Liputan6.com, Jakarta Sugito, pria berusia 68 tahun tampak fokus memasang rangkaian kertas bekas yang sudah diolah sedemikian rupa pada sebuah miniatur monas, Rabu (9/6/2021).
Disampingnya tampak lintingan koran, lemm gunting melengkapi kegiatannya. Lelaki paruh baya ini, mengolah sampah kertas koran bekas menjadi barang bernilai. Ikon Ibu Kota negara DKI Jakarta jadi pilihan.
Advertisement
Kemampuan untuk membuat kerajinan itu Sugito dapatkan secara otodidak. Pembuka jalan tambahan penghasilan yang bisa didapat dari minat membeli para pelancong ke Jakarta.
Sugito bergabung dalam Bank Sampah Tri Alam Lestari yang berlokasi di Jakarta Selatan. Usut punya usut, bank sampah ini dikelola putri Sugito. Kerajinan yang memanfaatkan limbah kertas koran bekas hasil setoran para nasabah di bank sampah.
Bank Sampah Tri Alam Lestari, Wadah yang memanfaatkan limbah yang banyak dibuang masyarakat bisa kembali punya nilai komersil.
Tentu tak bisa sembarang orang mengerjakan buah tangan kerajinan dari sampah koran bekas ini. Butuh ketekunan dan kreativitas. Meski bila mau belajar, sejatinya semua bisa mengikuti jejak Sugito.
Nilai ekonomis tercipta lewat kreativitas. Bisa jadi alternatif tambahan penghasilan selain mengandalkan pekerjaan bergaji setiap bulannya.
Tak hanya miniatur Monas, barang kerajinan yang dibuat Sugito di antaranya tempat tisu, lampu hias, wadah buah, tatakan gelas, dan wadah air mineral.
Barang-barang tersebut bisa dimiliki dari harga mulai Rp 50 ribu sampai Rp 250 ribu tergantung pada jenis dan ukuran.
Satu kegiatan yang bisa ditiru yang lain, bukti ikut dalam menjaga lingkungan. Maklum, sampah seakan menjadi momok masyarakat sejak lama.