Awas, Pergerakan Warga Selama PPKM Darurat Dipelototi Menko Luhut

Wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan mobilitas secara keseluruhan sebesar -21,3 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2021, 10:45 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2021, 09:30 WIB
20160517- Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan-Jakarta- Herman Zakharia
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara khusus di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (17/5) Luhut berbagi cerita tentang masalah komunis, Poso dan pemilihan Ketua Partai Golkar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator PPKM Darurat Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan terus memantau penurunan mobilitas warga, ketersediaan tempat tidur, penyediaan obat dan oksigen, vaksinasi, serta SDM tenaga kesehatan di masa PPKM Darurat. Pemerintah akan terus melakukan upaya untuk mengatasi persoalan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun terkait aktivitas warga pada tanggal 11-12 Juli 2021, di wilayah Jawa dan Bali terus mengalami penurunan mobilitas warga saat ppkm darurat.

Akan tetapi, terdapat beberapa wilayah yang justru mengalami peningkatan mobilitas, seperti di wilayah Pantura (Pantai Utara) Provinsi Jawa Barat dan Jawa tengah.

"Saya berharap beberapa hari ke depan, banyak wilayah-wilayah yang kuningnya (penurunan mobilitas dari -20 hingga -30 persen) bertambah," ucap Menko Luhut dalam pernyataannya, Rabu (14/7/2021).

Sebagai informasi, wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan mobilitas secara keseluruhan sebesar -21,3 persen.

Kemudian, pada wilayah Jawa Barat mengalami penurunan mobilitas sebesar -9,0 persen. Sedangkan, di wilayah Banten sebesar -18,1 persen.

Kapasitas Rumah Sakit

Sementara itu, imbuh Luhut, upaya peningkatan kapasitas rumah sakit akan dilakukan melalui dua hal, yakni konversi tempat tidur di seluruh Jawa-Bali menjadi 40 - 50 persen untuk perawatan intensif dan ICU dari keseluruhan total tempat tidur di rumah sakit, terkecuali untuk daerah DKI Jakarta karena kapasitasnya sudah tidak mencukupi. Kemudian, penambahan rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat yang akan dibantu oleh TNI.

"Saya minta bantuan dari TNI, BNPB, dan Kemenkes untuk terus mencari tempat yang akan dijadikan rumah sakit lapangan dan darurat. Demi membantu pasien yang masih mengantri," ungkapnya.

Dalam menentukan rumah sakit lapangan atau darurat, pemerintah berupaya untuk mendapatkan tempat dengan kapasitas daya tampung yang besar. Hal ini dilakukan agar tenaga kesehatan tidak terserap banyak untuk pemecahan beberapa wilayah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


SDM Tenaga Kesehatan

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berbicara hubungan Jokowi dan Prabowo di kediamannya, di Jakarta, Kamis (30/5/2019). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Pemerintah juga berencana untuk menambah SDM tenaga kesehatan, baik untuk perawat dan dokter untuk mempersiapkan skenario terburuk. Untuk menarik minat relawan dokter dari dokter paska magang, diperlukan penyediaan fasilitas istirahat yang layak, memperoleh BPJS kesehatan, mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, dan alokasi biaya komunikasi.

"Kita akan tambah perawat dan dokter yang baru lulus dan akan di training terlebih dahulu selama tiga hari," ujar Menko Luhut

Penurunan Mobilitas

Untuk menurunkan lonjakan kasus harian, pemerintah terus melakukan evaluasi dan penyekatan di beberapa titik di wilayah Jawa dan Bali. Penurunan mobilitas ini dipantau melalui tiga indikator, yakni Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light dari NASA. Berdasarkan analisis historis dibutuhkan penurunan mobilitas -30 hingga -50 persen.

Oleh karena itu, Menko Luhut berharap agar semua pihak dapat terus bekerja sama untuk menerapkan aturan selama PPKM Darurat.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya