Harga Minyak Melonjak 2 Persen Usai Memburuknya Kasus Covid-19 di Eropa

Harga minyak melonjak lebih dari 2 persen tetapi menjadi rekor minggu terburuk sejak Oktober 2020.

oleh Andina Librianty diperbarui 20 Mar 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2021, 08:00 WIB
Bursa Saham AS Positif Bikin Harga Minyak Naik
Harga minyak cenderung variatif didorong sentimen ketegangan Rusia-Ukraina dan serangan Amerika Serikat ke Irak.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari 2 persen dalam perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Hal ini setelah gelombang baru infeksi Covid-19 di seluruh Eropa mengurangi ekspektasi pemulihan permintaan bahan bakar.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (20/3/2021), harga minyak mentah Brent ditutup naik 1,98 persen pada USD 64,53 per barel. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 2,37 persen menjadi USD 61,42 per barel. Keduanya diperdagangkan dalam kisaran luas lebih dari USD 2 per barel pada hari Jumat.

Pada Kamis pekan ini, harga minyak sempat turun sekitar 7 persen karena beberapa negara besar Eropa memberlakukan kembali penguncian dan program vaksinasi diperlambat oleh masalah distribusi dan kekhawatiran atas potensi efek samping.

“OPEC akan lebih mengkhawatirkan COVID, jadi ini meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan produksi lagi, dan dengan penurunan tajam harga minyak, hal itu dapat mengurangi insentif produsen minyak serpih AS untuk maju. ski mereka," kata Phil Flynn, Analis Senior di Price Futures Group di Chicago. 

Pengebor AS menambahkan sembilan rig minyak dalam minggu ini, kenaikan mingguan terbesar sejak Januari 2021. Pada 318 rig, jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei, kata perusahaan jasa minyak Baker Hughes.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Vaksinasi Dimulai Kembali

Brussel Wajibkan Pemakaian Masker di Tempat Umum
Orang-orang memakai masker saat berjalan di Brussel, Belgia, Rabu (12/8/2020). Penggunaan masker menjadi wajib di tempat umum di Brussel karena kasus Covid-19 naik ke tingkat kewaspadaan yang menempatkan kota itu di antara yang paling parah terkena dampak corona di Eropa. (François WALSCHAERTS/AFP)

Sementara itu, kekhawatiran tentang peluncuran vaksin juga membatasi keuntungan pasar.

Jerman, Prancis dan negara-negara lain telah mengumumkan dimulainya kembali inokulasi dengan suntikan AstraZeneca setelah regulator menyatakan bahwa vaksin aman. Sebelumnya penghentian program tersebut telah mempersulit untuk mengatasi resistensi terhadap vaksin di antara beberapa populasi.

Inggris juga mengumumkan akan memperlambat peluncuran vaksin COVID-19 bulan depan karena penundaan pasokan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya