Liputan6.com, Jakarta - Bank Julius Baer menobatkan Ibu Kota Indonesia, Jakarta, sebagai salah satu kota termahal di dunia dalam Global Wealth and Lifestyle Report 2021. Jakarta berada di peringkat 20 dari daftar 25 kota termahal di dunia.
Peringkat ini didasarkan pada harga barang-barang mewah yang dibeli oleh individu berpenghasilan tinggi dan sangat tinggi (HNWIs) di 25 kota di dunia. Jakarta menempati posisi dominan dalam dua produk yaitu tas wanita dan whisky. Dari daftar 25 kota, Jakarta menempati posisi kedua dalam peringkat harga barang mewah tas wanita, dan peringkat ketiga untuk whisky.
Selain itu, Jakarta juga termasuk kota termahal untuk sepeda, mobil, perhiasan, properti, penerbangan kelas bisnis, dan hotel suite.
Advertisement
Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal, mengatakan Jakarta dan kota-kota yang masuk dalam laporan tersebut merupakan hasil dari keterlibatan dalam dunia internasional, termasuk perdagangan hingga arus investasi. Hal ini menyebabkan adanya konvergensi antar kota-kota di dunia, yang artinya terutama negara-negara berkembang mulai mendekati negara-negara maju.
"Hampir tidak ada bedanya antara orang kaya di sini sama di luar negeri. Karena salah satunya internasionalisasi, bahkan ada ekspatriat yang tinggal di sini," jelas Fithra kepada Liputan6.com pada Rabu (14/4/2021).
Kendati demikian, ia menyoroti Jakarta sebagai salah satu kota termahal justru lebih banyak ditopang sektor jasa, keuangan, dan pelayanan. Ia mengatakan, ada pertumbuhan yang tidak proporsional jika dibandingkan sektor lain, manufaktur misalnya.
Menurutnya, yang menjadikan Jakarta tumbuh cepat adalah ketergantungan yang cukup tinggi pada sektor jasa tersebut. Berdasarkan datanya, 60 hingga 70 persen transaksi uang di Indonesia itu berada di Jakarta karena pertumbuhannya yang cepat.
Ada ketimpangan upah yang cukup besar antar sektor jasa dan manufaktur. Padahal untuk bisa sustainable, kata Fithra, negara-negara berkembang harus memiliki topangan kuat dan salah satunya dari sisi manufaktur.
"Sumbangan sektor manufaktur sekarang tinggal 19 atau 20 persen padahal sebelumnya kita sempat capai di 29 persen. Kita sudah turun terus kontribusinya," tutur Fithra.
"Ini yang menyebabkan upah di sektor manufaktur kalau dibandingkan di sektor jasa memang agak timpang," sambungnya
Di sisi lain, masyarakat ekonomi menengah ke atas disebut memiliki pertumbuhan upah dan penghasilan yang tinggi. Sehingga dinilai mampu menjalankan gaya hidup di Ibu Kota.
Untuk masyarakat dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta Rp 4,4 juta, katanya, masih bisa hidup di Jakarta. Hal ini selama bisa menyesuaikan diri dengan pendapatannya.
Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jakarta Masuk Daftar Kota Termahal di Dunia, Peringkat Berapa?
Bank Julius Baer merilis Global Wealth and Lifestyle Report 2021, yang berisi daftar kota termahal di dunia. Ibu Kota Indonesia, Jakarta berada di peringkat ke 20 dari daftar 25 kota termahal di dunia.
Dikutip dari CNBC pada Selasa (13/2/2021), Asia menjadi tempat termahal di dunia. Asia dinilai memiliki ketahanan menjaga harga tetap tinggi meski di tengah pandemi Covid-19.
ÂGlobal Wealth and Lifestyle Report 2021 menyebutkan bahwa Asia merupakan kawasan paling mahal bagi individu berpenghasilan tinggi dan sangat tinggi (HNWIs).
Empat dari lima kota termahal untuk HNWIs, yakni individu dengan USD 1 juta atau lebih aset yang dapat diinvestasikan, kini berada di Asia.
Berikut 25 kota termahal di dunia tersebut:
1. Shanghai
2. Tokyo
3. Hong Kong
4. Monako
5. Taipei
6. Zurich
7. Paris
8. London
9. Singapura
10. New York
11. Bangkok
12. Dubai
13. Milan
14. Sidney
15. Barcelona
16. Manila
17. Frankfurt
18. Moskow
19. Miami
20. Jakarta
21. Sao Paulo2
2. Mumbai
23. Mexico City
24. Vancouver
25. Johannesburg
Advertisement