Literasi Asuransi Syariah di Indonesia Masih Rendah, Allianz Sasar Anak Muda

Pada keadaan saat pandemi, banyak orang yang menyadari pentingnya asuransi baik asuransi jiwa untuk kematian hingga asuransi penyakit kritis

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Agu 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2021, 16:00 WIB
Allianz Olympic Paralympic.
Allianz menjadi “Mitra Asuransi Global" dari Gerakan Olimpiade & Paralimpiade.

Liputan6.com, Jakarta Kesadaran masyarakat terkait asuransi semakin meningkat, sejalan dengan kesadaran terhadap risiko. Misalnya, pada keadaan saat pandemi, banyak orang yang menyadari pentingnya asuransi baik asuransi jiwa untuk kematian hingga asuransi penyakit kritis.

Kendati demikian, tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia baru sebesar 2 persen, jauh lebih kecil di bawah tingkat keuangan syariah dengan 9 persen. Kendati keuangan syariah masih lebih umum ketimbang asuransi syariah.

Guna menyiasati hal tersebut, unit usaha PT Asuransi Allianz Life Indonesia, Allianz Life Syariah menyasar anak muda untuk menjadi peserta asuransi. Hal ini disampaikan Pimpinan Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia, Yoga Prasetyo.

“Asuransi syariah ini posisinya masih jauh. Mungkin masih lebih besar konvensional. Terkait awareness, di asuransi syariah menghadapi 2 tantangan, pertama terkait (pemahaman) asuransi sendiri, kedua, masuk pada asuransi versi syariah,” katanya dalam webinar Mengenal Wakaf pada Manfaat asuransi Syariah, Selasa (3/8/2021).

Selanjutnya ia mengatakan, pada dasarnya asuransi ini perlu pemahaman yang dijelaskan dari orang ke orang. Artinya, perlu disiapkan orang yang menjelaskan sesuai dengan target orang-orang yang akan mengambil asuransi.

Upaya Allianz menyikapi hal itu, dengan memanfaatkan agen-agen muda yang disebut Life Changer. “Produk asuransi itu harus dijelaskan oleh orang, nah ada Life Changer, Jadi nyambung (target anak muda),” katanya.

Yoga menuturkan, saat ini ia juga menyasar kaum muda atau milenial untuk sadar berasuransi. Ia menilai, kaum muda adalah saat yang tepat untuk memulai asuransi agar mampu memberi jaminan untuk selanjutnya.

“Terus memanfaatkan momentum ini, kita ingin kenalkan lagi ke generasi milenial, saat ini sudah 15300 tenaga pemasar, lebih setengahnya generasi milenial,” katanya.

Tenaga pemasar milenial ini yang jadi garda untuk menggaet minat-minat anak muda untuk sadar berasuransi. Tenaga pemasar yang disebut juga Life Changers itu adalah salah satu bagian dari inovasi produk asuransi lainnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perbedaan Asuransi Syariah

20160217-Ilustrasi Asuransi-iStockphoto
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Sementara itu, Head of Sharia, Marketing & Business Support, Allianz Life Indonesia, Hendra Gunawan menuturkan perbedaan asuransi syariah yang ada di Allianz Life Indonesia.

“Setelah sejumlah nilai disetorkan (input), di tengah-tengah ini yang perlu pahami lebih jauh sebelum ada output,” katanya.

Pertama, perbedaannya ada pada niat. Jika pada asuransi konvensional itu berbicara benefit bagi orang yang membuka asuransi. Atau, dengan kata lain manfaat bagi diri sendiri, seperti ungkapan ‘jaminan apa yang saya dapat’ dan ungkapan lainnya yang serupa.

“Kalau di syariah, intinya tentang, gimana saling bantu untuk kesejahteraan bersama. Ketika asuransi syariah (ungkapan yang keluar) ‘bagaimaan kalau diluar sana kalau dia mengalami risiko, kalau seandainya orang-orang (lain) itu pencari nafkah meninggal dunia, kesejahteraan gimana? Yang dibicarakan adalah dia, mereka. Ini yang perlu dimengerti,” tutur Hendra.

Singkatnya, perjanjian yang dibangun adalah terkait lebih dulu keinginan untuk membantu orang lain.  Bukan berbicara tentang ego, tapi keinginan untuk bisa bantu orang lain diluar sana. Artinya juga masuk dalam mekanisme tolong-menolong.

Sementara itu, dalam pelaksanaannya, Allianz Life Syariah akan menjadi sebagai pengelola dana iuran. Sehingga, dana yang disetorkan peserta akan kembali digunakan oleh peserta. Selain itu, juga digunakan untuk kepentingan peserta lainnya dalam kelompok asuransi tersebut.

“ini hal berbeda, nah fungsinya sebagai pengelola dana iuran, dana tetap jadi milik peserta, untuk peserta, jadi perusahaan asuransi syariah hanya jadi pengelola dana,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya