PPKM Sangat Mempengaruhi Inflasi Juli 2021

Kebijakan PPKM Level 4 di beberapa daerah berdampak penurunan aktivitas ekonomi dan tingkat permintaan masyarakat, terutama pada kelompok komoditas jasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2021, 19:25 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2021, 19:15 WIB
FOTO: Olahraga di Masa PPKM Level 4
Warga berolahraga di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu ( 25/7/2021). Sejumlah warga tetap beraktivitas olahraga meski Kota Jakarta masih dalam masa PPKM Level 4. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama Juli 2021 sangat memengaruhi aktivitas konsumsi masyarakat. Namun pengaruhnya tersebut masih di koridor dalam artian masih ada konsumsi masyarakat.

"Pemberlakukan PPKM dalam rangka pengendalian pandemi Covid-19 mempengaruhi dinamika aktivitas konsumsi masyarakat dalam level yang terjaga," kata Febrio di Jakarta, Senin (2/8/2021).

Terlihat, inflasi inti pada Juli 2021 sedikit melambat menjadi 1,40 persen (yoy), koreksi tipis dibanding angka Juni 2021 yang ada di level 1,49 persen (yoy). Kebijakan PPKM Level 4 di beberapa daerah berdampak penurunan aktivitas ekonomi dan tingkat permintaan masyarakat, terutama pada kelompok komoditas jasa.

Harga perhiasan emas turun cukup tajam juga menjadi faktor penyumbang turunnya angka inflasi inti pada Juli 2021. Beberapa kelompok pengeluaran menggambarkan perlambatan, seperti rekreasi, kesehatan dan perawatan jasmani.

Sementara kelompok keperluan rumah tangga dan sandang masih relatif stabil. Kelompok pendidikan naik tipis seiring dimulainya tahun ajaran baru.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Volatile Food

Kasus Aktif dan Kematian Akibat COVID-19 di Jakarta Turun
Warga menikmati makanan saat PPKM Level 4 di Jakarta, Minggu (1/8/2021). Bukan saja kasus aktif yang turun, kasus pemakaman dengan Prokes juga turun saat ini menurut Anies, kematian akibat Covid-19 hanya 100-200 per hari. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Inflasi volatile food di angka 2,97 persen, naik dari Juni 2021 yang tercatat 1,60 persen. Harga bahan pangan didorong oleh kenaikan harga aneka bumbu, seperti cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah. Penyebabnya faktor cuaca di masa pergantian musim.

Kebijakan pengendalian harga pangan terus dilakukan melalui beberapa cara. Mulai dari Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) untuk komoditas beras, upaya pengendalian harga pangan hortikultura melalui pemetaan produksi panen, dan dukungan kelancaran distribusi antardaerah. 

Inflasi administered price juga naik di angka 0,61 persen (yoy) pada Juli 2021 dari Juni 2021 yang sebesar 0,49 persen (yoy). Ini dipengaruhi oleh peningkatan harga rokok kretek filter karena transmisi kenaikan cukai.

Sedangkan Kelompok transportasi secara tahun ke tahun mengalami peningkatan inflasi karena faktor deflasi yang lebih dalam pada Juli 2020.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya