Sinergi 3 BUMN Dalam Penyediaan Biomassa untuk Co-Firing PLTU Batubara

Sinergi tiga BUMN dalam penyediaan biomassa bagi co-firing PLTU batubara sekaligus komitmen bersama dalam mendukung pencapaian target kebijakan energi nasional melalui penyediaan energi bersih.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 25 Jan 2021, 16:33 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 16:33 WIB
Sinergi 3 BUMN Dalam Penyediaan Biomassa untuk Co-Firing PLTU Batubara
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Penyediaan Biomassa untuk PLTU Batubara antara Perum Perhutani, PT PN III (Persero) dan PT PLN (Persero).

Liputan6.com, Jakarta Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Penyediaan Biomassa untuk PLTU Batubara antara Perum Perhutani, PT PN III (Persero) dan PT PLN (Persero), secara resmi dan virtual telah dilaksanakan pada hari ini, Jumat (22/1). Penandatanganan MoU ini merupakan aksi nyata sinergi tiga BUMN dalam upaya penyediaan biomassa bagi co-firing PLTU batubara sekaligus bukti komitmen bersama dalam mendukung pencapaian target kebijakan energi nasional melalui penyediaan energi bersih.

“Kami sangat mengapresiasi sangat tinggi, terima kasih juga terhadap upaya inisiatif strategis antara 3 BUMN utama dalam penyediaan energi bersih yang berbasis biomassa. Menurut saya tidak ada lagi yang lebih besar di Republik ini ya, untuk mendorong pemanfaatan khususnya pemanfaatan listrik yang berasal dari biomassa,” tutur Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana saat menyaksikan seremonial penandatanganan MoU tersebut.

Program Co-Firing Biomassa pada PLTU merupakan inovasi dan terobosan dalam percepatan pencapaian target pemanfaatan energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 karena diimplementasikan di pembangkit yang telah ada.

 

Sinergi 3 BUMN Dalam Penyediaan Biomassa untuk Co-Firing PLTU Batubara
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana.

“Secara khusus saya mengapresiasi ke PLN, yang selalu berinisiatif di saat-saat yang tidak gampang. Di saat-saat yang menurut kami membutuhkan kebijakan yang smart idea supaya dengan kondisi seperti ini tapi komitmen-komitmen nasional seperti 23% EBT dan komitmen internasional untuk mencapai target penurunan gas rumah kaca dapat terus progress, kita dekati capaiannya,” imbuh Dadan.

Kerja Sama Penyediaan Biomassa pada PLTU Batubara milik PLN dilakukan melalui pemanfaatan aset Perum Perhutani dan PT PN 3 (Persero) untuk mengembangkan hutan tanaman energi sebagai sumber pasokan biomassa ke PLN. Nota Kesepahaman berlaku sejak 22 Januari 2021 sampai dengan 21 Januari 2022 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan para pihak. Nota Kesepahaman akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan perjanjian pelaksanaan setelah memperhatikan hasil Kajian Bersama dan persetujuan korporasi internal para pihak serta ketentuan yang berlaku.

Adapun ruang lingkup kerja sama 3 BUMN tersebut dalam penyediaan biomassa untuk PLTU batubara yaitu:

1. Melakukan Kajian Bersama terkait dengan ketersediaan bahan baku, analisis rantai pasok yang efisien dan sustain, bentuk kerja sama penyediaan biomassa, analisis finansial dan keekonomian termasuk harga biomassa, analisis risiko dan mitigasi usaha serta rencana implementasi kerjasama pengadaan pasokan bahan bakar biomassa untuk PLTU batubara.

2. Pembentukan Tim Kerja antara Perum Perhutani, PT PN 3 (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk melakukan Kajian Bersama dan dapat melibatkan anak perusahaan.

3. Tim Kerja dapat menggunakan konsultan independen di dalam melakukan Kajian Bersama.

 

Program Co-Firing 

Pemanfaatan biomassa untuk substitusi batubara pada PLTU merupakan upaya yang mudah, cepat dan murah dibandingkan dengan membangun PLT biomassa. Apalagi di masa pandemi covid ini, di mana demand penggunaan energi turun dan ketersediaan dana untuk investasi juga terbatas, maka upaya substitusi energi untuk jangka pendek dan menengah menjadi pilihan yang tepat untuk mendorong pemanfaatan EBT tanpa membebani PLN dan juga pemerintah dengan subsidi.

Selain mendukung kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional, program co firing biomassa khususnya yang berbasis sampah dan limbah juga berdampak positif kepada pengembangan ekonomi kerakyatan yang produktif (circular economy), dapat membuka lapangan kerja, dan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, di mana sektor energi juga diharapkan dapat berkontribusi besar dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

PLN dan anak perusahaannya yang telah menginisiasi program co-firing sejak tahun 2018 dan memulai uji coba pada PLTU eksisting pada tahun 2019 dengan menggunakan biomassa baik yang berbasis sampah, limbah maupun biomassa yang berasal dari tanaman energi.

Berdasarkan hasil pengujian di 29 PLTU dan implementasi komersial yang dilaksanakan oleh 6 PLTU milik PLN dan anak perusahaannya, jenis biomassa yang dapat digunakan cukup variatif dengan mengutamakan potensi setempat. Dari 6 PLTU yang telah melakukan Go Live Komersial, PLTU Paiton 9, PLTU Pacitan, dan PLTU Suralaya berhasil Go Live Komersial dengan sawdust, PLTU Jeranjang melakukan cofiring dengan SRF dan sekam padi, dan PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau memanfaatkan cangkang sawit.

Hingga saat ini, rata-rata co- firing yang dilakukan di PLTU yang telah Go Live Komersial berkisar antara 1-3% dengan kontrak pengadaan biomassa jangka pendek. Persentase tersebut masih lebih rendah dibandingkan target yang diharapkan. Ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, kesiapan industri pengolahan biomassa, harga keekonomian biomassa masih masih menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan cofiring secara umum.

 

MoU Penyediaan Biomassa untuk PLTU

Ditjen EBTKE menyambut baik dan mendukung sepenuhnya sinergi 3 BUMN untuk menjawab tantangan tersebut melalui MoU Penyediaan Biomassa untuk PLTU dimana peran masing-masing BUMN, yaitu:

1. Perhutani memiliki sumber daya kawasan hutan di Jawa (2,4 juta Ha) dan luar Jawa (1,3 juta Ha) yang dapat dikembangkan menjadi HTE dan potensi produksi biomassa (wood pellet, wood chip).

2. PT PN III (Persero) akan menyiapkan lahan tidak produktif untuk dimanfaatkan bagi pembangunan HTE, yang selanjutnya dapat mendukung industri biomassa (wood pellet, wood chip) untuk cofiring yang akan dibangun oleh Perhutani.

3. PT. PLN (Persero) sebagai pemilik PLTU yang melaksanakan cofiring akan memanfaatkan potensi biomassa berbasis hutan tanaman energi dan sumber lainnya yang bersumber dari limbah tebangan, limbah industri dan limbah replanting di kawasan milik Perhutani dan PT PN III (Persero).

“Apabila memang diperlukan dan memang sekarang sedang dibahas nanti tata kelola pengusahaannya itu seperti apa, apabila ingin ada payungnya disitu kami siap mendukung, memfasilitasi dengan permen ESDM dan ini sebenarnya diskusinya juga sudah mulai sedikit-sedikit. Terima kasih untuk sinergi inisiatif yang insyaallah ini dalam jangka pendek akan kita wujudkan secara bersama-sama, kami siap nanti memfasilitasi,” pungkas Dadan.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya