BERANI BERUBAH: Bus Physical Distancing, Inovasi Bertahan saat Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 membuat perusahaan bus harus berinovasi agar penumpang tak takut untuk bepergian.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 07 Des 2020, 06:53 WIB
Diterbitkan 07 Des 2020, 06:00 WIB
Bus Physical Distancing
Bus Putra Mulya Sejahtera milik Glen Adiprana Widodo ini memiliki konsep physical distancing, sehingga penumpang menjadi lebih aman selama pandemi Covid-19. Kapasitas bus juga dibatasi sesuai dengan anjuran pemerintah. (Foto: Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta- Masa PSBB menjadi malapetaka bagi banyak kalangan masyarakat. Apalagi saat pariwisata akhirnya tak bisa beroperasi, otomatis seluruh sektor yang berhubungan dengannya berhenti bergerak. Begitu juga dengan perusahaan bus, baik antar-kota maupun pariwisata. 

Kalut, bingung, pusing, semua itu dirasakan oleh Direktur Putra Mulya Sejahtera, Glen Adiprana Widodo dan Direktur PT Suryaputra Anugerah, Budi Sumadihardja. Keduanya harus Berani Berubah agar bisnisnya dapat kembali beroperasi semaksimal mungkin. 

“Efek pandemi corona ini dahsyat sekali, ya apalagi buat perusahaan bus. Ini dahsyat sekali. Penumpang kita ini berkurang kira-kira 60 sampai 70 persen,” ungkap Glen kepada Tim Berani Berubah.

Karena itu, Glen yang memiliki usaha bus antar-kota membuat gebrakan baru, yakni dengan membuat bus physical distancing. Kursi bus dibuat menjadi berjarak, dan hanya bisa untuk diduduki satu penumpang. Kapasitas penumpang juga dikurangi.

Selain itu, dia juga memastikan bus selalu dibersihkan sebelum berangkat, serta melakukan fogging rutin setiap sebelum dan sesudah penumpang turun bus. Saat penumpang berhenti untuk makan dan beribadah, bus akan difogging untuk memastikan kebersihannya.

Tak lupa sekat antar penumpang dan pengemudi juga diberikan. Hand sanitizer pun juga tersedia di dalam bus agar penumpang selalu bisa menjaga kebersihan tangan mereka.

“Penumpang juga sudah memilih seat dari awal sehingga tidak mungkin tertukar dengan seat yang lain, ataupun akan kelebihan penumpangnya daripada seatnya,” tutur Glen.

“Semua upaya ini juga tetap bisa kita lakukan, tapi kembali lagi ke kesadaran masing-masing penumpangnya lagi. Kita balikkan lagi ke penumpangnya,” sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Gerakan Bus Pariwisata

Bus Pariwisata Physical Distancing
Bus PT Suryaputra Anugerah milik Budi Sumadihardja ini memiliki sekat plastik antar kursi penumpang. Jok juga menjadi sendiri-sendiri dan tak berdekatan. Semua ini dilakukan demi mematuhi aturan jaga jarak selama pandemi Covid-19. (Foto: Liputan6.com).

Seirama dengan Glen, Budi Sumadihardja yang merupakan Direktur PT Suryaputra Anugerah juga harus berinovasi agar busnya tetap laku di masa pandemi. Menurutnya, semenjak pemerintah memutuskan agar pariwisata dilarang, penurunan yang terjadi sangat signifikan. 

Karena itu, dia juga membuat dua jenis bus baru. Yakni bus physical distancing dan bus khusus pesepeda. Selain itu, jumlah penumpang juga dikurangi.

“Bus itu normalnya antara 45 sampai 60 seat, tapi untuk bus physical distancing ini seatnya jadi sekitar 30. Nah, selain itu ada juga bus untuk para pesepeda, dimana mereka itu bisa menaruh sepedanya di dalam bus secara aman,” jelas Budi. 

Dia berharap, dengan adanya gebrakan ini, masyarakat pun tak takut untuk bepergian. Apalagi setelah aturan PSBB diangkat.

“Harapan saya yang pertama, pasti kita sama-sama berharap untuk efek pandemi ini segera berlalu. Yang kedua adalah masyarakat tidak perlu takut untuk bepergian, asalkan kita bisa jaga diri masing-masing,” dia mengakhiri.

Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTVIndosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.

Ingin tahu cerita lengkapnya, simak dalam video berikut ya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya