Optimalkan Bisnis Berkelanjutan, Bank Mandiri Optimis Kinerja Solid

Bank Mandiri berkomitmen untuk tetap memberikan layanan dan kinerja yang optimal, dengan tetap mengedepankan pertumbuhan bisnis dengan kualitas yang baik.

oleh Gilar Ramdhani pada 30 Agu 2021, 13:03 WIB
Diperbarui 30 Agu 2021, 13:02 WIB
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi.

Liputan6.com, Jakarta Bank Mandiri berkomitmen untuk tetap memberikan layanan dan kinerja yang optimal, dengan tetap mengedepankan pertumbuhan bisnis dengan kualitas yang baik.  Pada triwulan II 2021 ini pertumbuhan bisnis dan profitabilitas terus menunjukan kinerja yang membaik, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1.014,3 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13% YoY menjadi Rp 534,2 triliun per akhir kuartal II 2021. Sementara pembiayaan ke segmen UMKM tercatat naik  20,1% YoY menjadi Rp 98,3 triliun hingga kuartal II 2021. Pertumbuhan tersebut juga diimbangi dengan kualitas kredit yang cukup terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 3,08% turun 21bps YoY.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), DPK Bank Mandiri secara konsolidasi hingga kuartal II 2021 tumbuh 19,73% YoY menjadi Rp 1.169,2 triliun, dengan komposisi dana murah sebesar 68,49%. Pertumbuhan dana murah terutama di dorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9% YoY di triwulan II 2021.   Keberhasilan Bank Mandiri dalam menjaga tren pertumbuhan dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri secara YtD (bank only) menjadi 1,71% turun dari level 2,53% pada akhir tahun lalu.

Solidnya kinerja finansial Bank Mandiri pada akhir triwulan II-2021 juga terlihat pada pencapaian laba bersih perseroan yang tumbuh 21,45 % menjadi Rp12,5 triliun, yang terutama disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 % menjadi Rp15,94 triliun.

“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata Darmawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/8).

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Bank Mandiri telah melakukan penajaman strategi, dimana strategi ini tentunya sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mulai menunjukkan kinerja positif, tercermin dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 sebesar 7,07%.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menegaskan, terdapat tiga fokus dalam penajaman bisnis perseroan. Pertama, integrasi bisnis wholesale dan ritel dengan memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale.

Kedua, mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah serta penyaluran kredit dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik. Ketiga, Bank Mandiri akan mengakselerasi digital dengan mengembangkan solusi digital, perbaikan proses, modernisasi channel, serta peningkatan kapabilitas core banking.

“Lewat strategi ini, Bank Mandiri optimis kredit secara bank only mampu tumbuh 6%-7% YoY pada akhir tahun 2021, tentunya dengan tetap memprioritaskan pertumbuhan secara berkualitas," imbuhnya.

Komitmen ini salah satunya diwujudkan lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program andalan pemerintah untuk menyediakan akses pelaku UMKM pada pembiayaan, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5% dari target 2021, dengan jumlah penerima lebih dari 200 ribu debitur UMKM dengan kualitas yang terjaga baik.

Restrukturisasi Kredit

Lalu pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp 126,5 triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 Triliun, dimana 62% dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.

Tidak hanya itu, inovasi serta akselerasi digital Bank Mandiri juga telah membuahkan hasil positif. Digitalisasi layanan melalui aplikasi Livin' by Mandiri sampai dengan Juni 2021 mencatat 7,8 juta pengguna, meningkat 45% dari periode setahun sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, transaksi finansial Livin' by Mandiri mencatatkan kenaikan sebesar 65% secara YoY menjadi 434,9 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 728,9 triliun per Juni 2021. Sadar akan potensi keuangan digital yang masih luas, Bank Mandiri di tahun 2021 ini tengah melakukan pengembangan solusi digital guna mendorong pertumbuhan transaksi digital nasabah dengan memberikan solusi kemudahan digital baik bagi kebutuhan perusahaan maupun individual. Sedangkan dari sisi pengembangan SDM, Bank Mandiri menerapkan nilai inti atau core values BUMN yakni AKHLAK, sebagai bagian dari kesatuan dalam pemerintahan. Darmawan memandang, sebagai perusahaan BUMN tentunya Bank Mandiri tidak bisa berdiri sendiri, sehingga diperlukan kerja sama antar BUMN agar kegiatan korporasi dapat berjalan lebih optimal. Core values AKHLAK sendiri merupakan akronim yang berorientasi pelayanan yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

"Kami meyakini budaya yang ditanamkan, budaya AKHLAK adalah kunci untuk mengembangkan pelayanan termasuk sumber daya manusia (SDM) Bank Mandiri," terang Darmawan.

Bank Mandiri Salurkan Bansos

Selain menjaga momentum pemulihan ekonomi, Darmawan mengungkapkan, pihaknya juga turut aktif berperan sebagai Agent of Development dengan melaksanakan Program Pemerintah berupa Bantuan Sosial (Bansos) secara nasional melalui pemanfaatan agen Bank Mandiri untuk meneruskan bantuan tersebut kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

Total Bansos sebesar Rp 6,61 triliun telah disalurkan Bank Mandiri kepada 5,9 juta KPM hingga Juni 2021, baik melalui Program Keluarga Harapan (PKH) maupun program Sembako dengan melibatkan lebih dari 149 ribu agen Bank Mandiri.

Selain itu, melalui program Kepedulian Sosial Perusahaan, Bank Mandiri dan perusahaan anak juga telah terlibat dalam beberapa program vaksinasi massal baik di Jakarta, Surabaya, Bali dan kota-kota besar di Indonesia.

Dalam peran membantu Pemerintah menanggulangi pandemi Covid-19 Bank Mandiri telah melangsungkan beragam inisiatif. Terbaru, Bank Mandiri telah memberikan bantuan alat kesehatan dan alat sanitasi ke beberapa RS rujukan Covid serta bantuan nutrisi dan vitamin kepada para tenaga medis sebagai pejuang kesehatan di garda terdepan. “Dengan menjaga kinerja perseroan tetap solid, Bank Mandiri sebagai entitas usaha milik negara berkomitmen untuk mengoptimalisasi seluruh sumber daya yang ada untuk mendukung ekonomi nasional segera bangkit dari dampak pandemi,” pungkasnya.

Informasi detail tentang Bank Mandiri bisa diakses melalui www.bankmandiri.co.id.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya