Wamendag Percepat Penyelesaian Perundingan Dagang RI-Uni Eropa

Indonesia dan Uni Eropa telah menuntaskan Putaran ke-10 perundingan Indonesia-European Union (IEU) CEPA

oleh Tira Santia diperbarui 02 Apr 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2021, 16:30 WIB
Wamendag  Jerry Sambuaga
Wamendag Jerry Sambuaga dalam LiveStreaming Liputan6 "Wamen Jerry Sambuaga dan Pertemuan WTO" Live from Jenewa, Swiss, Kamis (10/12/2020). Dok Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Uni Eropa telah menuntaskan Putaran ke-10 perundingan Indonesia-European Union (IEU) CEPA. Kedua belah pihak optimistis perjanjian dagang ini segera selesai.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga, bagi Indonesia mengtakan, perundingan ini penting karena membuka potensi pada tiga hal, yaitu peningkatan ekspor, dukungan bagi industri dalam negeri dan peningkatan investasi. Dia menilai ada peluang yang cukup besar dari IE CEPA untuk peningkatan ekspor.

"Berdasarkan studi CSIS, dengan IEU-CEPA, ekspor Indonesia bisa meningkat 5,4 persen," kata dia dalam keterangannya, Jumat (2/4/2021).

Menurut Jerry, Indonesia harus mampu berkompetisi dengan Vietnam lewat perjanjian perdagangan. Selama ini, beberapa produk andalan Indonesia memang bersaing ketat dengan negara-negara ASEAN maupun negara lain di kawasan Amerika Selatan dan Afrika.

Sebagai contoh adalah produk kelapa sawit dan turunannya, buah tropis, tekstil, kertas, pakaian, alas kaki dan lain-lain. Tanpa pengamanan perdagangan melalui perjanjian khusus, hambatan tariff dan non tariff produk Indonesia ke Uni Eropa akan diberlakukan dengan ketat.

Keuntungan kedua dari penyelesaian perjanjian dagang IEU-CEPA adalah meningkatnya industri dalam negeri. Menurut Jerry, kebangkitan industri sangat dipengaruhi oleh akses perdagangan yang luas.

“Pemasaran adalah syarat mutlak bagi industri manapun. Karena itu kita perlu terus menjaga akses pemasaran dan mata rantai supply ini agar industri kita bangkit,” katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peluang UMKM

Kemenperin Akan Tingkatkan Daya Saing Industri Tekstil
Aktivitas jual beli bahan kain di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (1/4/2021). Kemenperin ingin meningkatkan daya saing industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional, salah satunya dengan berupaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku tekstil impor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Yang dimaksud industri di sini, kata Jerry, bukan hanya industri besar tetapi juga UMKM. Dia optimistis melihat peluang upscale bagi UMKM Indonesia jika IEU-CEPA dan perjanjian perdagangan lain bisa dimanfaatkan dengan optimal.

Dampak positif ketiga yang didapat dari penyelesaian IEU-CEPA adalah meningkatnya investasi. Jerry berpendapat bahwa perdagangan yang makin intensif tentu akan meningkatkan industri dan pada gilirannya akan membuat Indonesia akan menarik bagi investasi baik dari dalam maupun luar negeri.

Dengan meningkatnya investasi makin banyak tenaga kerja terserap dan makin banyak potensi masyarakat yang muncul. Pada akhirnya kesejahteraan akan meningkat dan Indonesia bisa memperkuat kedudukannya sebagai negara dengan kekuatan ekonomi besar.

Untuk itu, menurut Wamen milenial itu, Kemendag tidak bisa berjalan sendiri. Perlu kerjasama yang baik dengan kementerian dan lembaga lain. Itulah sebabnya Mendag dan Wamendag sangat aktif menjalin komunikasi dan sinergi dengan K/L lain.

“Roadshow terus agar kerja Kabinet Indonesia Maju bisa komprehensif dan integratif, termasuk dalam perdagangan dan industri. Bukan hanya di sektor perkotaan tetapi juga desa-desa harus ikut merasakan dampak. Itu yang saya bicarakan dengan Pak Menperin tadi.” Kata Jerry.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya