Rupiah Lesu Usai Dukungan Menkeu AS Soal Kenaikan Suku Bunga

Rupiah dibuka di angka 14.440, melemah dibandingkan penutupan sebelumnya.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Mei 2021, 10:44 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2021, 10:44 WIB
3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Ilustrasi dana BLT

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Rabu pekan ini. Rupiah melemah pascapernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang hawkish alias mendukung kenaikan suku bunga acuan.

Mengutip Bloomberg, Rabu (5/5/2021), rupiah dibuka di angka 14.440, melemah dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di 14.430 per dolar AS. Namun pada pukul 10.30 WIB, rupiah menguat ke angka 14.432 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.432 per dolar AS hingga 14.442 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,72 persen.

"Dolar AS outlook-nya menguat lebih lanjut di tengah pasar yang mempertimbangkan pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen semalam yang mengatakan bahwa suku bunga perlu dinaikkan untuk mencegah ekonomi Amerika Serikat dari overheating," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya dikutip dari Antara, Rabu (5/5/2021).

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya naik 0,3 persen menjadi 91,278. Indeks dolar telah merosot lebih dari 2 persen pada April.

Sedangkan, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,59 persen melanjutkan penurunan tiga hari berturut-turut bahkan ketika ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan meningkatnya inflasi.

Selanjutnya, pada hari ini pasar akan mencari katalis dari data ekonomi AS seperti ADP Non-Farm Employment Change dan ISM Services PMI yang akan dirilis Rabu malam.

Di sisi lain, pelaku pasar juga tampaknya masih khawatir terhadap memburuknya kasus COVID-19 global.

Pada Selasa (3/5/2021), rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.430 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.450 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Prediksi Rupiah Bakal Terus Menguat

Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bank Indonesia (BI) mencermati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat. Hal ini didukung oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah pada 18 November 2020 menguat sebesar 3,94 persen point to point dibandingkan dengan level akhir Oktober 2020.

"Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74 persen point to point atau 0,67 persen secara rata-rata dibandingkan dengan tingkat September 2020," jelasnya dalam sesi teleconference, Kamis (19/11/2020).

Menurut dia, selain karena peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, penguatan rupiah juga terjadi seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global, seeta persepsi positif terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

Dengan perkembangan ini, Perry mencatat, rupiah sampai dengan 18 November 2020 terdepresiasi sekitar 1,33 persen secara year to date jika dibandingkan akhir 2019 lalu.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang bahwa penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring dengan levelnya yang secara fundamental masih undervalued," ujar Perry

"Hal ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko di Indonesia yang menurun, dan likuiditas global yang besar," tandasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya