Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari dua ribu pom bensin di Inggris kosong alias tak mendapatkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) imbas dari negara ini kekurangan sopir truk yang menghambat ke pengiriman BBM.
Masalah itu ternyata meluas dan berdampak pada pengiriman obat ke apotek. Bahkan para petani lokal memperingatkan kondisi ini akan membuat kurangnya pemotong daging yang berimbas pemusnahan babi ternak secara besar-besaran, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (1/10/2021).
Baca Juga
Para menteri di Inggris telah berulang kali mengatakan krisis BBM bakal mereda. Tentara bahkan diterjunkan untuk mulai mengamankan area-area tanker bahan bakar.
Advertisement
Para menteri Inggris juga menolak tuduhan bahwa kekurangan pengemudi truk disebabkan oleh Brexit, menunjuk pada kekurangan serupa di tempat lain setelah lockdown COVID-19 menghambat perjalanan pengemudi truk.
Asosiasi Pengecer Bensin Inggris (PRA), yang mewakili 65 persen dari 8.380 pom bensin negara itu, mengatakan anggotanya melaporkan ada 27 persen pom bensin yang kosong, 21 persen hanya memiliki satu jenis stok bahan bakar dan 52 persen memiliki cukup bensin dan diesel.
"Ini habis lebih cepat dari biasanya karena permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Direktur Eksekutif PRA, Gordon Balmer.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Operator Farmasi Inggris Laporkan Seluruh Rantai Pasokan Terkena Dampak
"Seluruh rantai pasokan telah terkena dampak dari pasokan depot grosir masuk hingga pengiriman depot keluar ke apotek," ungkap juru bicara asosiasi yang mewakili operator farmasi besar di Inggris.
Selain bahan bakar dan obat-obatan, industri peternakan di Inggris juga memperingatkan bahwa ratusan ribu ekor babi mungkin harus dimusnahkan dalam beberapa pekan kecuali pemerintah mengeluarkan visa untuk mengizinkan lebih banyak pemotong daging masuk ke negara itu.
Data Kementerian Perhubungan Inggris menunjukkan bahwa lalu lintas kendaraan mengalami penurunan sebesar 6 poin persentase pada Senin dari pekan sebelumnya ke volume terendah - di musim non-liburan sejak 12 Juli 2021.
Inggris mengakhiri pembatasan COVID-19-nya pada 19 Juli.
Gangguan tersebut, dan lonjakan harga yang diperkirakan akan terjadi, mengancam akan melemahkan pertumbuhan ekonomi Inggris, yang diproyeksikan sebesar 7 persen 2021 ini.
Data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional Inggris pada Kamis (30/9) menunjukkan ekonomi tumbuh lebih dari yang diperkirakan sebelumnya pada periode April-Juni 2021 sebelum tampaknya menunjukkan perlambatan tajam baru-baru ini karena kemacetan pasca-lockdown, termasuk naiknya kekurangan pengemudi truk.
Advertisement
Kedubes Inggris Klarifikasi Isu Kelangkaan BBM
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta memberikan klarifikasi terkait isu kelangkaan BBM di negaranya. Mereka berkata tidak ada kelangkaan BBM yang terjadi, serta meminta agar tak perlu panic buying.Â
Permasalah disebut terkait jumlah sopir truk. Pemerintah lantas merilis visa terbaru untuk memudahkan tenaga kerja asing masuk ke sektor tersebut.Â
"Tidak ada kekurangan bahan bakar," kata Kedubes Inggris dalam pernyataan resmi, Jumat (1/10/2021).
"Masalah yang kita lihat selama beberapa hari terakhir ini adalah kekurangan pengemudi truk berat HGV (Heavy Goods Vehicle) yang bersifat sementara karena COVID-19, seperti yang terjadi di negara lain seperti Jerman dan Polandia," jelas pihak Kedubes.Â
Inggris juga telah meibatkan anggota militer sebagai pengemudi tanker dalam jumlah yang terbatas yang siap untuk dikerahkan jika diperlukan. Diharapkan ini bisa lebih menstabilkan rantai pasokan.
Ada pula 5.000 visa untuk pengemudi truk berat HGV untuk periode tiga bulan. Visa ini bertujuan memberikan bantuan jangka pendek untuk industri pengangkutan menjelang Natal.