Jokowi Sebut Ekonomi Minus 3 Persen di Kuartal III-2020, Indonesia Resesi?

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 pada 5 November 2020 mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2020, 15:50 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2020, 15:46 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut jika pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 minus 3 persen.  Jika mengacu pada data tersebut, maka Indonesia sudah mengalami penurunan ekonomi dalam 2 kuartal dan menjadikan negara ini masuk jurang resesi.

Meski negatif dikatakan Jokowi, realisasi tersebut lebih baik jika dibandingkan kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.

“Jadi kuartal III mungkin minus tiga persen lebih sedikit, dan itu adalah trennya membaik, tren positif, ini yang harus ditekankan dari pengumuman BPS, dari 5,32 persen (kuartal II) menjadi minus 3 sekian persen,” kata Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara seperti melansir Antara, Jakarta, Senin (2/11/2020).

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 pada 5 November 2020 mendatang.

Dia mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi, namun pada kuartal III 2020 pemulihan sudah terlihat.

Realisasi pertumbuhan ekonomi di paruh ketiga akan membaik dibandingkan kuartal II 2020 yang merosot hingga 5,32 persen.

Maka itu Presiden Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk menggenjot realisasi belanja anggaran pada kuartal IV atau paruh terakhir di 2020.

Jokowi berharap dengan penyerapan anggaran yang signifikan di kuartal IV 2020, maka akan mendorong perputaran kegiatan ekonomi sehingga bisa membawa laju perekonomian ke level positif.

“Di kuartal IV 2020 ini saya sampaikan ini sangat penting sekali, agar kita lebih baik lagi, agar bisa memperbaiki lagi, syukur bisa masuk positif, sehingga belanja, spending, harus menjadi kejar-kejaran kita semuanya,” ujar Jokowi.

Untuk Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2020, Presiden Jokowi menyebutkan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi masih berada di level negatif. Maka pemerintah akan terus berupaya meningkatkan stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Sehingga menjadi kewajiban kita semua untuk memperkuat demand, (permintaan) sehingga konsumsi akan jadi lebih baik,” ujar Presiden Jokowi.

 

Saksikan video di bawah ini:

Faktor yang Bikin Sri Mulyani Yakin Ekonomi Segera Pulih di Kuartal III dan IV

FOTO: Sri Mulyani Bahas Program PEN Bersama Komisi XI DPR
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2020). Sri Mulyani memastikan pencairan bantuan Rp 600 ribu bagi para pekerja yang memiliki gaji di bawah Rp 5 juta akan dimulai pekan ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Badan Pusat Statistik (BPS) segera merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 pekan depan. Dari berbagai prediksi, pertumbunan ekonomi nasional diprediksi pulih dari kuartal II-2020 yang minus 5,32 persen.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meyakini dengan berbagai langkah upaya dilakukan pemerintah lewat kebijakan program pemulihan ekonomi (PEN), ekonomi kuartal III dapat bangkit. Sehinga pemulihan pun bakal terjadi di kuartal III-2020 hingga kuartal IV-2020.

"Oleh karena itu kuartal III dengan tadi langkah-langkah pemerintah kita berharap pertumbuhan akan menjadi lebih baik atau kita sudah mulai merangkak ke atas hingga kuartal IV," kata dia dalam acara virtual di Jakarta, Minggu (1/11/2020).

Dia mengatakan, penyerapan anggaran PEN hingga saat ini pun sudah cukup bagus. Di mana kuartal III pemerintah mampu untuk meningkatkan belanja pemerintah baik untuk penanganan Covid-19 maupun belanja-belanja pemerintah lainnya.

"Sehingga pertumbuhan dari belanja pemerintah mencapai 18 persen," imbuh dia.

Dia berharap dengan dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dukungan dari moneter Bank Indonesia, juga masyarakat yang sudah mulai melakukan aktivitas pemulihan ekonomi bakal terjadi hingga akhir tahun.

Secara total, Kementerian Keuangan sendiri memperkirakan ekonomi nasional pada 2020 berada di minus 0,6 persen hingga minus 1,72 persen. Sementara untuk kuartal III kontraksi adalah dalam range minus 1 persen hingga minus 2,9 persen.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya