Serius, LG akan Ground Breaking 2 Pabrik Baterai Mobil Listrik di Semester I 2021

Adapun pabrik baterai mobil listrik LG ini akan terbagi mejadi dua, yakni di sisi hulu akan dilakukan di Maluku Utara.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jan 2021, 17:15 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 15:41 WIB
Logo LG.
Logo LG.

Liputan6.com, Jakarta Ketertarikan investor asing untuk membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia tampak semakin serius. Perusahaan asal Korea Selatan LG Group melalui anak usahanya LG Energy Solution dikabarkan akan memulai tahap pertama konstruksi pabrik baterai mobil listrik dalam waktu dekat.

Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, LG akan melakukan peletakkan batu pertama alias ground breaking pada semesteri I 2021 ini.

"Jadi ini dari hulu ke hilir akan dibangun di Indonesia ground breaking-nya semester I tahun 2021. Insya Allah ini akan langsung jalan," kata Bahlil dalam sesi webinar, Rabu (27/1/2021).

Adapun pabrik baterai mobil listrik ini akan terbagi menjadi dua, yakni di sisi hulu akan dilakukan di Maluku Utara. Sementara untuk hilir akan dibangun di kawasan industri Batang, Jawa Tengah.

Bahlil menjelaslan, untuk di sisi hulu LG akan membangun smelter dan tambang. Sedangkan di hilir akan dibangun katoda, prekursor, battery cell.

 

Saksikan Video Ini

Senilai USD 9,8 Miliar

Baterai Mobil Listrik
Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

Sebagai informasi, nilai rencana investasi proyek LG untuk baterai mobil listrik di Indonesia mencapai USD 9,8 miliar. Perusahaan telah menandatangani kerjasama konsorsium dengan Pemerintah RI.

Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tersebut ditandatangani dengan LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan pada 18 Desember 2020.

Selain LG, Bahlil melanjutkan, ada tiga perusahaan raksasa lain yang sudah menyatakan minat untuk berinvestasi di bidang industri sel beterai kendaraan listrik terintegrasi. Antara lain Tesla, CATL , dan BASF.

"Sekarang kita uda masuk kepada CATL. Uda kontrak sama pemerintah sama BUMN USD 5,2 miliar dolar," tandas Bahlil.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya