Liputan6.com, Jakarta - Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia Jawa Barat (Puskopti Jabar) menyatakan mulai pekan depan tanggal 4 Januari 2021 harga jual tahu dan tempe naik sebesar 20 persen hingga 30 persen. Kenaikan tersebut karena harga bahan baku tahu tempe yaitu kedelai mengalami kenaikan dari awalnya Rp 6.000 - 7.000 per kilogram menjadi Rp 9.400 - 10 ribu per kilogram.
Menurut Ketua Puskopti Jabar Asep Nurdin, untuk kenaikan harga kedelai Rp 9.400-an per kilogram berlaku di perkotaan. Asep mengatakan harga kedelai di daerah mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
“Karena kenaikan itulah maka kita berpikir bahwa kita harus naik juga ini. Tempe tahu harus naik harganya tapi kita juga masih mengingat (besaran) harganya, bahwa konsumen tempe tahu itu di (masyarakat) menengah bawah ya. Repot ini antara terus direkayasa terus dengan harga (kedelai) segitu sudah tidak bisa lagi,” ujar Asep seperti ditulis, Minggu (3/1/2021).
Advertisement
Asep mengaku sebenarnya jika kenaikan harga kedelai masih dianggap normal, masih bisa disiasati dengan menjual tempe tahu kepada konsumen dengan ukuran yang lebih kecil dari biasanya. Siasat lainnya sebut Asep, dapat juga dengan memipihkan ukuran dan mengurangi kadar kedelainya.
Namun dengan harga beli kedelai sekarang, Asep menyebutkan hal itu sudah tidak bisa dilakukan lagi. Akhirnya setelah dilakukan pembicaraan antar produsen tempe tahu pada 28 Desember 2020, disepakati melakukan mogok produksi serentak selama tiga hari.
“Untuk itu kita akan demo selama tiga hari dari tanggal 1 - 3 Januari 2021 dengan tidak memproduksi dan menjual tempe tahu. Ini tidak ada paksaan, hanya bagi produsen dan penjual tempe tahu yang akan mengikuti saja. Tapi yang ikut sekarang mayoritas banyak yang ikut,” kata Asep.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Janji Pemerintah
Asep menjelaskan aksi mogok produksi dan berjualan ini, sekaligus pemberitahuan kepada konsumen soal rencana kenaikan harga jual tempe tahu pada pekan nanti. Jika harga jual tempe tahu ingin kembali stabil ucap Asep, maka pemerintah harus mengucurkan subsidi pembelian impor kedelai dari Amerika Serikat dikisaran Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram.
Alasannya jelas Asep, jauh hari sebelumnya pemerintah pernah menjanjikan hal itu kepada produsen tempe tahu. Tetapi sampai kini belum ada realisasinya.
“Pemerintah harus serius menangani swasembada kedelai. Itu program adakan dari APBN tapi enggak jalan - jalan ini sama sekali. Agar kita tidak tergantung lagi kepada importir, kita punya kedelai sendiri, kita olah sebagus mungkin,” ucap Asep.
Apabila Indonesia memiliki kedelai sendiri, Asep mengaku tidak masalah harga jual tempe tahu ke konsumen dinaikkan. Karena lanjut Asep, hal itu menguntungkan terhadap petani kedelai dalam negeri.
Puskopti Jabar menyatakan kenaikan harga beli kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat, akibat adanya pembelian skala besar oleh Cina. Sehingga dampaknya sampai ke produsen dan penjual tempe tahu di Indonesia.
Advertisement