Indonesia-Korea Selatan Teken Kerja Sama Baterai Mobil Listrik Pekan Ini

Iemerintah juga terus melakukan pendekatan dengan banyak pihak, termasuk para pemain besar di bidang industri baterai kendaraan listrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2020, 18:12 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 18:12 WIB
Baterai Mobil Listrik
Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan asal Korea Selatan, LG Chem Ltd, akan menandatangani kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik.

"Minggu ini kalau tidak ada perubahan LG Korea juga juga akan tanda tangan (kerja sama pengembangan baterai mobil listrik)," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seperti melansir Antara, Selasa (17/11/2020).

Kerja sama tersebut menyusul kesepakatan dengan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) asal China yang juga telah menandatangani kerja sama dengan Inalum untuk pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik.

"Jadi, saya sampaikan, kemarin sudah ditandatangan CATL, minggu yang lalu antara CATL dengan Inalum untuk pembuatan lithium battery," katanya.

Luhut menambahkan, pemerintah juga terus melakukan pendekatan dengan banyak pihak, termasuk para pemain besar di bidang industri baterai kendaraan listrik untuk bisa berinvestasi di Indonesia.

"Sekarang kita sedang approach (mendekati) juga dengan yang lain, big player. Kita pengennya kemana saja kita berkawan, apakah dia China, apakah dia Amerika, atau mana," katanya.

Mantan Menko Polhukam itu menuturkan Indonesia ingin menjadi pemain kunci dalam industri baterai kendaraan listrik karena memiliki cadangan nikel terbanyak di dunia. Indonesia pun kini mulai melakukan hilirisasi nikel dan diharapkan produksi baterai kendaraan listrik sudah bisa dimulai pada akhir 2023 atau 2024.

Indonesia akan memproduksi baterai kendaraan listrik NMC 811 (lithium nickel manganese cobalt oxide) yang paling banyak menggunakan bahan baku bijih nikel.

Luhut menyebut dengan upaya tersebut diharapkan Indonesia bisa masuk rantai pasok global kendaraan listrik.

"Kita jangan hanya ekspor raw material sehingga kita hanya tergantung pada harga komoditi. Dengan kebijakan seperti ini kita tidak akan bergantung sama itu (harga komoditi)," katanya.

Saksikan video di bawah ini:

Bahan Baku Melimpah, Indonesia Siap Produksi Massal Kendaraan Listrik

Pengisian baterai mobil listrik di Cina (China Daily)
Pengisian baterai mobil listrik di Cina (China Daily)

Indonesia dinilai telah siap menjadi produsen kendaraan listrik. Meskipun harus bekerjasama dengan negara lain yang sudah memiliki teknologi lebih maju.

Selain itu Indonesia juga memiliki cadangan bahan baku berupa nikel dan kobalt sangat besar untuk dikembangkan menjadi industri baterai lithium sebagai komponen utama kendaraan listrik.

"Kita tentunya tidak ingin menjadi importir kendaraan terus-menerus, tapi harus bisa memproduksi kendaraan listrik. Dari sisi teknologi sebenarnya Indonesia sudah bisa menguasai," kata Penasehat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Satryo Soemantri Brodjonegoro di Jakarta, Senin (27/7/2020).

Pemerintah juga mendorong swasta yang selama ini mengimpor kendaraan listrik untuk segera membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng prinsipal dari luar negeri.

Keinginan dan komitmen Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik dituangkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik.

Menurut Satryo, untuk tahap pertama Indonesia akan mencoba mengembangkan dua hal. Pertama, mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, dan kedua mengembangkan baterai lithium sebagai komponen penggerak utama dari kendaraan listrik.

"Harus berjalan paralel. Pengembangan kendaraan dan baterai, jalan bersama," katanya.

Dijelaskannya, pengembangan industri baterai kendaraan listrik ini perlu segera diwujudkan, karena sesungguhnya Indonesia memiliki cadangan bahan baku nikel dan kobalt yang sangat besar, bahkan terbesar di dunia.

"Karena itu, kita tawarkan ke negara yang sudah lebih maju di bidang industri ini untuk bekerja sama. Pemerintah telah membentuk tim untuk menyiapkan pengembangan industri baterai lithium," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya