Hadir di Acara The 1st ISMCT 2021, Ini Pesan Menteri ESDM

Seminar ini juga merupakan upaya untuk mempromosikan interaksi dan kolaborasi penelitian di antara para ilmuwan, peneliti, dan industri

oleh stella maris diperbarui 28 Jun 2021, 20:41 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2021, 20:41 WIB
PEP
1st International Seminar on Mineral and Coal Technology (the 1st ISMCT) 2021 secara virtual, Rabu (23/6) di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif membuka 1st International Seminar on Mineral and Coal Technology (the 1st ISMCT) 2021 secara virtual, Rabu (23/6) di Jakarta. Seminar yang digelar selama dua hari itu diikuti lebih dari 350 peserta dan sebagian besar dari kalangan profesional.

Arifin menyampaikan seminar tentang teknologi mineral dan batubara untuk memberikan penekanan utama pada aplikasi praktis dan sukses, dalam situasi kehidupan nyata. Juga untuk memahami hubungan antara kebijakan, hukum dan peraturan dan implementasinya intensitas, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan manajemen penggunaan mineral dan batubara bersih secara substansial sistem.

Arifin menilai pentingnya berbagi pengalaman dan pengetahuan baru mengenai inovasi perkembangan terkini di bidang teknologi mineral, batubara, pertambangan, dan lingkungan, terutama untuk hilirisasi dan peningkatan nilai tambah.

Ditambah lagi, Indonesia kaya sumber daya mineral dan energi dan menjadi pemain penting dalam industri pertambangan global, dengan produksi batubara, tembaga, emas, timah, bauksit, dan nikel.

"Seminar ini juga merupakan upaya untuk mempromosikan interaksi dan kolaborasi penelitian di antara para ilmuwan, peneliti, dan industri," ujar Arifin.

Plt. Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan seminar bertema Sustainable Development on Mining, Processing, and Environment ini terselenggara atas kerja sama Badan Litbang ESDM dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.

Dadan menambahkan saat ini bisnis pertambangan menghadapi banyak tantangan terkait isu global seperti ekosistem keberlanjutan, emisi karbon, serta mineral. Kebijakan pertambangan Indonesia seyogyanya mampu menerjemahkan peluang dan melangkah maju, keluar dari tantangan global, terutama dalam memperbesar nilai tambah mineral dan batubara dalam negeri.

"Makalah ilmiah yang dipresentasikan dan didiskusikan dalam seminar ini diharapkan menjadi wadah interaksi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan pengembangan teknologi mineral dan batubara dalam mewujudkan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, mensosialisasikan hasil litbang dan inovasi yang dapat diterapkan industri," lanjut Dadan.

Dua pembicara utama pada hari pertama adalah Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Sujatmiko dan Peneliti Murdoch University, Australia, Aleksandar Nikoloski. Adapun Kazuyuki Murakami, (Japan Coal Energy Center-J COAL, Jepang) dan Cristian Bolda (Leigh Creek Energy, Australia) akan mengisi hari kedua.

Sejumlah praktisi dan pucuk pimpinan perusahaan sektor mineral dan batubara, baik di tanah air maupun luar negeri turut mengisi acara ini. Empat pakar yang mewakili organisasi dan perusahaan dari luar negeri adalah Sunbaek Bang (Deputy Director of MIRECO Korea), Mohammad Zaid Mohammad Ali (Senior Manager of TNB Fuel Malaysia).

Juga hadir Shukhrat Bobomurodov (Researcher of Research Institute of Soil Science and Agrochemistry Uzbekistan); serta Baiq Dewi Krinayanti (National Project Manager of GOLD-ISMIA, UNDP).

Praktisi dan petinggi perusahaan yang berkomitmen untuk berbagi pengalaman, di antaranya Febriany Eddy (CEO of PT Vale Indonesia Tbk); Rachmat Makkasau (President Director of PT Amman Mineral Nusa Tenggara); Ignatius Wurwanto (Sustainbility & Risk Management Director of PT ITM).

Selain itu hadir pula M. Ikhsan Asaad (Director of Mega Project and New Renewable Energy of PT PLN Persero); Alwin Albar (Director of Business Development of PT Timah Tbk), serta Miftahul Huda (Peneliti Puslitbang Tekmira).

Beberapa asosiasi aktif berpartisipasi, yakni Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia; Ikatan Ahli Geologi Indonesia; Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia; Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan & Permurnian Indonesia; Indonesian Mining Association; Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia; dan Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia.

Puslitbang Tekmira juga menggandeng kalangan akademisi, di antaranya Universitas Trisakti; Universitas Jenderal Achmad Yani; serta Institut Teknologi Sumatera.

Selama dua hari seminar ini juga menampilkan makalah ilmiah dari para peserta yang berjumlah 102. Kontribusi dari peserta tersebut yang terbagi dalam lima kategori yang dipresentasikan secara paralel, yakni mineral (31 makalah), batubara (20 makalah), tambang (20 makalah), lingkungan (20 makalah), serta tekno-ekonomi dan kebijakan (11 makalah). 

 

(*)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya