Karya Seni NFT Pertama yang Dilelang Laku Terjual USD 69 Juta

Non-fungible tokens atau yang kerap disebut NFT semakin mencuri perhatian banyak investor di komunitas kripto global.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2021, 04:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2021, 04:00 WIB
Ilustrasi bursa aset kripto Tokocrypto
Ilustrasi bursa aset kripto Tokocrypto

Liputan6.com, Jakarta Non-fungible tokens atau yang kerap disebut NFT semakin mencuri perhatian banyak investor di komunitas kripto global. NFT merupakan token unik yang digunakan untuk mewakili kepemilikan aset. 

Dalam hal ini, aset yang dimaksud adalah karya seni digital, berupa musik atau film yang kemudian dapat dibuktikan keaslian dan kepemilikannya melalui blockchain. Blockchain akan menjadi catatan besar digital terdesentralisasi yang mampu melacak dan mendokumentasikan setiap transaksi, kepemilikan, dan validitas aset.

Baru-baru ini, sebuah karya seni virtual NFT pertama yang dilelang secara online oleh Christie's, sebuah balai lelang ternama asal Inggris, berhasil dihargai hingga USD 69.346.250 setara Rp 1 triliun.

Melansir laman CNN, penjualan dari karya seni bertajuk "Everydays: The First 5000 Days" yang memecahkan rekor tersebut lantas melambungkan nama penciptanya, Mike Winkelmann, yang lebih dikenal dengan sebutan Beeple, dalam deretan seniman dengan karya termahal hingga saat ini.

Dia berada tepat di bawah David Hockney yang menjual lukisannya berjudul "Portrait of an Artist (Pool with Two Figure)" seharga USD 90,3 juta pada 2018

Kemudian ada Jeff Koons dengan karya patung baja tahan karat "Rabbit" yang menduduki puncak daftar dengan nilai USD 91,1 juta pada tahun 2019.

Uniknya, kolase 5.000 gambar dari Winkelmann yang pembuatannya membutuhkan waktu 13 tahun tersebut sebenarnya memiliki penawaran awal hanya senilai USD 100.

Tetapi, Christie's sebagai balai lelang terkenal berhasil menarik penawaran mendadak yang datang dari lebih dari 350 calon pembeli.

Berhasilnya penjualan karya seni Beeple semakin menarik perhatian banyak orang terhadap karya seni berbasis NFT dalam beberapa waktu terakhir yang fenomenanya sering disebut sebagai ledakan karya seni digital.

Beberapa karya yang dimaksud, diantaranya koleksi karya seni digital seharga USD 5,8 juta yang dijual musisi Grimes dan Christopher Torres, pencipta GIF "Nyan Cat" yang berusia satu dekade. Ini turut mampu menguangkan animasi kucing Pop Tart terbang miliknya seharga hampir USD 600.000.

Nilai unik lainnya dari karya seni virtual yang sedang menjadi sorotan ini adalah tidak dapat disalin dan disebarluaskan berkali-kali di internet sehingga mengurangi nilainya, berbeda dengan karya seni berbentuk fisik.

NFT memastikan bahwa tiap pembeli memiliki dokumen asli yang berasal langsung dari seniman. Sistem ini juga mengizinkan seniman untuk menjual karyanya langsung ke pembeli, yang menurut beberapa komentator, akan mendemokratisasi pasar karya seni.


NFT telah mengubah pasar karya seni

Lukisan Hadiah Brad Pitt untuk Angelina Jolie Karya Winston Churcill Cetak Rekor Lelang
Lukisan Winston Churchill berjudul Menara Masjid Koutoubia. (dok. SHAUN CURRY / AFP)

"Seniman telah menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak untuk membuat karya seni dan mendistribusikannya di internet selama 20+ tahun terakhir, tetapi tidak pernah ada cara nyata untuk benar-benar memiliki dan mengumpulkannya," kata Winkelmann dalam pernyataan pers setelah penjualan tersebut. "NFT berhasil mengubah keadaan itu,” lanjutnya.

Winkelmann, seorang desainer grafis dari Charleston, South Carolina, mengatakan dalam sebuah wawancara menjelang penutupan penjualan bahwa ketika dia memulai proyek "Everydays" pada tahun 2007, dia tidak berniat menjual karya tersebut.

Sebagai seorang pekerja lepas yang mengerjakan visual konser untuk artis seperti Katy Perry dan Deadmau5, dan tanpa representasi galeri, dia bukanlah seniman yang biasa yang menjual karyanya seharga puluhan juta di sebuah balai lelang besar. 

"Ini agak tidak nyata, karena (citra digital) bukanlah sesuatu yang saya bayangkan, dalam hidup saya, bisa dijual," jelas Winkelmann. "Tapi di saat yang sama, saya juga benar-benar merasa ini akan menjadi babak berikutnya dalam sejarah seni."

Sehubungan dengan pandemi yang sedang berlangsung, penjualan karya seni pada balai lelang seperti Christie's dan Sotheby’s memang harus bergantung pada lelang yang diselenggarakan secara virtual dengan lebih banyak penawar yang hadir secara online.

Melalui pemanfaatan NFT, seniman individu dapat keluar dari pasar seni tradisional untuk mendorong lebih banyak penjualan dan perlahan memasuki dunia seni digital.

"Tahun lalu telah menjadi periode yang luar biasa bagi pasar seni, dan hasil hari ini adalah penghargaan yang sesuai untuk transformasi digital signifikan yang telah terjadi di Christie's. Dan seperti halnya bisnis kami yang berkembang, perkembangan juga terjadi pada bagaimana cara karya seni dibuat," ujar Noah Davis, seorang spesialis seni pasca-perang dan era kontemporer di Christie's, dalam pernyataan pers.

"Saya merasa terhormat untuk menyambut semua klien baru yang luar biasa, yang tidak hanya melakukan penawaran dengan kami, tetapi juga berbagi ide brilian mereka tentang cara memajukan gerakan seni kripto. Keberhasilan Beeple adalah bukti kemungkinan menarik di masa depan untuk pasar yang baru lahir ini. Hasil hari ini adalah panggilan yang jelas bagi semua seniman digital. Karya Anda memiliki nilai. Teruslah berkarya," pungkasnya.

 Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya