4 Komoditas Pangan yang Diimpor Indonesia Jelang Ramadan, Ini Rinciannya

Indonesia masih harus melakukan impor terhadap beberapa komoditas pokok mulai dari kedelai hingga gula.

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Mar 2021, 13:45 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2021, 13:45 WIB
Bareskrim Jamin Stok Sembako Aman hingga Lebaran
Warga saat antre membeli beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Kabareskrim Polri Irjen Listyo Sigit memastikan stok sembako, seperti beras dan gula, untuk wilayah Jakarta cukup sampai dua bulan ke depan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian menjelaskan, Indonesia masih harus melakukan impor terhadap beberapa komoditas panganmulai dari kedelai hingga gula.

Impor pangan ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan komoditas dalam negeri, apalagi bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri akan segera datang.

"Untuk sebagian komoditas seperti kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula memang masih membutuhkan impor," ujar Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (15/3/2021).

Momon membeberkan, hingga Mei 2021, Indonesia masih harus mengimpor kedelai sebanyak 1 juta ton. Untuk bawang putih, besarannya mencapai 257 ribu ton. Lalu daging sapi/kerbau 145 ribu ton dan gula pasir 646 ribu ton.

Untuk gula pasir, terdapat kebutuhan terhadap gula rafinasi sekitar 3 juta ton (raw sugar). Momon mengatakan, total kebutuhan gula hingga Mei nanti mencapai hampir 6 juta ton.

"Kita baru memenuhi 2,1 jutanya (produksi gula konsumsi dan rafinasi dalam negeri hingga Mei 2021)," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Impor Daging

Daging Wagyu Jepang
Daging wagyu dari Kagoshima, Satsuma Gyu, yang memenangkan Wagyu Olympic di Jepang pada 2017. (dok. PT. Subur Arta Utama (SAU))

Lanjut Momon, impor daging sapi/kerbau sendiri sebenarnya belum mencukupi kebutuhan hingga Mei mendatang karena masih akan defisit.

"Khusus daging sapi, walau sudah impor, neraca sampai akhir Mei diperkirakan masih defisit sekitar 14 ribu ton," jelasnya.

Sementara untuk komoditas lain mengalami surplus, seperti jagung sebesar 3,4 juta ton, bawang merah 28 ribu ton, cabai besar 64 ribu ton, cabai rawit 56 ribu ton, daging ayam ras 202 ribu ton, telur ayam ras 73 ribu ton serta minyak goreng 475 ribu ton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya