Hore! Ada Stimulus Rp 400 Miliar Buat UMKM, Meluncur 20 April 2021

Pemerintah akan kembali memberikan stimulus kepada pelaku Usaha Mikro Keciil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 400 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2021, 13:15 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2021, 13:15 WIB
Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. (dok: Pramita)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut, pemerintah akan kembali memberikan stimulus kepada pelaku Usaha Mikro Keciil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp400 miliar. Hal itu dilakukan untuk mendukung pemulihan khusus bagi UMKM.

"Laporan yang saya dapat demand terus naik, dan juga nanti stimulus Rp400 miliar tanggal 20 bulan ini akan diluncurkan," kata Luhut di acara Pembukaan UKM Jawa Barat Paten, Sabtu (3/4).

Meski begitu, dirinya tidak menjelaskan stimulus seperti apa yang nantinya bakal diberikan kepada UMKM.

Tak sampai di situ, pemerintah juga akan berencana mengguyur sebesar Rp2 triliun untuk gerakan bangga berwisata di Indonesia. Rencananya, ini baru akan dilakukan pada Juni-Juli 2021 mendatang.

"Ini saya pikir langkah-langkah pemerintah betul-betul proaktif untuk pendukung ekonomi kita lebih kuat," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengingatkan, masyarakat untuk bangga dan berwisata di Indonesia. Bahkan, dia membuat kampanye menggunakan tagar 'Di Indonesia Aja'.

"Saya mau mengingatkan, harus bangga berwisata di Indonesia #diindonesiaaja," kata Menteri Sandiaga dalam Pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) Sesi I bertema Eksotisme Lombok secara virtual, Jakarta, Rabu (3/3).

Salah satunya berwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang saat ini sudah memiliki Kuta Mandalika. Pariwisata di Lombok itu, kata dia, harus terus didukung. "Kita dukung NTB dan Kuta Mandalika. Ini harus terus didukung dan eksotisme Lombok," kata Menteri Sandiaga.

Menteri Sandiaga menjelaskan, pariwisata di Mandalika tidak hanya sebagai destinasi wisata prioritas. Melainkan sekaligus membangkitkan dan memberikan harapan untuk memastikan produk kreatif di NTB bisa mendunia.

"Kita di pariwisata bukan hanya melihat mandalika sebagai satu destinasi pariwisata prioritas tapi bagaimana kita membangkitkan dan memberikan harapan," kata dia.

Sebab, lanjut Menteri Sandiaga, tujuan dari digitalisasi UMKM untuk memastikan produk kreatif dari pulau seribu masjid ini bisa menembus pasar global. "Memastikan bahwa produk kreatif dari NTB dari Lombok bisa mendunia. Sebab menurut saya ini kuncinya on boarding digitalisasi," kata dia.

Dia pun berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah menjadikan Lombok sebagai tema dalam program Karya Kreatif Indonesia (KKI) Seri 1. Termasuk mendorong para pelaku UMKM di NTB untuk menggunakan QRIS sebagai sistem pembayaran digital.

"Saya terima kasih ke Pak Perry dan jajaran di BI yang tak henti-henti promosikan QRIS (karena) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Gernas BBI," kata dia mengakhiri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mimpi Teten Masduki: Jadikan Koperasi Punya Model Bisnis Berbasis UMKM

Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/4/2021). Rapat terkait evaluasi pelaksanaan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebagai tindak lanjut kunjungan spesifik Komisi VI DPR di Jawa Tengah (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan koperasi bisa menjadi model bisnis berbasis UMKM. Lantaran, para pelaku UMKM yang didominasi usaha mikro, masih melakukan kegiatan usahanya secara perorangan. Bahkan, dengan jumlah UMKM sebesar 99,9 persen, kontribusi terhadap PDB nasional hanya 60 persen.

"Untuk itu, koperasi bisa menjadi model bisnis di Indonesia dengan berbasis UMKM," kata Teten, pada acara sarasehan Membangun Ekosistem Perkoperasian Nasional Dalam upaya Pemulihan Ekonomi, di Kampus Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin), Di Jatinangor, Jumat (2/4/2021).

Lanjutnya, ia mencontohkan sektor pangan (kedelai, beras, jagung, dan sebagainya) yang masih impor. Sebab, produktivitas petani Indonesia masih rendah karena usaha perorangan tidak bisa masuk skala ekonomi.

Menurut Teten, mayoritas petani kita memiliki lahan yang sempit, sehingga tercipta keterbatasan dalam hal kualitas dan suplai produk. "Lagi-lagi, dalam kondisi seperti itu, koperasi bisa mengkonsolidasi petani-petani berlahan sempit tersebut," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berpendapat apabila koperasi bisa mengkonsolidasi usaha-usaha kecil tersebut menjadi skala ekonomi maka akan mudah masuk ke pasar luar.

 "Kami sudah memiliki kajian terhadap produk buah pisang yang memiliki pangsa pasar bagus di luar negeri. Dimana untuk masuk skala ekonomi, harus perlahan paling sedikit 400 hektar," katanya.

Lebih dari itu, dengan korporatisasi petani, khususnya di sektor pangan, harus menggandeng Offtaker agar produk pertanian terjaga suplai dan kualitasnya.

"Saya contohkan petani bawang di Brebes, yang sejahtera itu tengkulaknya, bukan petaninya. Fungsi tengkulak bisa digantikan koperasi. Koperasi yang harus membeli produk petani yang akan diserap Offtaker. Ini model bisnis yang sedang kita bangun," Jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya