Subsidi Pupuk Dinilai Justru Turunkan Produktivitas Pertanian

Presiden Jokowi geram dengan penyaluran subsidi pupuk yang nilainya mencapai Rp 33 triliun per tahun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Jan 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 15:00 WIB
Stok Pupuk Bersubsidi 2020 Cukup, Realisasi Penyaluran Masih Sangat Rendah
Pupuk bersubsidi di Kabupaten Ciamis.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram dengan penyaluran subsidi pupuk yang nilainya mencapai Rp 33 triliun per tahun. Jokowi menganggap imbal hasil dari subsidi tersebut tidak terlihat nyata dan terkesan buang-buang anggaran.

"Berapa puluh tahun kita subsidi pupuk? Rp 33 triliun setiap tahun. Kembaliannya apa? Apakah produksi melompat naik?," tanya Jokowi beberapa waktu lalu.

Senada, Dosen Pertanian IPB Harianto menilai, subsidi pupuk memang tidak akan sukses merangsang produktivitas petani. Menurutnya, subsidi pupuk yang sudah diberikan selama puluhhttps://www.liputan6.com/tag/jokowian tahun tidak akan berdampak signifikan pada peningkatan produktivitas per satuan lahan.

Harianto menjelaskan, subsidi pupuk yang diberikan lebih ditujukan untuk mempertahankan produktivitas dan mempertahankan biaya produksi agar tidak meningkat, namun bukannya untuk meningkatkan produktivitas.

"Semakin lama subsidi pupuk diberikan, maka efektivitas kebijakan tersebut untuk mempertahankan produksi akan semakin menurun," ujar Harianto kepada Liputan6.com, Selasa (12/1/2021).

Menurut dia, berbagai kebijakan subsidi untuk meningkatkan produktivitas akan sulit dicapai jika tidak disertai dengan perbaikan pada aspek teknologi budidayanya.

"Jika memgharapkan peningkatan produksi, maka yang menentukan adalah memperluas area tanam dan meningkatkan produktivitas per satuan luas lahan," jelas Harianto.

"Peningkatan produktivitas dapat dicapai lewat perbaikan teknologi budidaya dan akses kepada benih unggul," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Subsidi Pupuk 10 Tahun Rp 330 Triliun, Hasilnya Apa?

Presiden Jokowi Tinjau Lahan untuk Lambung Pangan Nasional
Presiden Joko Widodo didampingi Menhan Prabowo Subianto memberikan keterangan saat meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). (Foto:Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritik penyaluran subsidi pupuk yang nilainya mencapai Rp 33 triliun per tahun. Menurutnya, imbal hasil dari subsidi tersebut tidak terlihat nyata.

"Setahun berapa subsidi pupuk? Rp 33 triliun, kembaliannya apa? apakah produksi melompat naik?" tanya Jokowi saat membuka rapat kerja nasional pembangunan pertanian di Istana Negara, Jakarta, pada Senin 11 Januari 2021.

Menurut Jokowi, dana yang digelontorkan oleh negara untuk program subsidi pupuk setiap tahun ini tidak kecil. Ia pun menghitung jika dana tersebut diakumulasikan dalam 10 tahun maka pengeluaran negara tergolong sangat besar.

"Kalau 10 tahun sudah Rp 330 triliun, angka itu besar sekali artinya tolong ini dievaluasi ini ada yang salah, saya sudah berkali-kali meminta ini," jelas Jokowi.

Menurut Jokowi, solusi dari angka subsidi pupuk adalah imbal setimpal. Dia meyakini, jika hal itu tidak tercapai, maka ada kesalahan dalam angka subsidi harus dievaluasi.

"Kalau tiap tahun kita keluarkan subsidi pupuk seperti itu kemudian tidak ada lompatan di sisi produksinya, itu ada yang salah, ada yang tidak bener di situ," pungkas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya