Penghematan Konsumsi Energi, Kementerian ESDM Dorong Industri Lampu LED Dalam Negeri

Kementerian ESDM akan terus mendorong industri lampu dalam negeri, agar dapat mengurangi dominasi impor lampu LED, yang saat ini mencapai sekitar 70 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2021, 13:04 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2021, 12:57 WIB
Penghematan Konsumsi Energi, Kementerian ESDM Dorong Industri Lampu LED Dalam Negeri
(Foto:Dok.Kementerian ESDM)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian ESDM akan terus mendorong industri lampu dalam negeri, agar dapat mengurangi dominasi impor lampu LED, yang saat ini mencapai sekitar 70 persen. Beberapa industri lampu LED dalam negeri telah mampu memproduksi lampu LED berkualitas tinggi dan berkapasitas besar, bahkan ada yang telah diekspor ke berbagai negara.

Hal ini didasari survei awal penyusunan roadmap Lampu LED yang dilakukan tim teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) ke Tangerang, Bogor, Cikarang, Bandung dan Bekasi pada 8-16 Juni 2021.

Kepala P3TKEBTKE, Haryanto menjelaskan produksi lampu LED di tanah air terus tumbuh. Terlihat dari angka penjualan per tahun, dari 22 juta lampu pada tahun 2012 menjadi 60 juta unit pada tahun 2019. Penggunaan lampu ini perlu ditingkatkan lagi, mengingat pemanfaatan lampu LED pada rumah tangga saat ini baru sebesar 52 persen, sisanya lampu CFL (41 persen) dan lampu pijar (7 persen).

“Pada tahun 2030 permintaan lampu LED diproyeksikan akan meningkat menjadi 165 juta unit,” kata Haryanto.

Peningkatan penggunaan lampu LED produksi lokal tidak hanya menghemat energi dan menurunkan emisi, namun juga turut mendukung industri dalam negeri agar mampu bertahan dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Lebih lanjut Haryanto memaparkan beberapa industri lampu LED yang disurvei telah mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan telah lulus SNI, dengan rata-rata faktor daya di atas 90 persen dan efikasi tinggi. Efikasi adalah nilai besaran efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya, untuk membandingkan keluaran cahaya dengan konsumsi energi.

Efikasi diukur dalam lumen per watt (lm/W). Lampu LED menggunakan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah cahaya yang sama dengan lampu konvensional, sehingga lebih efisien. Artinya penggunaan lampu LED dapat menghemat energi minimal sebesar 14% jika dibandingkan penggunaan CFL .

Survei pertama dilakukan tim pelaksana pada PT. Daya Mandiri Terbarukan (DMT) di Tangerang, Banten. Produk utama perusahaan ini adalah lampu LED untuk penerangan jalan umum (PJU), PJU surya, bola lampu LED, lampu tabung LED, lampu LED showcase, lampu LED high bay, dan lampu LED floodlight. Selain mempunyai merek sendiri FujiLED, PT DMT merupakan Original Equipment Manufacturer (OEM) beberapa merek lampu terkemuka.

Kepala Seksi PT DMT, Ono menjelaskan perusahaan yang bergabung dengan Trinitan Global Pasific (TGP) ini berkomitmen memproduksi lampu LED berkualitas tinggi dengan faktor daya di atas 95 persen dan efikasi di atas 100 lm/W. Ono menjelaskan sebagian besar produknya telah memenuhi SNI. PT DMT juga akan melebarkan sayap dengan perusahaan nasional dan luar negeri untuk memproduksi lampu LED.

Survei kedua dilakukan pada dua industri di Bandung pada PT. Solarens Ledindo dan CV. Sentosa Electric. PT. Solarens Ledindo merupakan produsen lampu PJU, lampu LED jenis tabung, high bay, aviation and marine lighting, flood light, lampu industri, dan lampu outdoor lainnya. Anggota Alindo ini bergerak dalam sistem instalasi energi terbarukan dan telah memiliki pelanggan multinasional.

Direktur Utama PT. Solarens Ledindo, Irvin berkomitmen untuk mengembangkan industri lampu LED khususnya PJU di Indonesia. Beragam produk perusahaan ini dapat dilihat pada http://solarens.co.id/id/.

“Efikasi lampu PJU Solarens cukup tinggi, minimal sebesar 160 lm/W dan mudah ditambahkan fitur smart technology, seperti fitur smart dimmer dan sensor cahaya," kata Ono. 

 

Penghematan Konsumsi Energi, Kementerian ESDM Dorong Industri Lampu LED Dalam Negeri
(Foto:Dok.Kementerian ESDM)

CV. Sentosa Electric adalah anggota Gamatrindo dan mempunyai produk utama bola lampu LED dengan merek Keibu, Sook, dan Mona. juga memproduksi berbagai jenis lampu LED seperti ceiling, fan, downlight panel, emergency, PJU, PJU surya, tabung, high bay, bola lampu LED tegangan DC 12 V, dan lampu sorot.

Perusahaan ini dilengkapi peralatan berteknologi tinggi, sehingga dipercaya menjadi OEM lampu LED merek lain di dalam negeri. Rencana pengembangan lainnya adalah melakukan re-desain lampu LED sekitar 6 hingga 8 bulan sekali untuk memenuhi perubahan tren permintaan pasar.

General Manager CV. Sentosa Electric, Ahmad, menjelaskan bola lampu LED yang diproduksi telah lulus SNI / IEC 62560:2015 untuk spesifikasi keselamatan lampu LED. Pencantuman SNI dinilai penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kualitas lampu LED Keibu.

“Efikasi lampu Keibu minimal 110 lm/W dan kami berkomitmen akan terus meningkatkan angka efikasi,” jelas Ahmad.

Industri yang disurvei di Ciawi, Bogor adalah PT. Honoris Industry di Ciawi, Bogor. Anggota Apperlindo ini awalnya dikenal sebagai OEM kamera Fujifilm dan produk komponen optik lainnya. Seiring kamera digital merajai, permintaan kamera film berkurang drastis, sehingga perusahaan ini merubah haluan.

Sejak tahun 2009 PT Honoris Industry memulai bisnis produk penerangan tipe CFL/LHE dan pada tahun 2012 merambah produksi lampu LED bermerek Hori. Beberapa produk di antaranya bola lampu LED, candle, flood light, PJU, PJU surya, high bay, down light, dan tabung T8. Perusahaan dilengkapi peralatan produksi meliputi mesin injeksi plastik, mesin solder otomatis, dan mesin surface mount technology (SMT) untuk pemasangan komponen elektronika secara otomatis dan presisi.

Sales & Marketing Project Director PT. Honoris Industry, Widarto, menjelaskan perusahaan yang berdiri sejak 1982 tersebut memproduksi barang berkualitas tinggi, mengedepankan pelestarian lingkungan hidup serta berkomitmen dalam mengurangi pemanasan global. Perusahaan yang diperkuat 680 karyawan ini juga masih dipercaya sebagai OEM merek lampu global dengan pangsa pasar di Amerika Serikat.

Industri lain yang disurvei adalah PT. Fokus Indo Lighting di Cikarang, Bekasi. Sebagai anggota Alindo, Fokus memproduksi beragam lampu PJU (merek Cosmic, Opera, Galaxy, Bimasakti, dan Mars), PJU tenaga surya (merek Atria), dan flood light (merek Caves, Samba, dan Serayu).

Direktur Utama PT Fokus Indo Lighting, Anshar Muchtar menjelaskan strategi pemasaran PT. Fokus Indo Lighting adalah memenuhi kebutuhan proyek di pemerintah pusat dan daerah. Produk-produk Fokus sudah masuk dalam E-katalog LKPP pada dua periode terakhir. Strategi lain yang dilakukan adalah skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPPBU) dalam mengelola dan menghemat energi PJU.

Anshar menguraikan perusahaanya terus melakukan inovasi pengembangan produk, khususnya teknologi PJU pintar. Fokus mempunyai tiga teknologi PJU pintar, yaitu berbasis radio frequency (RF), power line communication (PLC), dan Global System for Mobile Communications (GSM). Pemilihan teknologi PJU pintar tersebut perlu mempertimbangkan karakteristik wilayah. Teknologi jenis RF lebih murah baik dari biaya awal maupun biaya operasional namun lebih sesuai digunakan untuk daerah yang tidak padat penduduk. Untuk perkotaan, teknologi jenis PLC lebih baik karena tidak mengganggu jaringan RF lainnya.

Minggu ini tim pelaksana dijadwalkan melanjutkan survei pabrik LED di kawasan industri Batam dan sejumlah kota di Jawa Timur. 

 

(*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya