Liputan6.com, Jakarta Berkat berbagai kesuksesan yang dicetak produsen mobil listrik Tesla sepanjang tahun lalu, turut berimbas positif pada kompensasi jumbo yang diperoleh sang CEO, miliarder Elon Musk untuk periode fiskal 2020.Â
Â
Jika dihitung dengan berbagai kompensasi yang didapatkannya, Musk adalah CEO dengan gaji terbesar tahun lalu.
Â
Ini berdasarkan perhitungan Forbes, Senin (10/5/2021), kompensasi Musk pada tahun lalu diperkirakan mencapai USD 11 miliar setara Rp 155,44 triliun (USD 1= Rp 14.131,50)
Â
Kompensasi tersebut disesuaikan dengan berbagai rekor pada pertumbuhan kapitalisasi pasar dan nilai pendapatan yang dibukukan Tesla.
Â
Untuk mencairkan kompensasi tersebut, terdapat 12 tahap yang masing-masing tahap bisa didapatkan apabila Musk berhasil membawa Tesla mencapai nominal tertentu.Â
Â
Sesuai ketentuan yang dibuat tahun 2018, jika berhasil mencapai seluruh tahap itu, Musk bakal diberi hak untuk membeli 101,2 juta lembar saham Tesla dengan harga USD 70 atau sekitar Rp 989.205.
Â
Ini Berkali lipat lebih murah dari harganya saat ini lebih dari USD 670 atau lebih dari Rp 9,4 juta per lembar saham.Â
Â
Tahun 2020 Tesla berhasil menyentuh berbagai rekor baru dan harga sahamnya naik tujuh kali lipat. Karena itu, Forbes mencatat Musk telah berhasil mencapai empat tahap pertama dari total kompensasi yang ditawarkan.Â
Â
Ketentuannya ialah, jika berhasil mencapai satu tahap, Musk diberi kesempatan untuk membeli 8,4 juta lembar saham dengan harga yang sudah ditetapkan sebelumnya.Â
Â
Forbes menghitung, tahun lalu Elon Musk diperkirakan mengeluarkan biaya USD 2,36 miliar untuk membeli tawaran hadiah saham murah itu.
Â
Namun, jika menyesuaikan dengan harga saham Tesla sebenarnya pada periode pemberian kompensasi, Musk mengumpulkan USD 13,3 miliar sebagai nilai kompensasinya.Â
Â
Dengan nilai itu, artinya Musk telah untung USD 11 miliar sebagai bagian dari kompensasinya tahun lalu, yang juga menyumbang pada penambahan kekayaannya.
Â
Saat ini ia berada di peringkat tiga orang terkaya dunia, dengan harta sebanyak USD 165,7 miliar atau sekitar Rp 2.356 triliun berdasarkan data Forbes pada 5 Mei kemarin.Â
Â
Â
Saksikan Video Ini
CEO Bergaji Mahal
Dikutip dari Business Insider, berdasarkan pemeringkatan yang dibuat oleh New York Times beberapa waktu lalu, Chad Richison yang merupakan CEO Paycom menjadi pemimpin eksekutif dengan gaji terbesar di bandingkan perusahaan mana pun di dunia.Â
Â
Richison diperkirakan mendapat total kompensasi USD 211 juta atas kerjanya tahun lalu. Ini setelah ia berhasil membawa perusahaannya yang menyediakan layanan teknologi manajemen SDM, mencapai harga saham tertentu yang ditargetkan perusahaan.Â
Â
Hal serupa seperti yang dialami Musk. Bedanya, Musk menerimanya dalam bentuk penambahan saham, yang sesuai ketentuan perusahaan tidak dapat dijual hingga lima tahun mendatang.Â
Â
Karena itu, meskipun dia memiliki hak untuk menggunakan total 33,77 juta opsi saham murah dari hadiahnya tahun 2020, dia tidak dapat dengan segera menguangkannya dan menambah harta tunai. Ini juga yang diduga jadi alasan Musk tidak dimasukkan ke dalam daftar CEO bergaji termahal.Â
Â
Sementara itu, sejak awal 2021 Tesla masih terus melanjutkan rekor barunya. Terutama setelah pendapatan kuartal pertamanya meledak. Musk menyelesaikan dua tahap lagi dari 12 tahap penghargaan tadi.Â
Â
Ini akan memberinya hak untuk menambah 16,9 juta lembar saham harga murah, setelah itu disetujui oleh dewan.
Â
Jika mengakumulasikan dengan empat tahap yang sudah dicapai tahun lalu, enam tahap yang sudah dicapainya hingga saat ini berjumlah sekitar 50,6 juta saham, yang nilainya sekitar USD 33,9 miliar atau sekitar Rp 482 triliun pada harga saham saat ini.
Â
Â
Reporter: Abdul Azis Said
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓