Liputan6.com, Jakarta Miliarder pemodal ventura dan investor bitcoin Tim Draper kukuh dengan prediksinya jika harga bitcoin bisa menembus hingga USD 250.000 atau Rp 3,6 miliar (1 USD = 14,436) pada akhir 2022 atau awal 2023.
Keyakinannya tak terbantahkan meski saat ini nilai mata uang kripto ini berubah-ubah di tengah tudingan penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan.
Baca Juga
"Saya pikir saya akan benar dalam hal ini. Berikan sekitar satu setengah tahun dan pengecer semua akan menggunakan Opennode [pemroses pembayaran bitcoin], jadi semua orang akan menerima bitcoin," kata Draper kepada CNBC, dikutip Liputan6.com, Sabtu (26/6/2021).
Advertisement
Draper pertama kali mengeluarkan prediksi kenaikan harga bitcoin pada 2018. saat itu bitcoin diperdagangkan di angka USD 8.000 atau Rp 115 juta, menurut Coindesk.
Kemudian pada 2014, Draper juga pernah memprediksi kenaikan harga bitcoin. Saat itu bitcoin diperdagangkan sekitar USD 500, dia mengatakan bitcoin akan mencapai USD 10.000 dalam tiga tahun.
Kemudian pada Desember 2017, bitcoin mencapai lebih dari USD 10.000, melonjak ke level tertinggi lebih dari USD 18.900 pada 19 Desember sebelum meluncur kembali ke level terendah USD 7.270 pada awal 2018, menurut Coindesk.
Pada tahun 2014, Draper membeli hampir 30.000 bitcoin yang disita oleh US Marshals Services dari pasar gelap online Silk Road yang sekarang sudah tidak berfungsi.
“Kemudian di luar itu, saya pikir [bitcoin] terus naik karena hanya ada 21 juta di antaranya. Berdasarkan kodenya, hanya 21 juta bitcoin yang dapat “ditambang.” Sejauh ini, lebih dari 18 juta bitcoin sudah beredar,” jelas dia.
Draper, sendiri telah menjadi miliar berkat melakukan investasi awal di Twitter, Skype, Tesla, dan SpaceX. Namun kini dia menjadi investor bitcoin.
Saat ini hanya beberapa perusahaan besar yang menerima bitcoin secara langsung atau tidak langsung melalui aplikasi dompet digital pihak ketiga.
Ini termasuk Microsoft, PayPal, Overstock, Whole Foods, Starbucks, dan Home Depot. Dan banyak ahli melihat bitcoin sebagai penyimpan nilai, seperti emas, bukan mata uang.
Draper mengatakan sebagian besar ahli sedang bekerja untuk meningkatkan bitcoin sekarang. Minggu lalu, bitcoin mendapat peningkatan pertama dalam empat tahun, yang disebut Taproot.
Karena mulai berlaku pada bulan November, perubahan tersebut dilaporkan akan berarti privasi dan efisiensi transaksi yang lebih besar. Ini juga dimaksudkan untuk membuka potensi kontrak pintar pada blockchain bitcoin.
Saksikan Video Ini
Seperti Perangkat Lunak
Menurutnya, Bitcoin seperti Microsoft di dunia perangkat lunak atau Amazon di dunia e-commerce. Dia percaya bitcoin akan menjadi pusat dari semua aktivitas keuangan selama dua hingga tiga dekade ke depan.
Namun, nilai bitcoin tidak stabil, dan ada kekhawatiran atas penggunaan energinya yang sangat besar. Untuk alasan ini dan lainnya, para ahli merekomendasikan untuk hanya menginvestasikan uang sebanyak yang Anda mampu untuk kehilangan bitcoin.
Ketidakstabilan terhadap bitcoin terlihat baru-baru ini. Pada Mei 2021 mata uang ratusan miliar dolardihapus dari cryptocurrency setelah Elon Musk mentweet pada bulan Mei bahwa ia menangguhkan pembelian bitcoin di Tesla karena masalah lingkungan.
"Elon, pertama-tama, adalah salah satu pria paling brilian di dunia, mungkin yang paling brilian, [tapi] dia salah paham," kata Draper.
Kemudian, Musk mengumumkan kembali melalui twitter resminya bahwa Tesla akan menerima bitcoin lagi. Adanya kabar tersebut membuat bitcoin naik lebih dari 7 persen, mendekati USD 40.000 menurut Coinbase.
Dengan demikian meskipun Draper optimis nilai bitcoin akan melonjak di tahun 2022 dan 2023, namun bukan berarti bitcoin akan selalu stabil. Masih ada ketidakpastian yang menyebabkan nilai bitcoin bisa jatuh.
Advertisement