Jokowi Gaungkan Benci Produk Asing, UMKM Bersyukur

Pelaku UMKM bersyukur dengan seruan Presiden Joko Widodo untuk mencintai produk dalam negeri dan membenci produk asing.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2021, 15:10 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 15:10 WIB
Mengunjungi Kios Jakpreneur di Jantung Kota
Pengrajin saat merapikan produk yang dijual di Kios Jakpreneur di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Terdapat 3 Kios Jakpreneur yang menjual berbagai produk UMKM dalam negeri, mulai dari kerajinan tangan hingga beragam jenis kuliner. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mengaku bersyukur dengan seruan Presiden Joko Widodo untuk mencintai produk dalam negeri dan membenci produk asing. Pernyataan tersebut turut membuka peluang bagi produk UMKM untuk bisa diminati dan dibeli masyarakat.

"Apalagi Pak Jokowi menyatakan cinta produk Indonesia benci produk asing. Ini statement yang membuka peluang bagi UMKM," kata Ikhsan dalam diskusi media bertajuk Mendorong Digitalisasi Keuangan dan UMKM untuk Pemulihan Ekonomi Nasional, Jumat (26/3).

Sebagai pelaku UMKM, Ikhsan mengaku beberapa kebijakan pemerintah untuk UMKM sangat membantu. Misalnya pembayaran listrik 450 kWh dan sebagian pelanggan 950 kWh untuk pelaku usaha, restrukturisasi kredit, bantuan produktif dari presiden dan sebagainya.

"Kami harapkan ini masih berlanjut di 2021 karena pandemi masih berlangsung ya," kata dia.

Sebelum pandemi ada tiga besar UMKM yang bisa berkontribusi kepada PDB, antara lain sektor kuliner 35 persen, fesyen 22 persen dan kerajinan 17 persen.

"Jadi kita falam keadaan normal kita bisa berkontribusi 60 persen pada PDB dan 95 persen penyerapan tenaga kerja," kata dia.

Namun, gara-gara pandemi dan penerapan kebijakan PSBB atau PPKM sektor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia ini rontok. Setidaknya ada 30 juta UMKM yang bangkrut. Lebih dari 7 juta tenaga kerja informal yang bekerja di sektor UMKM terpaksa kehilangan pekerjaan.

"Saat ini sekitar 30 juta UMKM bangkrut terutama usaha mikro terutama pe erapan PSBB. Lebih dari 7 juta tenaga kerja informal dari UMKM kehilangan pekerjaannya," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi soal Gaungkan Benci Barang Impor: Masa Tidak Boleh Tidak Suka Produk Asing

Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta gubernur, bupati, dan wali kota memperhatikan ketersediaan pangan di wilayah masing-masing saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2020 pada Kamis (22/10/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggaungkan agar masyarakat benci produk luar negeri atau asing. Masyarakat Indonesia diajak untuk mengutamakan produk buatan dalam negeri. 

Hal ini dinilai Jokowi merupakan tindakan yang wajar agar Indonesia tidak melulu ketergantungan produk impor.

"Boleh saja kita ngomong tidak suka terhadap produk asing, masa enggak boleh kita tidak suka kan boleh saja. Gitu saja ramai," kata Jokowi dalam pembukaan Rakernas HIPMI 2021 secara daring, Jumat (5/3/2021).

Jokowi menegaskan, Indonesia tidak boleh jadi korban unfair practices dari perdagangan global. Dukungan terhadap produk dalam negeri harus segera dimulai, minimal dari sisi pemerintah dan BUMN.

"Pipa sudah bisa produksi banyak masih impor, untuk apa gitu. Pada dipakai proyek pemerintah, proyek BUMN, saya ngomong nggak boleh," katanya.

"Dan itu harus dimulai, kita harus benar-benar memulai paling tidak dari pemerintah dan BUMN, lalu ajak masyarakat untuk cinta produk Indonesia dan tidak suka produk luar," tegas Jokowi.

Jokowi melanjutkan, Indonesia ialah negara penganut keterbukaan ekonomi. Indonesia tidak menganut paham proteksionisme, namun harus tetap membatasi diri dalam perdagangan global, contohnya dalam penggunaan produk impor atau asing.

"Kita nggak boleh jadi korban unfair practices dari perdagangan dunia. Kita harus memanfaatkan optimal pasar dalam negeri dan ini sangat besar untuk mendongkrak ekonomi nasional," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya