Apa Untungnya Bentuk Holding BUMN Pangan?

Rencana Konsolidasi BUMN Industri Pangan melalui pembentukan Holding BUMN Pangan sudah melalui pertimbangan berbagai aspek.

oleh Athika Rahma diperbarui 12 Nov 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 14:30 WIB
Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

 

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Konsolidasi BUMN Industri Pangan melalui pembentukan Holding BUMN Pangan sudah melalui pertimbangan berbagai aspek.

Hal tesebut disampaikan oleh Deputi Bidang Kordinasi Pangan dan Agribisnis, Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, pada Focus Group Discussion (FGD) Konsolidasi BUMN Pangan, Kamis, 12 November 2020, di Jakarta.

“Saya support karena saya pikir rancangan pembentukan holding konsolidasi BUMN ini sudah dengan pertimbangan berbagai hal. Bukan hanya satu aspek tetapi juga berbagai aspek,” ujar Musdhalifah di Jakarta, Kamis (12/11/2020).

Musdhalifah menambahkan, pembentukan holding BUMN Pangan merupakan salah satu solusi untuk menguatkan peran BUMN untuk berkontribusi kepada negara. Baik untuk mewujudkan ketahanan pangan maupun untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Ia pun menyinggung peran PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) sebagai calon holding BUMN Pangan. Menurutnya, RNI dapat merangkul BUMN Pangan guna membantu mewujudkan target-target yang diharapkan dan bisa berkontribusi untuk rakyat dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Musdhalifah berharap, BUMN Pangan dapat segera menjalankan peran dan berkontribusi langsung kepada masyarakat.

“Kita tidak bisa menunggu hasil kajian selesai, karena kita sudah putuskan holding segera beraksi. Segera lakukan peran-peran, apa yang dibutuhkan, mari kita berkonsolidasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, termasuk dengan private sektor. Peran swasta untuk mewujudkan inisiatif baru juga kita butuhkan,” ujarnya.

Ia berpesan, agar BUMN pangan dapat bekerjasama dengan semua aspek dan semua komponen. Khususnya 4 komponen utama untuk mendorong pembangunan, yaitu petani atau rakyat, BUMN, Pemerintah dan swasta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Misi Kementerian BUMN Bentuk Holding Sektor Kesehatan

Kimia Farma
(foto: Liputan6.com)

Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN farmasi pada Januari 2020 lalu. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat transformasi bisnis di industri farmasi sekaligus penyokong sektor kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN Aditya Dhanwantara menyatakan, nantinya pembentukan holding BUMN farmasi ini menjadi salah satu milestone dalam pembentukan holding BUMN healthcare (layanan kesehatan) di Indonesia.

"Nanti BUMN Farmasi (holding) ini akan diperluas jadi (holding) BUMN di sektor kesehatan, yaitu ada BUMN farmasi dan BUMN layanan kesehatan seperti Pertamedika, Krakatau Medika, dan rumah sakit BUMN lain yang menjadi afiliasi," ujar Aditya dalam acara Ngopi BUMN, Kamis (15/10/2020).

Aditya melanjutkan, dalam mengembangkan BUMN farmasi, pihaknya memiliki kerangka kerja yang terdiri dari 5 poin, yaitu nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi modal bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi dan pengembangan talenta.

Dengan framework tersebut, diharapkan industri farmasi nasional bisa lebih kuat dan mandiri, lalu ketersedian produk meningkat serta inovasi penyediaan produk akan semakin beragam.

Adapun, pembagian tugas kepada anggota holding farmasi juga sudah dilakukan dengan rinci. Seperti, Bio Farma yang berfokus kepada penguasaan platform teknologi vaksin baru dan pengembangan ekosistem digital healthcare.

Lalu, Kimia Farma yang berfokus terhadap pengembangan fasilitas industri bahan baku obat (BBO) serta Indo Farma yang berfokus ke pengembangan alat kesehatan dan produk herbal.

"Ini adalah harapan kita dalam melakukan transformasi bisnis," ujar Aditya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya