Ajukan KPR Subsidi di BTN Kini Gratis Kompor Listrik

Bank BTN mulai merealisasikan program bubdling KPR subsidi dengan kompor listrik

oleh Athika Rahma diperbarui 23 Apr 2021, 16:20 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2021, 16:20 WIB
BTN Targetkan 250 Ribu KPR pada 2021
Suasana di perumahan subsidi Green Citayam City, Ragajaya, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2021). ). PT BTN Tbk optimis realisasi Kredit Pemilikan Rumah atau KPR mencapai 200-250 ribu unit pada 2021. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

 

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN membidik seluruh penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi BTN pada 2021, akan menggunakan kompor induksi atau kompor listrik.

Target tersebut merupakan wujud komitmen Bank BTN mendukung Gerakan Konversi 1 Juta Kompor LPG ke Kompor Induksi yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan program bundling KPR Subsidi dengan kompor induksi tersebut merupakan hasil kemitraan dengan PT PLN (Persero). Program ini juga sejalan misi perseroan untuk menyediakan hunian murah, nyaman, dan aman bagi masyarakat Indonesia.

"Jika dihitung nilai penggunaannya sehari-hari, kompor induksi itu lebih murah dan aman. Penggunaan kompor induksi di seluruh rumah subsidi yang kami biayai juga dapat mengakselerasi kemandirian energi nasional," ujar Hirwandi di Jakarta, Jumat (23/4/2021).

Sebagai wujud dukungan atas komitmen tersebut, pada Jumat (23/4), Bank BTN menggelar Akad Perdana KPR Subsidi BTN dalam rangka Gerakan 1 Juta Kompor Induksi bersama PLN.

Akad tersebut digelar di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Tangerang, Banten. Adapun akad perdana diikuti oleh 71 debitur dari total 3.100 unit rumah yang ada di lokasi tersebut.

"Ke depannya, tentu setiap perumahan subsidi yang kami biayai di tahun ini juga akan mendapatkan fasilitas serupa," kata Hirwandi.

Rumah yang menggunakan kompor induksi, yang dibiayai Bank BTN akan memperoleh insentif dari PLN berupa keringanan biaya penyambungan listrik.

"Kami berharap dukungan penuh untuk Gerakan 1 Juta Kompor Induksi ini dapat mendongkrak akselerasi kemandirian energi nasional," tutup Hirwandi.

Sementara itu, hingga akhir Maret 2021, emiten bersandi saham BBTN ini juga sukses mencatatkan pertumbuhan penyaluran KPR Subsidi. Catatan keuangan Bank BTN menunjukkan, KPR subsidi tercatat naik 9,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp122,96 triliun per kuartal I/2021.

Pertumbuhan KPR Subsidi tersebut tercatat menjadi penopang terbesar penyaluran kredit dan pembiayaan BTN yang naik sebesar 3,19 persen yoy menjadi Rp261,34 triliun per akhir Maret 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pinjam Uang ke BTN, Erick Thohir: Harus Gunakan Kompor Listrik

Erick Thohir
Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir membahas perlindungan tenaga kesehatan dari paparan COVID-19 dalam pertemuan dengan IDI di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Pemerintah mendorong masyarakat memakai kompor listrik. Salah satunya dengan menerapkan gerakan bersama melalui fasilitas yang sedang dibangun pemerintah.

Menteri BUMN Erick Thohir bahkan menyebut, salah satu syarat yang harus dipenuhi saat melakukan pengajuan kredit tempat tinggal melalui PT BTN (Persero) Tbk ialah penggunaan kompor listrik.

"Kita akan gerakan bersama melalui fasilitas yang sedang dibangun pemerintah, baik itu Perumnas, BUMN karya bahkan tadi sama BTN juga. Semua yang pinjam uang ke BTN harus pakai kompor listrik juga, termasuk swasta," kata Erick, saat acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dengan BUMN karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian BUMN, Rabu (31/3/2021).

Selain itu, Erick juga memberikan contoh hematnya penggunaan kompor listrik sama dengan pemakaian mobil listrik. Penggunaan kendaran ramah lingkungan ini jauh lebih irit dibanding mobil yang masih menggunakan bahan bakar fosil.

"Awal tahun ini kita membuktikan bahwa dari Jakarta sampai Bali kalau naik mobil bensin habis Rp 1,1 juta tapi dengan mobil listrik cuma Rp 250 ribu," ujar dia.

Meski demikian, Erick menegaskan kesinambungan antara masyarakat dengan pemerintah menjadi kunci peralihan ini bisa dilakukan dengan baik. Karena itu pemerintah meminta dukungan penuh dari masyarakat.

"Seperti vaksinasi, pemerintah berusaha mendatangkan vaksin, membuat vaksin merah putih, tapi saat mau divaksin masyarakat sulit," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya