Jokowi Bakal Letakkan Batu Pertama Proyek Ibu Kota Baru Tahun Ini

Pemerintah Jokowi akan groundbreaking atau peletakan batu pertama Istana Kepresidenan di Ibu Kota Baru (IKN) pada tahun ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2021, 17:47 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2021, 17:39 WIB
Ibu Kota Baru
Desain Masjid Agung di Ibu Kota Negara (IKN) Baru, Kalimantan Timur. (dok. tangkapan layar Instagram @nyoman_nuarta/https://www.instagram.com/tv/CNMqEsMH8NU/)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Jokowi akan groundbreaking atau peletakan batu pertama Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara (IKN) pada tahun ini. Ha ini dilakukan jika semua persiapan sesuai rencana dalam masterplan.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, sejauh ini anggaran yang disiapkan oleh pemerintah untuk IKN sebesar Rp1,7 triliun. Anggaran tersebut sudah diberikan di masing-masing Kementerian atau Lemabaga (KL).

"Anggaran itu selalu ada di dalam masing-masing kementerian dan lenbaga," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4/2021).

Secara rinci, belanja untuk persiapan berbagai infrastruktur dasar di ibu kota baru sebesar Rp800 miliar. Anggarannya tersebar di beberapa kementerian, seperti Kementerian PUPR, Kemenhub, KLHK, hingga ATR/BPN.

"Dan ada dana belanja PDF (project development fund) Rp 900 miliar yang sifatntya non kementerian lembaga," jelasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Fadjroel Rachman memastikan, ground breaking atau peletakan batu pertama Istana Negara di ibu kota baru akan dilakukan pada tahun ini oleh Presiden Jokowi.

Fadjroel mengatakan persiapan untuk ground breaking sudah lancar, baik dari Kementerian PUPR maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

"Ibu Siti Nurbaya (Menteri LHK) yang menangani untuk lingkungan hidup dan sekarang juga beliau sudah membuat semacam kebun hutan untuk penanaman kembali nanti beberapa lingkungan hutan yang rusak," kata Fadjroel dalam video di instagramnya, Sabtu (17/4).

"Karena 70 persen nanti IKN (ibu kota negara) itu adalah hutan hijau karena dia jadi paru-paru dunia," sambung Fadjroel.

Sementara terkait lokasi, dia menyebut Istana Negara di ibu kota baru, Kalimantan Timur (Kaltim) akan berada di atas bukit. Nantinya, kata dia, model Istana Negara berhadapan dengan Gedung DPR seperti Gedung Capitol dengan White House Amerika Serikat.

"Istana Negara di Ibu Kota Negara itu nanti di atas bukit dan menghadap kota Balikpapan dan berhadapan juga secara langsung dengan nanti Gedung MPR-DPR. Jadi seperti kita di Washington DC itu antara Gedung Capitol degan White House. Jadi modelnya begitu," jelas Fadjroel.

 

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jubir Presiden Sebut Pembangunan Ibu Kota Baru Bisa Serap Jutaan Tenaga Kerja

Desain Ibu Kota Baru
Visual desain garuda di bangunan Istana Negara Ibu Kota Baru. (dok. tangkapan layar IGTV @suharsomonoarfa)

Juru Bicara Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Fadjroel Rachman mengatakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di menjadi salah satu strategi pemulihan ekonomi Indonesia. Dia menyebut pembangunan IKN akan menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang besar.

"Diharapkan ketika nanti pertama kali ground breaking, itu pembangunan di tahun pertama itu akan bisa menyerap hampir 100 ribuan tenaga kerja," jelas Fadjroel kepada wartawan, Kamis (22/4/2021).

Adapun ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur akan dimulai pada 2021. Sementara, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan ibu kota negara baru mampu menyerap hingga jutaan tenaga kerja.

"Sampai tahun 2045 menurut master plan yang diberikan oleh PPN Bappenas itu akan menyerap hampir 5 juta tenaga kerja," ujar dia.

Selain itu, pembangunan ibu kota baru diharapkan bisa memulihkan kembali perekonomian Indonesia pasca dihantam krisis akibat pandemi Covid-19. Terlebih, perekonomian Indonesia memang terpuruk karena virus corona yang setahun melanda tanah air.

"Diupayakan dengan adanya IKN yang Insyaallah mungkin akan menyerap cukup besar sekitar Rp 500 triliun rupiah, dimana hanya 1 persen itu berasal dari APBN selebihnya Itu adalah pembiayaan dari berbagai sumber dengan berbagai metode juga untuk pembiayaanya," kata dia.

"Jadi harus diingat bahwa ibu kota negara itu adalah salah satu simpul untuk pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 ini," sambung Fadjroel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya