Serap Gabah Petani, Kementan Minta Bantuan RNI dan Pertani

Kementan menginformasikan persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Bulog kepada Poktan atau Gapoktan di lokasi HPP jatuh, serta mengawal pelaksanaan penyerapan gabah di bawah HPP.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Mar 2021, 12:35 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 12:35 WIB
Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani menggiling saat musim panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mulai dari menyabit padi hingga sudah menjadi bulir gabah itu semua mengunakan tenaga manusia. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) akan bekerjasama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Pertani untuk meningkatkan serap gabah petani.

“Dalam rangka meyakinkan publik terkait dengan jaminan ketersediaan bahan pokok saat memasuki Ramadan dan Idul Fitri benar-benar tersedia secara fisik dan harga di petani terjaga dengan baik. Maka Kementerian Pertanian membuat berbagai langkah antisipasi khususnya untuk beras,” kata Syahrul dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI membahas Persiapan dan Ketersediaan Pangan menghadapi Bulan Ramasan dan Hari Besar Keagamaan, Kamis (18/3/2021).

Selain bekerja sama dengan PT RNI dan PT Pertani, Kementerian Pertanian juga mendorong Perpadi untuk menyerap gabah petani melalui optimalisasi fasilitas Rice Milling Unit (RMU) bantuan Kementan.

Tidak hanya berhenti di situ, Kementan juga melakukan sinergi dengan Bulog untuk meningkatkan serapan gabah petani melalui berkoordinasi untuk penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) dibawah Harga Pokok Penjualan atau HPP.

Selanjutnya, Kementan menginformasikan persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Bulog kepada Poktan atau Gapoktan di lokasi HPP jatuh, serta mengawal pelaksanaan penyerapan gabah di bawah HPP.

Kementan juga mendorong kepala daerah mengoptimalkan fungsi dryer di sentra-sentra produksi. Dan berupaya optimalisasi gudang atau lumbung cadangan pangan bekerja sama dengan Bulog dan Perpadi.

Lebih lanjut dalam upaya menjamin ketersediaan pangan khususnya beras, koordinasi antar Lembaga khususnya dalam rangka pengaman pangan telah dilakukan Kementerian Pertanian.

“Terutama untuk meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Lembaga dan para pemangku kebijakan Kemendag, Satgas Pangan, BIN, Dinas Provinsi/Kab/kota, dalam rangka stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pangan pokok saat terjadi gejolak harga dan menjelang HBKN,” ujarnya.

Demikian, Kementan juga berupaya mengintensifkan gelar pasar murah di berbagai wilayah dengan pelaku usaha, mitra dan Bulog agar nantinya bahan pangan tersebut terserap dengan baik jelang puasa dan idul fitri 2021.

“Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan juga memantau perkembangan harga harian komoditas utama tersebut, tujuan ini dilakukan guna mendeteksi kemungkinan terjadi kenaikan dan penurunan harga ekstrim sehingga berpotensi meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Surplus 12 Juta Ton, Mentan Yakin Stok Beras Cukup Sampai Lebaran 2021

Musim Kemarau, Harga Gabah Kering Naik
Petani melakukan panen padi jenis Ciherang di kawasan Pantai Sukawayana, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Minggu (1/12/2019). Saat ini harga gabah kering mencapai Rp 5600/ kg dari harga semula Rp Rp 4700/kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memprediksi ketersediaan pangan menjelang bulan puasa dan hari raya idul fitri 2021 dalam keadaan cukup, bahkan untuk komoditas beras diperkirakan surplus hingga 12 juta ton.

“Perkiraan produksi dalam negeri perkiraan impor dan kebutuhan pangan masyarakat yang ada. Prognosa neraca pangan pokok sampai bulan Mei 2021 diperkirakan dalam keadaan cukup, beras diperkirakan surplusnya di atas kurang lebih 12 juta ton,” kata Menteri Pertanian dama Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI membahas Persiapan dan Ketersediaan Pangan menghadapi Bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan, Kamis (18/3/2021).

Begitu juga untuk komoditas jagung diperkirakan mengalami surplus sebanyak 2,4 juta ton. Lebih lanjut Menteri Syahrul menjabarkan, untuk komoditas beras yang surplus dikarenakan pada Maret-April 2021 memasuki panen raya.

“Sampai dengan perhitungan minggu ke II Maret 2021 menunjukkan stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti Bulog, penggilingan, pedagang, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan lainnya total stok mencapai kurang lebih 6 juta ton,” ujarnya.

Begitu pula  untuk surplus  komoditi jagung juga memasuki masa panen pada awal tahun 2021 sampai dengan Mei 2021, yang merupakan puncak siklus paling besar yang memang setiap tahun selalu terjadi sebagai bagian penanaman awal musim hujan yang ada.

“Untuk komoditi lain juga tersedia dalam jumlah yang cukup di antaranya komoditi bawang, cabe daging ayam ras, telur, gula, dan minyak goreng,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya