukkan tren yang membaik. Jadi kurva yang rendah itu sudah ditinggalkan. Sekarang kembali mengangkat untuk mengejar agar kemudian dapat semakin cepat semakin baik. Begitu juga dengan perekonomian nasional, juga menunjukkan tren yang membaik sampai dengan September 2020,” kata dia.
Arif mengatakan, sejumlah indikator telah menunjukkan indikasi-indikasi yang baik dan stabil. Seperti PMI yang mulai memasuki tahap ekspansi kembali, kemudian peningkatan konsumsi maupun neraca perdagangan yang bergerak dan mengarah kepada sisi yang positif. “Hasil dari BPS hari ini juga memberikan optimisme terhadap neraca perdagangan,” kata dia.
“Dalam hal lain, pemerintah juga terus bekerja untuk momentum agar perekonomian nasional itu stabil dan kesejahteraan rakyat terus membaik,” sambung dia memungkasi.
Advertisement