Erick Thohir Ditanya Soal Pemecatan Direksi BUMN: Tegas Bukan Pilihan

Erick Thohir menegaskan jika BUMN dibentuk dengan dua tujuan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2021, 15:48 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2021, 15:48 WIB
Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir. (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kerap merombak jajaran manajemen di tubuh BUMN. Terbaru, pihaknya memecat seluruh direksi Kimia Farma Diagnostika imbas kasus rapid tes antigen bekas.

Dia mengatakan, dengan adanya pemecatan direksi bukan berarti tak punya empati. Namun, ketegasan bukan merupakan pilihan apalagi jika direksi terbukti korupsi dan terlibat kasus hukum.

"Bukan kita tak punya empati, tetapi tegas itu bukan pilihan. Kalau jelas dia korupsi, jelas ada kasus hukumnya, masa nggak diberesin," katanya dalam Podcast Youtube Deddy Corbuzier, ditulis Selasa (1/6/2021).

Erick Thohir menegaskan jika BUMN dibentuk dengan dua tujuan. Pertama, sebagai korporasi yang wajib memberi keuntungan bagi negara. Lalu kedua, memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"BUMN itu kan dibentuk untuk dua, satu korporasi, satu sebagai publik service. Oke publik servicenya nggak gampang. Oke saya naik kereta ini, kotor. Kotor nya dia belum tentu sama dengan yang lain. Salah satu yang bisa dibenerin, bener nggak keretanya datang ontime. Jangan sampai kecelakaan. Jadi anda standar," jelasnya.

Dari sisi korporasi, BUMN diwajibkan memberikan deviden. Deviden menjadi salah satu sumber dana yang dipakai pemerintah dalam memberikan program yang baik bagi masyarakat.

"Memberikan keuntungan atau deviden kepada pemerintah agar pemerintah tak mengandalkan utang dan pajak. Harus ada aliran dana baru supaya bisa memberikan program yang baik untuk rakyat," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Ini

Buntut Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Semua Direksi Kimia Farma Diagnostika

Langkah tegas diambil Kementerian BUMN yang memecat seluruh direksi Kimia Farma Diagnostika (KFD). Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas kasus antigen bekas yang terjadi di Bandara Kualanamu, beberapa waktu lalu.

Janji Menteri BUMN Erick Thohir untuk turun langsung dalam menangani kasus ini dibuktikan dengan keluarnya suratpemecatan pada seluruh direksi.

Erick menegaskan bahwa apa yang terjadi di Kualanamu adalah persoalan yang mesti direspons secara profesional dan serius. Setelah melakukan penilaian secara terukur dan berlandaskan semangat good corporate governance, maka langkah tegas mesti diambil.

"Setelah melakukan pengkajian secara komprehensif, langkah (pemberhentian) ini mesti diambil. Selanjutnya, hal yang menyangkut hukum merupakan ranah dari aparat yang berwenang," kata Erick dalam keterangan persnya, Minggu (16/5/2021).

Erick menegaskan seluruh BUMN terikat pada kesepakatan bersama untuk bertindak profesional sesuai dengan core value yang dicanangkan, yakni amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Apa yang terjadi di kasus Kualanamu dinilai bertentangan dengan core value tersebut.

"Karena memang sudah tak sejalan dengan core value tersebut, maka tidak memandang siapa dan apa jabatannya, maka kami persilakan untuk berkarier di tempat lain," kata Erick.

Erick pun menjelaskan bahwa ada kelemahan secara sistem yang membuat kasus antigen bekas dapat terjadi. Hal ini berdampak luas bagi kepercayaan masyarakat. Menurut Erick, sebagai perusahaan layanan kesehatan rasa kepercayaan yang diperoleh dari kualitas pelayanan menjadi hal yang tak bisa ditawar.

"Akumulasi dari seluruh hal tersebut membuat kami berkewajiban untuk mengambil langkah ini. Ini bukan langkah untuk menghukum, tapi langkah untuk menegakkan dan memastikan bahwa seluruh BUMN punya komitmen untuk melayani, melindungi, dan bekerja untuk kepentingan masyarakat," kata Erick.

Saat ini, auditor independen sedang bekerja juga untuk memeriksa semua lab yang ada di bawah BUMN Kimia Farma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya