Berawal dari Masalah Pencernaan, Pasangan Kekasih Buka Bisnis Salad Buah

Theodorus Ari memulai bisnis dengan modal patungan bersama sang pacar sebesar Rp 500 ribu.

oleh Nurmayanti diperbarui 01 Nov 2020, 21:36 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2020, 21:35 WIB
Salad buah “La Sadala”.
Salad buah “La Sadala”.

Liputan6.com, Jakarta Berawal karena memiliki masalah pencernaan dan gemar mengkonsumsi salad buah, Theodorus Ari (21) pemuda asal Yogyakarta ini memberanikan diri menjual salad buah buatannya secara online.

“Kebetulan saya punya masalah pencernaan saya sering sembelit, makanya saya kalau ngemil berusaha yang ada buahnya. Lalu saya dikenalkan salad buah sama kakak saya, ternyata setelah saya makan salad buah BAB saya lancar,”kata Ari kepada Liputan6.com, Minggu (1/11/2020).

Tapi menurut Ari, salad buah yang diberikan sang kakak kepadanya terlalu manis. Oleh karena itu ia mencoba untuk membuat sendiri salad buah versinya. Kemudian ia menawarkan salad buah buatannya kepada kerabat dan teman, ternyata respon mereka sangat positif.

Akhirnya, pada Juli 2020 ia memutuskan untuk menjual salad buah dengan nama brand “La Sadala”. Ia memulai bisnis dengan modal patungan bersama sang pacar sebesar Rp 500 ribu.

Awal penjualan salad buahnya dengan sistem Pre Order, dan mampu terjual hingga 35 box salad buah, dirinya pun semakin optimis kalau usahanya bisa terus berkembang.

“Karena kita masih PO jadi masih berdua saja, tapi sekarang kita sudah dapat tempat foodcourt untuk jualan dan sebentar lagi akan buka toko fisiknya jadi nanti tidak perlu PO-PO lagi, jadi bisa buka setiap hari,” ujarnya.

Dalam sehari ia mampu menjual dari 10-25 box, untuk omzet sendiri masih terbilang kecil yakni Rp 300 ribu saja. Ia pun menyadari karena usahanya masih terbilang usaha baru dan membutuhkan waktu untuk meningkatkan penjualan.

“Kita masih kecil masih di kisaran Rp 300 ribu, kadang tidak nyampe karena sistem penjualannya masih PO jadi belum stabil penjualannya. Kita lagi proses ke booth fisiknya, kemungkinan awal November mulai buka, kita lagi nyiapin tendanya tinggal nunggu owner pemilik foodcourt,” ujarnya.

Meskipun penjual salad buah banyak, ia mengklaim kalau salad buahnya istimewa karena dibuat dari buah-buah segar pilihan (no buah kalengan) dipadu dengan saus homemade kental alami tanpa Maizena dan pemanis buatan.

“Saus kami rendah lemak, rendah kalori, rendah karbohidrat. Kita juga punya varian honey yogurt, itu pure 100 persen yogurt dan madu asli. Jadi itu baik untuk yang punya masalah pencernaan akut seperti susah BAB,” ujarnya.

 

Saksikan video di bawah ini:

Mimpi Punya Toko Offline

Salad Buah.
Theodorus Ari (21) pemuda asal Yogyakarta memberanikan diri menjual salad buah buatannya secara online.

Untuk harga salad buahnya ia membanderol Rp 15 – 25 ribu untuk varian 300 ml dan 500 ml. kata Ari, saat ini dirinya juga dalam proses pengembangan ukuran baru yakni 700 ml. Sehingga pelanggan bisa memilih ukuran yang bervariasi dan lebih banyak.

Saat ini ia hanya menjual salad buah di daerah Yogyakarta dan sekitarnya secara online dengan mempromosikan produknya melalui media sosial Instagram @la.sadala. Dalam promosinya, ia selalu menekankan kalau salad buahnya baik untuk dikonsumsi.

“Apalagi di masa pandemi ini, orang itu harus punya daya tahan dan imun yang bagus. Nah kami yakin dengan makanan sehat seperti salad itu bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Kami sendiri mengkonsumsi, dan terasa manfaatnya,” tegasnya.

Pemuda asal Yogyakarta ini mengungkapkan keinginannya untuk bisa bergabung dengan everplate, jika ia berkesempatan terpilih untuk mendapatkan free pemakaian kitchen dari Everplate, maka impiannya untuk memiliki toko offline yang bagus bisa terwujud.

“Karena saya lihat produk-produk dari Everplate kelihatannya cocok dengan bisnis saya, kami perlu perangkat-perangkat dari Everplate,” ujarnya.

Untuk saat ini pun ia dan sang pacar sedang dalam proses pengembangan produk buah-buahan yang lainnya, seperti puding buah dan jus buah sebagai pelengkap menu jika kios di foodcourt yang diperkirakan akan buka awal November.

“Nanti yang di foodcourt itu kita nyiapin untuk menu puding buah, jus buah, dan semua dessert yang bahan baku buah karena kita ingin bermain di sektor buah-buahan,” ungkapnya.

Demikian ia berpesan kepada generasi cuan agar melawan rasa malu, menurut Ari sangat perlu untuk melawan rasa malu demi bertahan hidup. “Kita tidak boleh malu, karena omongan orang itu tidak bisa memberi kita makan,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya