BI: Penjualan Eceran Desember 2020 Membaik, Indeks Tumbuh 4,8 Persen

Seluruh kelompok mengalami penurunan kinerja penjualan eceran bulanan.

oleh Andina Librianty diperbarui 09 Feb 2021, 19:07 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 19:00 WIB
BI Prediksi Inflasi Capai 0,42 Persen pada Januari 2020
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Survei Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kinerja penjualan eceran membaik terbatas pada Desember 2020. Secara bulanan, penjualan eceran meningkat pada sebagian besar kelompok komoditas, didorong oleh kenaikan permintaan dalam rangka hari raya Natal dan Tahun Baru.

Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2020 yang tumbuh 4,8 persen (mtm), membaik dari -1,2 persen (mtm) pada November 2020. Peningkatan penjualan eceran tertinggi terjadi pada kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya dan Peralatan Informasi dan Komunikasi.

Kenaikan permintaan tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga secara tahunan, kinerja penjualan eceran periode Desember 2020 mengalami kontraksi dengan pertumbuhan IPR sebesar -19,2 persen (yoy), lebih dalam dari -16,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Hal ini terutama berasal dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta sub kelompok Sandang.

"Pada Januari 2021, kinerja penjualan eceran diperkirakan tetap terjaga dengan kinerja pertumbuhan secara tahunan diperkirakan membaik, meski secara bulanan menurun," jelas Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan tertulis pada Selasa (9/2/2021).

 

 

Saksikan Video Ini

Kelompok yang Turun

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonesia, Jakarta. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Secara bulanan, IPR Januari 2021 diperkirakan menurun sebesar -1,8 persen (mtm), sejalan dengan faktor musiman permintaan masyarakat yang menurun pasca HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional), di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali, serta faktor musim/cuaca dan bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah.

Seluruh kelompok mengalami penurunan kinerja penjualan eceran bulanan, dengan penurunan IPR terbesar pada kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Sementara itu, secara tahunan kinerja penjualan eceran Januari 2021 diperkirakan membaik dengan kontraksi pertumbuhan IPR yang lebih kecil, dari sebesar -19,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi sebesar -14,2 persen (yoy).

"Perbaikan penjualan tahunan diindikasi terjadi pada sebagian besar kelompok, terutama sub kelompok Sandang, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya," tutur Erwin.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang (Maret 2021) diperkirakan relatif stabil, sementara pada enam bulan mendatang (Juni 2021) meningkat.

Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 149,7, relatif stabil dibandingkan 150,4 pada bulan sebelumnya, sejalan dengan pasokan yang terjaga. Sementara itu, IEH enam bulan yang akan datang sebesar 164,8, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 161,7 dipengaruhi oleh ekspektasi ketersediaan barang/jasa yang berkurang dan kemungkinan gangguan distribusi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya